Senin, 02 Desember 2019

Hobi Banget Kerokan? Masuk Angin Vs Serangan Jantung Gejalanya Mirip Lho

Masyarakat Indonesia memang tak asing dengan istilah kerokan. Pengobatan alternatif ini sering dilakukan untuk mengusir masuk angin dengan cara mengerok logam ke permukaan kulit punggung yang dilumuri balsam, atau pun minyak gosok.

Persoalannya, apa yang oleh orang awam diyakini sebagai 'masuk angin' kadang-kadang adalah gejala serangan jantung. Mendahulukan kerokan dibandingkan mencari pertolongan medis, tentu membahayakan nyawa pasien.

Ahli jantung dr Siska Suridanda Danny, SpJP(K), dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta mengingatkan kembali risikonya. Ia menganjurkan agar gejala serangan jantung harus segera mendapat penanganan medis.

"Jangan sampai manuver-manuver yang dilakukan pasien seperti kerokan menghambat waktu pasien untuk segera sampai ke rumah sakit, untuk dilakukan pertolongan segera," kata dr Siska saat ditemui di Shangri-La Hotel, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2019).

dr Siska menjelaskan, umumnya pasien tidak mengenali gejala dari serangan jantung, dan berakhir dengan mencoba manuver-manuver tradisional yang umum dilakukan seperti minyak angin, dan kerokan.

"Intinya adalah bukan kerokannya, namun jangan sampai pasien gagal mengenali gejala-gejala dalam kondisi serangan jantung, yang butuh pertolongan medis segera, mengenai kerokan sebagai suatu metode tradisional untuk memperbaiki kesehatan secara umum saya rasa ada kajiannya," pungkas dr. Siska.

Kenapa Badan Terasa Enakan Usai Kerokan? Ini Kata Profesor

Memasuki musim hujan, tubuh jadi mudah terserang pilek atau masuk angin. Kerokan sebagai terapi tradisional masih banyak diandalkan dalam situasi seperti ini, bahkan sempat disinggung Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sebagai potensi wisata kebugaran.

Mengomentari tren kerokan di musim hujan, Ketua Ketua Indonesia Influenza Foundation (IIF), Prof dr Cissy B Kartasasmita, SpA(K), MSc, PhD, menjelaskan teori di balik terapi murah meriah ini. Menurutnya, kerokan bisa saja melancarkan peredaran darah.

"Jadi punggung yang sakit karena penimbunan asam laktat bisa diatasi dengan kerokan," kata Prof Cissy.

Namun jika disebut bisa mengatasi flu, Prof Cissy mengaku tidak yakin. Ia berpesan, kalaupun memang ingin mencoba kerokan sebaiknya menggunakan alat kerok khusus agar tidak terasa sakit di punggung. https://indomovie28.com/the-sound-of-a-flower/

"Kalau koin juga sakit yah kalo itu," kata Prof Cissy.

Kepada wartawan baru-baru ini, Menkes Terawan menyebut akan memprioritaskan pengembangan wisata kebugaran dan jamu. Termasuk dalam gagasan wisata kebugaran, Menkes Terawan juga menyinggung kerokan dan terapi Mak Erot.

"Kalau yang lain menjual seperti bekam dan sebagainya, kita jual kerokan. Jangan sepelekan kerokan kalau 100 kamar dan hanya 20 menit berapa? Begitu keluar minumnya jamu, bisa berapa. Belum tambah pijet. Itu hal yang kadang tidak kita komunikasikan," sebut Menkes Terawan.

Tentang Kerokan, Terapi yang Diyakini Merahkan Leher Ayu Ting Ting

Pedangdut Ayu Ting Ting kedapatan memiliki bekas merah di lehernya baru-baru ini. Sebuah laporan di detikHot menyebutnya 'seperti bekas kerokan'.

Tanda merah 'bekas kerokan' tersebut terlihat jelas di tengkuk sang pemilik nama asli Ayu Rosmalina. Pelantun lagu Alamat Palsu ini memang dikenal punya kesibukan yang sangat padat, yang merupakan salah satu faktor risiko masuk angin.

Kerokan, atau menggosok-gosokkan koin di permukaan kulit, merupakan salah satu terapi alternatif untuk masuk angin yang sangat populer di Indonesia. Biasanya menggunakan minyak angin untuk memperlicin dan memberikan efek hangat agar manfaatnya lebih optimal.

Dunia medis memang tidak mengenal masuk angin. Istilah tersebut lebih banyak dipakai orang awam untuk menggambarkan kondisi tidak enak badan, antara lain ditandai dengan perut kembung dan badan pegal-pegal. Kelelahan adalah salah satu penyebabnya.

