Minggu, 08 Desember 2019

Google Didenda Rp 72,8 Triliun, Kenapa Apple Bisa Lolos?

Google baru saja dijatuhi denda sebesar 4,34 miliar Euro atau Rp 72,8 triliun oleh Uni Eropa karena dianggap memonopoli pasar platform mobile dengan Android. Tetapi, kenapa Uni Eropa tidak turut mengincar Apple?

Padahal, Apple juga mengharuskan pengguna iPhone untuk menggunakan aplikasinya sendiri. Apple sebelumnya menghapus versi built-in Google Maps dan YouTube saat memperbarui iOS 6 dan mereka terus mengembangkan aplikasi pesaing Maps.

Berdasarkan laporan yang dirilis Komisi Eropa, terkait denda yang dijatuhkan kepada Google, mereka melihat Android sebagai sistem operasi yang berbeda dibandingkan dengan iOS yang lebih eksklusif.

iOS memang hanya tersedia untuk perangkat yang dirilis Apple, tetapi Apple tidak melisensikan sistem operasi mobile-nya tersebut ke pihak ketiga. Sehingga Apple bebas untuk menggunakan aplikasinya sendiri di perangkat yang dirilisnya.

"Mereka memproduksi paket lengkap dan tidak dapat dituduh memberikan tekanan ilegal kepada manufaktur," kata kolumnis Bloomberg, Leonid Bershidsky, seperti dikutip detikINET, Sabtu (21/7/2018).

Sedangkan Google melisensikan Android ke pihak ketiga dan mendapatkan keuntungan dari perusahaan pihak ketiga dan perangkat yang dirilisnya. Karena itu, Google diincar oleh Uni Eropa.

Selain itu, pangsa pasar global yang dikuasai keduanya juga menjadi faktor. iPhone memang mendominasi pasar smartphone premium, tetapi hanya menguasai 15% pasar smartphone global. Sedangkan Android menguasai 85% pasar smartphone global.

Tetapi, Bershidsky mengatakan bahwa Uni Eropa juga harus memperhatikan praktik bisnis Apple. Ia mencatat ada dua hal yang dilakukan Apple yang dapat menjadikan mereka target untuk investigasi monopoli selanjutnya.

Pertama adalah ketidakmampuan pengguna iPhone untuk mencari aplikasi di toko lain selain App Store. Untuk mengakses aplikasi lain selain App Store, pengguna iPhone harus melakukan 'jailbreak', tetapi proses ini dapat menghentikan pembaruan sistem operasi.

Kedua, Apple tidak mengizinkan pengguna iPhone untuk memilih aplikasi pihak ketiga untuk menjadi aplikasi default. Jadi, jika anda mengunduh Google Chrome di iPhone dan anda ingin membuka tautan, tautan tersebut akan terbuka secara otomatis di Safari.

"Itu bahkan lebih anti kompetisi dibandingkan hanya preinstall perangkat lunak milik sendiri dan berharap pengguna akan menyimpannya karena itu cukup baik," jelas Bershidsky.

Android Tak Lagi Gratis, Ponselnya Bisa Semahal iPhone

Google baru saja dijatuhi denda sebesar 4,34 miliar Euro (Rp 72,8 triliun) karena dianggap memonopoli pasar platform mobile dengan Android. CEO Google, Sundar Pichai pun mengancam bahwa produsen smartphone tidak dapat menggunakan Android secara gratis lagi.

Jika ancaman Pichai ini berbuah nyata, konsumen yang akan paling banyak merasakan dampaknya. Tersedianya Android secara gratis menjadikan berbagai produsen smartphone untuk dapat membuat perangkat yang semurah-murahnya.

"Android mungkin alasan utama anda bisa membeli komputer saku dengan kemampuan magis dengan harga di bawah USD 200," tulis kolumnis Boston Globe, Hiawatha Bray, seperti dikutip detikINET dari Boston Globe, Jumat (20/7/2018).

Hajatan Elektronik ICEE Indonesia 2018 Digelar, Ada Apa Saja?

