Senin, 18 November 2019

5 Kebiasaan Buruk yang Sering Tidak Disadari Berbahaya Bagi Kesehatan

Dari bangun tidur hingga kita tidur lagi, banyak kegiatan yang pastinya kita lakukan. Kegiatan tersebut bisa dikatakan menjadi rutinitas yang pastinya tidak pernah terlewat untuk dilakukan.

Tanpa kita sadari, kebiasaan yang rutin dilakukan ini bisa membahayakan kesehatan diri sendiri. Misalnya, seperti terlalu banyak ngemil yang bisa membuat tubuh terlalu gemuk hingga terlalu banyak mengkonsumsi kafein dan dapat mengganggu pola tidur kita.

Dikutip dari Times of India, 5 kebiasaan buruk ini harus dipertimbangkan kembali agar tidak membahayakan diri kita.

1. Terlalu banyak menonton TV

Menonton TV lebih dari tiga jam dalam sehari dapat meningkatkan risiko kematian dini. Hal ini dikemukakan oleh ahli jantung American Heart Association, Nisa Goldberg. Ia mengatakan, menonton televisi merupakan kegiatan pasif dan tidak aktif.

Orang yang melakukannya selama berjam-jam pastinya tidak akan memperhatikan gaya hidup dan pola makan. Dampaknya, pembuluh darah akan menjadi kaku dan mengarah pada penumpukkan kolesterol.

2. Ngemil saat tidak lapar

Makanlah di saat lapar dan berhenti saat kenyang. Seseorang tidak boleh mengabaikan atau mengganggu sinyal tubuh yang dapat memberitahukan saat lapar. Jika sinyal ini terganggu, maka akan menyebabkan seseorang makan secara berlebihan dan merusak kesehatan tubuh.

3. Mengkonsumsi terlalu banyak obat penghilang rasa sakit

Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan penghilang rasa sakit dapat meningkatkan risiko efek samping. Beberapa contohnya seperti tumbuh bisul, pendarahan gastrointestinal, tekanan darah tinggi, dan serangan jantung.

4. Melewatkan sarapan

Selalu terlambat atau bahkan tidak sarapan akan membuat seseorang mengkonsumsi lebih banyak kalori di malam hari dan pada akhirnya bisa memicu perasaan stres.

5. Terlalu banyak kopi

Terlalu sering dan dalam jumlah banyak mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein ini, dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan menimbulkan gangguan tidur seperti insomnia. 

Ini Lho Alasannya Kamu Bangun dengan Hidung Mampet

Sroott... Bangun tidur bukan terus mandi, namun mencari tisu karena hidung mampet padahal sedang tidak terkena flu. Siapa yang pernah mengalami hal serupa?

Jika pernah, pasti kamu kebingungan apa yang sebenarnya tengah dialami tubuhmu. Hidung mampet biasanya terjadi saat ada mukus atau ingus yang bersarang di rongga hidung dan menghalangi jalur napas.

Tenang, beberapa alasan ini mungkin menjadi jawaban mengapa kamu terbangun dengan hidung mampet, seperti dikutip dari Healthline.

1. Alergi

Alasan yang paling umum adalah alergi. Menurut data dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) tahun 2005-2006, 74 persen manusia terpapar 3-6 alergen di kamar tidur setiap malamnya.

Setiap kali kamu berguling ditempat tidur, menyesuaikan selimut, atau menepuk-nepuk bantal, kamu mungkin saja mengirim alergen ke udara. Tidak heran hidung kita meradang pada malam hari.

2. Iritasi

Tersumbatnya hidung di pagi hari juga bisa karena adanya iritasi. Seperti pada pengidap GERD (Gastro-esophageal reflux disease). Penelitian mengungkapkan bahwa GERD berhubungan dengan rhinitis atau radang selaput lendir yang gejalanya bisa memburuk saat tidur.

3. Perubahan hormon

Hormon berubah saat wanita tengah hamil atau menstruasi. Sekitar 39 persen wanita hamil mengalami rhinitis atau radang selaput lendir yang bisa membuat hidung mampet setiap bangun tidur.

4. Perubahan cuaca

Saat musim tengah berganti biasanya mudah sekali menurunkan sistem kekebalan tubuh, salah satu gejalanya yaitu hidung mampet di pagi hari. Biasanya ini disebut alergi musiman. Saat musim berganti, sebaiknya kurangi aktivitas di luar ruangan dan jagalah kebersihan.

5. Bulu hewan

Asosiasi kedokteran hewan di Amerika memperkirakan sekitar 70 juta rumah di Amerika terpapar bulu hewan, seperti anjing, kucing, atau burung. Bulu-bulu hewan itu tidak dipungkiri memengaruhi peradangan pada saluran pernapasan, yang paling utama adalah rongga hidung. Maka dari itu, saat bangun tidur hidung mudah tersumbat. https://bit.ly/2prB778

Obat Darah Tinggi: Jenis dan Efek Sampingnya

Darah tinggi dapat membuat kepala pusing. Selain mengonsumsi makanan sehat, darah tinggi juga bisa diatasi dengan obat ini. Apa saja obat darah tinggi (hipertensi)?

Tekanan darah merupakan aliran darah dari jantung yang mendorong dinding pembuluh darah. Tekanan darah dapat berubah dari waktu ke waktu, yang dipengaruhi oleh aktivitas yang sedang dilakukan.

Darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang membunuh secara diam-diam karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang. Namun, penyakit ini dapat mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa karena berhubungan dengan jantung.

Lalu seperti apa ciri-ciri seseorang yang menderita darah tinggi?

Biasanya seseorang yang memiliki tensi darah tinggi biasanya tidak menunjukkan ciri apa pun atau hanya mengalami gejala ringan saja. Berikut gejala darah tinggi atau hipertensi yang sering dirasakan penderitanya:

· Sakit kepala parah
· Penglihatan mata buram
· Pusing
· Mual
· Telinga berdenging
· Merasakan kebingungan
· Detak jantung tidak teratur
· Kelelahan
· Dada terasa nyeri
· Sulit bernafas
· Darah dalam urin
· Sensasi berdetak di dada, leher, atau telinga

Namun, kamu harus menghubungi dokter secepatnya apabila mengalami hal di bawah ini:

· Tekanan darah lebih tinggi dari biasanya (lebih dari 120/80 mm Hg).
· Sering mengalami mimisan, sakit kepala, atau pusing.
· Mengalami efek samping setelah mengkonsumsi obat darah tinggi.

Cara mengobati darah tinggi dan menjaga tekanan darah tinggi tetap stabil, dokter menyarankan untuk melakukan perbaikan pola hidup, sebagai berikut:  https://bit.ly/2CUVlJK

· Mengatur pola makan sehat dengan mengurangi asupan garam pada makanan dan perbanyak makan sayur dan buah.
· Melakukan kegiatan rutin dengan berolahraga.
· Menjaga berat badan tetap ideal.
· Berhenti merokok.
· Mengurangi konsumsi alkohol.
· Kurangi stres dengan melakukan relaksasi.
· Jaga pola tidur yang cukup.

Apabila pola tersebut sudah dilakukan tetapi tidak dapat menghasilkan hasil yang baik. Dokter akan menyarankan untuk mengkonsumsi obat khusus untuk penderita hipertensi.

Berikut merupakan jenis obat darah tinggi dan efek samping yang akan timbul dari obat tersebut. Dirangkum oleh detikHealth, ini obat darah tinggi yang ampuh (https://www.detik.com/tag/obat-darah-tinggi).

1. Angiotensi-Converting Enzyme inhibitor (ACE inhibitor)

Obat darah tinggi ini bekerja dengan cara menghambat produksi hormon angiotensin, yaitu hormon yang dapat menyempitkan pembuluh darah. Dengan mengkonsumsi obat ini, otot dinding pembuluh darah terasa rileks sehingga tekanan pembuluh darah berkurang. Obat ini biasanya diberikan kepada pasien berusia 65 tahun.

Contoh obat ACE inhibitor yaitu captopril, enalapril, dan lisinopril. Efek samping obat ini pasien akan merasakan batuk kering, sakit kepala, pusing, hiperkalemia, dan ruam kulit. Obat ini disarankan untuk tidak dikonsumsi oleh ibu hamil karena dapat meningkatkan resiko terjadinya kelainan atau cacat pada janin.

2. Angitensin II Blocker (ARB)

Obat darah tinggi ini dikonsumsi pasien apabila tidak cocok dengan obat golongan ACE inhibitor. Cara kerja kedua obat ini berbeda. ARB menghalangi kerja hormon angiotensin yang menyempitkan pembuluh darah, sehingga pembuluh darah bisa diperlebar agar sirkulasi berjalan dengan lancar.

Contoh obat ARB adalah candesartan, irbesartan, losortan, valsartan, dan olmesartan. Obat ini memiliki efek samping bagi pasien yang mengkonsumsinya, pasien akan merasakan seperti pusing, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kematian janin di dalam kandungan.

3. Beta Blockers

Obat darah tinggi yang bagus ini bekerja dengan cara menghambat efek hormone epinerfin atau adrenalin, yaitu hormon yang berperan meningkatkan aliran dan tekanan darah. Setelah mengkonsumsi obat ini dapat membuat jantung berdenyut lebih lambat dan tekanan darah menurun.

Contoh obat Beta Blocker yaitu atenolol, bisoprolol, dan metoprolol. Efek samping yang sering dialami setelah mengkonsumsi obat ini adalah sakit kepala, mual, kelelahan, dan sesak nafas. Obat ini tidak dianjurkan untuk pasien penderita asma.

4. Calcium Channel Blocker (CCB)

Cara kerja obat ini dengan cara menghambat jalan masuk kalsium ke dalam otot jantung dan dinding pembuluh darah, sehingga membuat sel-sel jantung dan pembuluh darah otot rileks.

Contoh obat CCB yaitu, Amplodipine, Nicardipine, Diltiazem, felodipine, dan Nifadipine. Efek yang timbul setelah pasien mengkonsumsi obat ini biasanya mengalami seperti sakit kepala, kaki membengkak, dan dada berdebar.

5. Diuretik

Obat darah tinggi ini bekerja dengan cara menghilangkan air dan natrium (garam) berlebih di dalam ginjal. Sehingga jumlah cairan dan garam yang mengalir dalam pembuluh darah menurun. Hal ini dapat menimbulkan penurunan tekanan darah.

Contoh obat diuretic adalah furosemide, torsemide, spironolactone, dan hydrochlorothiazide. Efek samping obat ini biasanya menimbulkan pusing, sering merasa haus, lebih sering buang air kecil,  https://bit.ly/32Tnqvy