Soal kerokan, dr Prasna Pramita SpPD dari RS Mayapada Lebak Bulus dalam wawancara dengan detikHealth beberapa waktu lalu menyebut bahwa pada prinsipnya kerokan akan membuka pori-pori di permukaan kulit. Ini akan memberikan efek psikologis yang membuat seseorang merasa lebih nyaman.

Seorang praktisi kesehatan dari Universitas Negeri Sebelas Maret, Prof Dr dr Didik Gunawan Tamtomo, PAK, MM, MKes pernah meneliti efek kerokan. Menurutnya, kerokan memicu pelepasan endorfin yang memang memberikan efek rasa nyaman.

"Karena itu orang yang sehabis dikerok akan merasa nyaman, tenang, enak badannya. Tidurnya juga bisa nyenyak," katanya, beberapa waktu lalu.  http://indomovie28.com/a-street-cat-named-bob/

Ustaz Abdul Somad Ceritakan Kronologi Meninggalnya Sang Ibunda

 Ibunda Ustaz Abdul Somad, Rohana, meninggal dunia. Lewat Instagram pribadinya, Somad menceritakan kronologi kepergian sang bunda. Dalam postingannya, Somad, juga memposting foto sang bunda kala bersamanya dan sendiri.

"KITA PUN AKAN KESANA JUA Senin, 11 Rajab 1440 H / 18 Maret 2019 Seperti biasa, setelah tahajjud dan witir, Mak membaca Qur'an dan zikir yang biasa beliau baca, setelah itu makan sahur. Selesai santap sahur, Mak masih menonton video taushiyah UAS di Youtube. Kemudian Mak mandi, terasa sakit kepala. Beliau terus wudhu' persiapan sholat Shubuh. Lalu pingsan, dibawa ke Rumah Sakit, menghembuskan nafas terakhir," kata Somad dilihat dari Instagram pribadinya, Senin (18/3/2019). http://indomovie28.com/closet-monster/

"Persis seperti ucapan Mak selama ini, "Aku kalau bisa, mati jangan pakai sakit lamo-lamo. Kalau bisa mandi dulu, jadi jasad awak bersih. Mandi, ambik aye sembayang, poneng, mati". Jenazah akan dimakamkan di Kampung Silau Laut, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara," lanjutnya.

"71 tahun Allah berikan usia pada Mak. Terimakasih tak terhingga kepada seluruh masyarakat yang telah mendoakan Mak, mohon dimaafkan segala khilaf dan salah Mak kami Hajjah Rohana binti Nuruddin," papar sang ustaz.

Usai memposting hal tersebut, netter pun beramai-ramai memberikan ucapan bela sungkawanya dalam kolom komentar Instagram miliknya.

Salah! Mengatasi Serangan Jantung Bukan Ditepuk, Ini yang Benar

Beberapa waktu lalu, beredar video viral ditepuk siku yang diklaim dapat mengatasi serangan jantung. Namun, benarkah serangan jantung dapat diatasi dengan siku yang ditepuk?

Video yang disebar secara broadcast itu, memperlihatkan seorang pria yang semula tak sadarkan diri, langsung diberi pertolongan dengan cara 'ditepuk siku'. Tak lama setelah ditepuk, pria tersebut langsung sadarkan diri dan muntah.

dr Siska Suridanda Danny, Sp.JP(K), Kardiolog Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta mengatakan, serangan jantung rupanya tidak dapat diatasi dengan cara ditepuk.

"Sekarang ini banyak beredar video yang ditepuk sikunya, ditepuk pundaknya, ditepuk dadanya. Itu tidak terbukti bermanfaat, jadi kalau memang kita menemukan seseorang yang terkena serangan jantung berat sampai dengan henti jantung berarti serangannya sedemikian berat jantungnya berhenti berdenyut itu yang pertama dilakukan adalah kompresi jantung, atau RJP," ujar dr Siska saat ditemui di Shangri-La Hotel, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2019).

Tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau yang biasa disebut Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) adalah teknik kompresi dada dan pemberian napas buatan untuk orang-orang yang detak jantung atau pernapasannya terhenti. dr. Siska menjelaskan, beberapa yayasan di setiap daerah kini aktif menawarkan pelatihan CPR untuk atasi pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika ada yang mengalami henti jantung di tempat tersebut.

"Pelatihan CPR di sekolah, kantor, maupun perusahaan itu berpotensi membantu sekali untuk pertolongan pertama, yang tadinya jantung ngambek nih kaget karena dia terjadi serangan itu bisa berdenyut kembali sampai dibawa ke rumah sakit untuk pertolongan selanjutnya, bukan dalam ditepuk-tepuk sini atau sisi lain itu nggak ada," pungkas dr Siska.  http://indomovie28.com/spider-man-2/