Setelah diadakan secara berturut-turut dua tahun ke belakang, kini ICEE Indonesia kembali digelar. Ada apa saja yang seru?

ICEE Indonesia merupakan sebuah pameran elektronik konsumen terbesar di Indonesia yang mempunyai misi menghubungkan para pelaku industri elektronika di seluruh dunia, mempertemukan berbagai produsen elektronika yang kredibel dan profesional dengan pembeli potensial.

Pameran tahun ini akan berlangsung di Jakarta Convention Center Hall A dan B, dengan luas area mencapai 9000 meter persegi.

Selain itu, ICEE Indonesia membawa serta lebih dari 175 eksibitor yang berasal dari China, Hong Kong dan tentu saja dari Indonesia dan diperkirakan mampu menyedot lebih dari 10.000 pengunjung.

Selain mengumpulkan dan mempertemukan para pelaku industri ini seperti dealer, pengusaha, perwakilan penjual ritel, ritel besar dan kecil, termasuk distributor, ICEE juga menghadirkan beragam inovasi baru, barang-barang prototipe, termasuk perangkat yang dapat dicoba langsung oleh pengunjung untuk merasakan sensasi yang sesungguhnya.

Di antara produk-produk yang siap diperagakan dan patut dicoba antara lain printer 3D, kaca mata bantu tidur, penerjemah artificial intelligence (AI), VR, drone, perangkat rumah tangga pintar dan lain-lain.

ICEE akan diselenggarakan pada tanggal 7-9 Desember 2019, mencakup beberapa kategori di antaranya peralatan komunikasi dan aksesoris, komputer meliputi perangkat lunak dan keras, produk elektronik portable, gaming dan pendukungnya, produk IT dan jaringan nirkabel, teknologi pintar, sistem tak berawak, komponen dan material listrik serta banyak lagi. 

Contek Google Maps, Apple Maps Kumpulkan Data Pakai Ransel

Upaya Apple dalam mengembangkan aplikasi Maps masih terus berlanjut. Sebelumnya, upaya pengembangan Apple Maps selain mengambil gambar dari satelit dilaporkan juga telah menggunakan drone untuk melengkapi data-datanya.

Nah baru-baru ini, pengguna Twitter dengan akun @dantecesa kebetulan berpapasan dengan alat pengumpulan data yang dilakukan Apple Maps di California, Amerika Serikat. Bukan dengan drone, melainkan dengan menggunakan semacam tas ransel.

Pada foto-fotonya, terlihat ransel yang memiliki label Apple Maps ini menyembulkan kamera khusus dan sensor LiDAR yang gunanya untuk memuat data situasi di sekitar.

Belum ada tanggapan khusus dari pihak Apple mengenai ransel dengan label Apple Maps tersebut. Dikutip detikINET dari Engadget, Apple agaknya ingin meniru Google di mana mereka sudah biasa merekam sebuah wilayah dengan berbagai cara. Misalnya Street View Trekker yang juga bisa dibawa di punggung layaknya tas.

Apple memang sudah mulai meningkatkan detail petanya di sistem operasi iOS 12. Akan tetapi untuk saat ini, tampaknya mereka belum memasukkan data yang diambil oleh kamera ransel tersebut.

Google Didenda Rp 72,8 Triliun, Kenapa Apple Bisa Lolos?

Google baru saja dijatuhi denda sebesar 4,34 miliar Euro atau Rp 72,8 triliun oleh Uni Eropa karena dianggap memonopoli pasar platform mobile dengan Android. Tetapi, kenapa Uni Eropa tidak turut mengincar Apple?

Padahal, Apple juga mengharuskan pengguna iPhone untuk menggunakan aplikasinya sendiri. Apple sebelumnya menghapus versi built-in Google Maps dan YouTube saat memperbarui iOS 6 dan mereka terus mengembangkan aplikasi pesaing Maps.

Berdasarkan laporan yang dirilis Komisi Eropa, terkait denda yang dijatuhkan kepada Google, mereka melihat Android sebagai sistem operasi yang berbeda dibandingkan dengan iOS yang lebih eksklusif.