Senin, 16 Desember 2019

Konon Pulau di Singkawang Ini Adalah yang Terkecil di Dunia

Singkawang di Kalimantan Barat dikenal sebagai kota yang sarat toleransi. Selain itu juga ada pulau yang kabarnya terkecil di dunia.
Kalau Anda ditanya, apa nama pulau terbesar di dunia, mungkin Anda akan mudah menjawabnya dan bahkan mudah menemukannya di peta, sebutlah Pulau Greenland. Semisal Anda ditanya apa nama pulau terbesar di Indonesia, mungkin juga Anda akan mudah menjawab Pulau Kalimantan. Akan tetapi, kalau Anda ditanya apa nama pulau terkecil di dunia atau pulau terkecil di Indonesia, apakah Anda bisa menjawabnya?

Jawaban atas kedua pertanyaan itu sama, yaitu Pulau Simping. Ya, Pulau Simping merupakan pulau terkecil di Indonesia sekaligus di dunia yang diakui oleh PBB. Pulau yang terletak di Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat ini memiliki luas kurang dari setengah hektare.

Untuk menuju pulau ini, kita dapat menempuh perjlanan dalam waktu sekitar 2 jam dari pusat Kota Pontianak. Jika kita bayangkan, pulau terkecil dan terbesar di Indonesia terletak berdampingan, yaitu pulau Simping dan pulau Kalimantan.

Dengan luas yang sangat kecil, pulau ini dikelilingi oleh batu-baru besar, bagian tengah-tengah pulau ditumbuhi pepohonan yang sangat besar, lalu terdapat juga sebuah klenteng kecil di bagian pinggir pulau. Konon, dulunya pulau ini dihuni oleh beberapa penduduk etnis Tionghoa, lalu ditinggalkan karena pulau ini mengalami abrasi. Pada akhirnya, abrasi yang terus-menerus itu yang menyebabkan pulau ini menjadi mengecil.

Pemandangan pulau yang dulunya bernama pulau Kelapa Dua ini dapat dilihat dari sebuah pantai bernama pantai Sedau. Di pantai ini terdapat jembatan penghubung menuju pulau Simping. Akan tetapi, ketika saya ke sana, kondisi jembatannya cukup memperihatinkan karena jembatan ini sudah runtuh di bagian tengahnya, menyisakan dua bagian jembatan yang tidak saling terhubung.

Alhasil, dengan ambisi saya pun berusaha mencapai pulau tersebut dengan berjalan melompati satu per satu reruntuhan jembatan yang masih muncul di permukaan demi mencapai sisi jembatan satunya, mengingat jaraknya yang tidak terlalu jauh dari pantai Sedau, yaitu sekitar 30-40 meter dan kondisi pantainya yang tidak terlalu dalam. Sayangnya, reruntuhan tersebut sangatlah licin karena ditumbuhi lumut. Saya pun akhirnya mengurungkan niat saya untuk mencapai pulau tersebut. Sungguh disayangkan.

Akhirnya, saya pun memanfaatkan waktu yang ada dengan bersantai di Pantai Sedau sambil menikmati pemandangan laut. Ketika saya mengunjungi pantai Sedau, kondisinya sangatlah sepi, tidak ada orang selain saya dan kawan saya. Jadilah kondisi yang sangat tenang yang saya nikmati di pantai tersebut.

Percayalah, pantai ini tidak kalah dengan pantai-pantai indah lainnya di Indonesia. Airnya amatlah jernih, warna biru membentang di depan mata saya hingga menembus cakrawala, bahkan bagian dasar laut bisa sangat jelas terlihat dari atas, pasir di pantai ini pun sangatlah putih seputih susu, dan suasana daratan pepohonan dan perbukitan sekeliling laut pun semakin meningkatkan nilai keindahan pantai ini.

Di sini terdapat banyak spot berfoto yang bagus, seperti di pesisir pantai, di atas batu koral besar yang ada di pantai, di reruntuhan jembatan penghubung pulau Simping, dan yang paling bagus adalah ketika pulau Simping dijadikan latar belakang berfoto.

Di Pantai Sedau ini kita juga dapat berenang karena ombaknya sangat tenang dan dasar lautnya yang dangkal. Saya suka dengan pantai ini, sangatlah suka.

Saya sempat bingung kenapa pantai yang bagus ini sangat sepi, padahal tempat ini menawarkan sebuah wisata yang unik, yaitu pulau terkecil di dunia, ditambah pemandangan pantai yang akan membuat siapapun yang ke sana takjub. Dari jembatan penguhubung yang sudah runtuh dan plang-plang yang ada, saya yakin dulunya tempat ini pernah ramai pengunjung, pernah menjadi suatu pilihan wisata yang diminati orang-orang.

Akan tetapi, entah sejak kapan tempat ini menjadi sangat sepi dan seolah-olah terbengkalai. Meninggalkan sebuah reruntuhan jembatan berlumut dan sebuah plang penanda yang sudah berkarat berisikan informasi bahwa pulau Simping merupakan pulau terkecil di dunia yang pernah diakui oleh PBB.

Seharusnya kita bangga, dan seharusnya kita merawat pulau ini dan daerah sekitarnya.

Oleh karena itu, melalui tulisan ini saya bukan hanya berharap bisa berbagi pengalaman wisata saya, tetapi saya juga berharap tulisan ini bisa menjadi informasi bagi pembaca bahwa Indonesia patut berbangga memiliki sebuah pulau iconic yang diakui oleh PBB, pulau terkecil di dunia.

