Rabu, 18 Desember 2019

Gunung Gajah, Keindahan Tersembunyi di Sumedang

 Sumedang terkenal dengan kuliner tahunya. Tapi selain itu, ada keindahan tersembunyi di sana yang bernama Gunung Gajah.

Sumedang adalah salah satu kota kecil yang berada di Jawa Barat. Selain dikenal dengan Tahu dan Ubi Cilembu sebagai ciri khas kulinernya, Sumedang memiliki banyak tempat wisata yang cukup dikenal oleh para traveler Indonesia.

Sebut saja wisata Batu dua, yang beberapa waktu lalu` menjadi tempat Kegiatan kejuaraan Paradigling tingkat Internasional, Taman Endog, Kawasan Wisata DEsa Citengah, dan masih banyak lagi wisata indah lainya di kota Sumedang.

Namun kali ini detikTravel ingin mengenalkan kamu salah satu potensi wisata di ketinggian yang jarang sekali ter-expose di kalangan traveler. Karena dulu katanya, informasi wisata ini dikenal dari mulut ke mulut para komunitas outdoor Sumedang.

Wisata tersebut bernama 'Gunung Gajah'.

Terletak sekitar 20 km dari pusat Kota Sumedang, tepatnya di Cikondang Desa Batugara Kecamatan Ganeas. Wisata ini sangat cocok untuk kamu yang suka ketinggian, namun tak ingin repot dengan berbagai alat keperluan mendaki? Wisata Gunung Gajah ini akan menjadi pilihan menarik untuk kamu kunjungi.

Untuk menuju lokasi, aksesnya bisa dijangkau melalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Dari Pusat Kota kamu bisa mengambil jalan menuju arah Wado, setelah sekitar 5 kilometer perjalanan ketika menemukan Alfamart Cikoneng, kemudian lanjut belok kanan menuju arah Desa Batugara.

Tanyakan saja SDN 3 Cikondang sebagai tempat menyimpan kendaraan. Kemudian dilanjut berjalan kaki selama sekitar 30 menit menuju titik lokasi.

Kamu bisa menitipkan kendaraan kamu di warga sekitar SDN Cikondang 3. Menuju Arah Gunung Gajah, kamu bisa menyusuri jalan setapak melewati perkebunan dan sawah warga sekitar. Di tengah perjalanan kamu akan disuguhi pemandangan asri khas pedesaan dan di titik akhir perjalanan kamu harus bersusah payah sedikit mendaki di tebing bukit yang agak curam.

Sebaiknya kamu meminta ditemani traveler lokal atau warga sekitar untuk mengantar sampai ke lokasi, karena minimnya informasi penunjuk jalan untuk menghindari salah jalan alias nyasar.

Perjalanan yang cukup berat akan terbanyak setelah sampai ke lokasi. Kamu akan menemukan bebatuan yang tersusun cukup luas untuk kamu bisa menikmati pemandangan sekitar Sumedang dari ketinggian. Sensasi yang menurut kami jarang bisa ditemukan di tempat lain.

Waktu yang baik ke lokasi adalah pagi hari atau menjelang sore. Karena selain sejuk udara, tentunya warna langit memberikan kesan indah ketika kamu berfoto di sana.

Karena tempatnya masih asri dan merupakan objek wisata yang belum dikelola secara resmi, sebaiknya kamu membawa perbekalan makanan dan air yang cukup. Karena, kamu tidak akan menemukan warung di sepanjang perjalanan.

Jangan lupa juga pesan kami, setelah berkunjung ke Gunung Gajah, bawa kembali sampah yang kamu bekal ke lokasi dan jangan merusak alam di sekitar untuk menjaga kelestariannya ya.

Serunya Arung Jeram di Situ Cileunca

Situ Cileunca di kawasan Bandung Selatan punya wisata arung jeram yang memacu adrenalin. Kamu berani coba?

Sejarah rafting bermula ketika Mayor John Wesley Powell seorang tentara USA tahun 1869 menyusuri sungai Colorado dengan perahu kayu susun yang melintasi gugusan tebing raksasa Grand Canyon.

Dalam perkembangannya, aktivitas rafting menyusuri sungai dengan mengadaptasi penggunaan perahu bermaterial khusus kemudian menjadi salah satu jenis olah raga high risk yang populer termasuk di Indonesia yang kita kenal dengan Arung Jeram.

Arung Jeram menjadi olahraga petualangan sekaligus wisata dan rekreasi keluarga yang menantang dan berisiko sekaligus membutuhkan stamina yang prima dan kehati-hatian yang tinggi.

Hal inilah yang ditawarkan oleh beberapa pengelola rafting di Situ Cileunca, Pangalengan Bandung Selatan yang jeli melihat animo masyarakat yang besar dan terutama didukung oleh eksotisme sungai Palayangan yang sumber airnya berasal dari Situ Cileunca.

Sebagai salah satu tempat latihan atlet dayung nasional, situ Cileunca yang berada di kawasan Bandung Selatan relatif mudah dicari dan gampang didatangi.

Situ Cileunca berada di ketinggian 1550 M dpl dan dikelilingi oleh dua perkebunan teh Malabar yang dikelola PTPN VIII. Situ Cileunca sendiri merupakan danau buatan waktu jaman Belanda tahun 1926 yang sampai saat ini berfungsi sumber air tenaga listrik, cadangan air bersih kota Bandung dan tempat pariwisata.

Dengan dikelilingi dataran tinggi teh, udara yang sejuk dan panorama alam yang menarik. Situ Cileunca menjadi salah satu daya tarik tersendiri di samping obyek wisata lainnya di Bandung Selatan seperti Situ Patenggang, Kawah Putih atau Ranca Upas. Sumber air yang menggenangi 180 hektar Situ Cileunca berasal dari Situ Panunjang yang ukurannya lebih besar dari Situ Cileunca dan pembuangan air dari situ dialirkan melalui sungai Palayangan.

Debit air sungai Palayangan yang bisa diatur sehingga deras arus air relatif stabil dan kontur bebatuan yang menawan menjadi penguji plus andrenalin pengunjung dalam berarung jeram di sungai Palayangan meskipun dalam musim kemarau sekalipun.

Pengunjung tidak perlu khawatir benar jika tidak biasa berarung jeram. Sebelum memulai arung jeram, pengunjung akan mendapat tutorial singkat seputar keamanan dan instruksi yang harus dipatuhi agar petualangan berjalan lancar sembari ditentukan proporsi yang pas dalam satu perahu arung jeram oleh pemandu.

Umumnya satu perahu berisi empat atau lima orang dengan satu pemandu. Setelah itu, petualangan pengunjung dimulai dengan belajar mendayung di Situ Cileunca menuju ke titik awal petualangan arung jeram (put in) di sungai Palayangan.

Ternyata pengunjung harus turun dari perahu dan naik tangga terlebih dahulu kemudian menyeberangi jalan yang di atasnya menuju sungai Palayangan sebagai titik awal arung jeram karena antara sungai Palayangan dan Situ Cileunca dipisahkan oleh jalan raya.

Arus sungai Palayangan yang jernih namun deras dan aksi pemandu yang menurunkan perahu arung jeramnya dari bantaran sungai ke aliran sungai.

Menjadi salah satu atraksi tontonan yang cukup menarik dan memicu andrenalin kita melonjak lebih kencang sebelum kegiatan petualangan arung jeram sebenarnya dimulai. Setelah semua peserta berkumpul, pemandu akan mengarahkan formasi dalam satu perahu arung jeram yang tidak berbeda dengan yang ada di Situ Cileunca.

Ini menjadi satu hal yang krusial karena keseimbangan dan daya gerak laju perahu arung jeram akan sangat tergantung pada formasi itu.

Petualangan arung jeram membelah hutan pinus di area pegunungan Malabar itu dimulai dari jeram kecil hingga sampai ke garis finish kira-kira menempuh waktu 1,5 jam.

Sepanjang pengarungan, pengunjung akan merasakan excited-nya mengarungi tiga jenis jeram yang cukup menguji ardenalin di antaranya jeram blender, jeram domba dan jeram sexy.

Belum alur sungai yang berkelok-kelok dan kontur batu yang tersebar tetapi tidak cukup lebar penampang sungainya membuat petualangan arung jeram di sini cukup menantang.

Kadang kala perahu sama sekali tidak bergerak karena terjepit oleh bebatuan yang besar-besar di dasar sungai. Untuk itu, kelihaian pemandu dan instruksi yang harus ditaati serta kerjasama pengunjung sangat membantu laju perahu arung jeram sampai dengan titik akhir petualangan arung jeram di hutan pinus Rahong. Tradisi tawuran perang air antar pengunjung menambah serunya petualangan arung jeram di sungai Palayangan, Situ Cileunca.