Harapan yang lebih besar saya tempatkan pada pemerintah daerah dan pihak berwenang agar mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh pulau ini dan pantai di sekitarnya. Saya yakin potensi yang dimiliki wisata pulau ini amatlah besar dan pulau ini bisa menjadi wisata yang diminati banyak orang.

Minggu, 15 Desember 2019

Syahdunya Sendratari Ramayana Berlatar Candi Prambanan

Bagi pencinta seni tari dan cerita budaya, tentu tak asing dengan pertunjukan Sendratari Ramayana. Kamu pun bisa melihat pertunjukannya di Candi Prambanan.

Masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing dengan cerita Ramayana. Sejak zaman bangku sekolah dasar ataupun diceritakan secara turun-temurun oleh sanak saudara, cerita ini selalu mengundang decak kagum. Cerita tentang Hanoman melawan Rahwana dalam membantu Rama menyelamatkan Sinta.

Cerita Ramayana sendiri berdasarkan epos Hindu yang kemudian diadaptasi dengan budaya Jawa. Secara garis besar Ramayana menceritakan perjalanan Rama dalam menyelamatkan istrinya Sita atau biasa disebut Sinta dalam cerita Jawa. Sinta diculik oleh raja Negara Alengka, Rahwana yang juga merupakan raksasa sakti.

Pertemuan dua budaya ini justru membuat cerita Ramayana yang kerap diceritakan menjadi semakin terasa dekat dan tak asing. Menariknya lagi, cerita ini sudah dapat dinikmati dalam bentuk Sendratari Ramayana dalam bentuk cerita yang ditampilkan dengan tarian yang unik. Sendratari Ramayana yang bahkan ditampilkan di panggung terbuka dengan latar belakang Candi Prambanan akan memberikan data yarik yang mempesona penonton yang menyaksikannya.

Sendratari Ramayana Prambanan ini merupakan pertunjukan yang menggabungkan tari dan drama tanpa dialog, namun ada narasi berbahasa Jawa yang melengkapi. Tapi jangan khawatir bagi traveler yang tidak fasih atau tidak mengerti bahasa Jawa karena di pintu masuk sudah disediakan panduan sendratari lengkap dengan sinopsis jalan cerita tiap episode atau babaknya. Jadi, akan sangat membantu para traveler dalam memahami setiap babak cerita sekalipun tidak begitu mengikuti jalan cerita Ramayana sebelumnya.

Panggung yang megah akan diisi lebih dari 200 penari profesional dan musisi lokal berpartisipasi. Mereka mengenakan berbagai kostum yang sangat bagus sesuai dengan peran dan jalan cerita masing-masing. Mulai dari gagahnya Rama saat berburu bersama saudaranya, cantik dan anggunnya Sinta yang menari bersama para pendampingnya, lincahnya Hanoman, perkasanya Garuda yang berusaha membantu menyelamatkan Sinta, mencekamnya suasana saat Rahwana menunjukkan murkanya, hingga haru dan syahdunya saat Sinta membuktikan kesetiaanya dengan dibakar dalam bara api dan akhirnya bersatu kembali bersama suaminya, Rama.

Semuanya dipertunjukkan dengan ekspresi tari dan kostum yang memikat. Ditambah dengan score musik yang sangat pas dan lighting profesional yang mendukung. Jika traveler berkunjung saat malam bulan penuh atau purnama, maka suasana di sekitar panggung akan semakin lengkap dengan cahaya bulan purnama di angkasa malam dan gagahnya Candi Prambanan di latarnya.

Untuk menyaksikan Sendratari Ramayana Prambanan ini, traveler dikenakan tiket masuk dengan harga bervariasi mulai dari tiket pelajar seharga Rp50.000, tiket pengunjung Kelas 1 seharga Rp125.000, tiket Kelas 2 sebesar Rp200.000, Kelas Khusus seharga Rp300.000, hingga VIP dengan harga Rp400.000.

Harga yang berbeda akan mendapatkan compliment yang berbeda juga. Sendaratari ini biasa digelar setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu, pementasan di panggung terbuka (Open Stage) di Theater Prambanan Jl. Jogja-Solo KM 16, Yogyakarta hanya pada bulan kemarau agar cuacanya mendukung. Di luar itu maka pementasan diadakan di panggung tertutup (Trimurti Stage).

Berbicara mengenai cerita Ramayana maka akan mengingatkan kita dengan serial Ramayana dari negeri bollywood India yang beberapa waktu silam ditayangkan di salah satu TV swasta nasional. Menyaksikan serial ini juga mengundang decak kagum akan kayanya budaya negara India.

Negara India juga terkenal totalitas dalam pertunjukan tari-tariannya. Puluhan bahkan ratusan penari yang menari serempak dengan kostum yang menarik sudah menjadi ciri khas negara ini. Tentu menjadi slaah satu impian jika bisa menyaksikan pertunjukan tari khas bollywood langsung di negara asalnya, India.

Langkah awal untuk mempersiapkannya adalah berburu tiket pesawat. Meskipun menjelang masa liburan, untungnya berbagai kemudahan bahkan tiket promo pun seolah-olah mengerti kebutuhan para traveler yang tidak pernah berhenti ingin menjelajah dan menyaksikan kekayaan budaya berbagai tempat.

Salah satu yang paling mengerti akan kebutuhan ini yakni platform Tiket.com yang memberikan potongan diskon atau tiket promo untuk liburan jelang akhir tahun ini. Para traveler, jangan sia-siakan kesempatan ini dan bersiaplah menyaksikan berbagai pertunjukan yang memukau!