Jumat, 20 Desember 2019

Mengenal Masjid Tertua di Malaysia

Masjid Jamek merupakan salah satu mesjid tertua di Kuala lumpur, Malaysia. Mari kita masuk ke dalamnya.

Masjid Jamek merupakan salah satu mesjid tertua yang ada di Kuala Lumpur. Terletak di persimpangan Sungai Klang dan Sungai Gombak, masjid ini dibangun pada zaman penjajahan Britania oleh pedagang-pedagang Islam yang berasal dari India.

Masjid yang kental dengan arsitektur gaya Moor dan Mughal serta didominasi warna putih dan coklat ini didesain oleh Arthur Benison Hubback. Dibuka secara resmi oleh Sultan Selangor pada tahun 1909.
Masjid Jamek memiliki area yang cukup luas. Memiliki 3 kubah, yang terbesarnya memiliki tinggi 21.3 meter.

Saat memasuki masjid, pengunjung yang berpakaian tidak tertutup akan dipinjamkan jubah yang menutupi tubuh hingga ujung kaki. Tidak hanya untuk wanitanya, tetapi juga pria.

Bangunan utama masjidnya sendiri tidak terlalu besar. Sebagian besar ruangan diperuntukan untuk tempat ibadah pria, sedangkan untuk wanita memiliki tempat yang tidak terlalu luas di bagian kiri.

Sebagai salah satu tujuan wisata utama di Kuala Lumpur, di dalam masjid terdapat beberapa orang yang menjelaskan mengenai Islam kepada para wisatawan, dibantu dengan papan-papan informasi yang bisa dibaca oleh wisatawan.

Di antaranya adalah mengenai rukun iman, islam, juga makna surat Al-fatihah. Tidak jarang juga ada yang berdiskusi panjang untuk mengetahui lebih banyak mengenai Islam.

Di depan bangunan utama masjid terdapat sebuah air mancur yang menyegarkan terlebih di siang hari yang terik. Berada disini, sungguh menenangkan hati dan pikiran.

Museum di China Ini Simpan Keris Pemberian Soekarno

Museum of China di Beijing memiliki berbagai koleksi menarik. Salah satunya, keris pemberian presiden pertama Indonesia, Soekarno.

Beijing, salah satu kota dengan kemajuan teknologi informasi dan pembangunan infrastruktur yang cukup pesat di China dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Kota ini mulai berbenah diri secara besar-besaran ketika didaulat menjadi tuan rumah perhelatan Olympic pada tahun 2018.

Sebagai Kota Pemerintahan (Municipality) yang sarat dengan sejarah perkembangan bangsa China, Beijing memiliki puluhan museum baik yang dikelola oleh negara ataupun swasta. Salah satunya adalah National Museum of China (NMC) yang merupakan museum terbesar ke-3 di dunia setelah Louvre (Prancis) dan State Hermitage Museum (Rusia).

Namun demikian museum ini merupakan museum terbesar di dunia yang menempati satu bangunan (single-building) dengan luas sekitar 200.000 meter persegi. Museum yang berdiri sejak tahun 2003 ini telah menggelar berbagai pameran mulai dari sejarah, tradisi, dan perkembangan budaya bangsa China kurun waktu 5.000 tahun terakhir.

Awalnya museum ini merupakan gabungan dari National Museum of Chinese History dan National Museum of Chinese Revolution yang telah ada sejak tahun 1912. MNC memiliki 5 lantai yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu ruang pamer tetap dan temporer. Setiap tahunnya museum ini menggelar lebih dari 50 tema pameran temporer berkelas internasional yang menyedot hampir 10 juta pengunjung baik lokal maupun macanegara pada setiap tahunnya.

Museum raksasa yang lokasinya berseberangan dengan Kota Terlarang (Forbidden City) dan Lapangan Tian'anmen ini cukup strategis dan mudah dijangkau. Sistem transportasi umum yang cukup baik di Beijing menjadikan perjalanan untuk menjangkau museum ini menjadi mudah baik dengan bus, taksi, atau subway. Namun diperlukan "perjuangan' untuk dapat masuk ke dalam museum ini karena harus mengantre cukup panjang dan berdesak-desakan dengan ribuan pengunjung lainnya terlebih di akhir pekan dan hari libur nasional.

Sebelum memasuki NMC pengunjung terlebih dahulu harus melalui security check yang cukup ketat dan detail seperti halnya ketika akan memasuki tempat-tempat umum lainnya di Beijing. Hal ini cukup bagus untuk memastikan tingkat keamanan dan security control jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kamis, 19 Desember 2019

Sandiaga Uno dan Keromantisan Pulau Nami

Baru-baru ini, Sandiaga Uno berkunjung ke Korea Selatan. Sandiaga tampil berduaan bersama sang istri di Pulau Nami, yang terkenal sebagai destinasi romantis.

Dilihat detikcom pada Instagram Sandiaga Uno, @sandiuno, Selasa (15/10/2019), Sandiaga Uno memposting foto berduaan dengan istrinya sekitar 3 hari lalu. Yang spesial, foto itu diambil di Pulau Nami, Korea Selatan.

Sandi dan istri, Nur Asia berpose mesra di Pulau Nami. Mereka pun berpose selayaknya patung 'Winter Sonata' yang jadi ikonnya Pulau Nami.

"Nami Island di Korea Selatan ini dikenal sebagai destinasi tujuan utama wisatawan. Pulau ini sendiri dikenal setelah sebagian adegan drama korea Winter Sonata dibuat di pulau ini. Patung yang di belakang kami ini ialah patung pemeran Winter Sonata, Choi Ji Woo dan Bae Yong Joon. Pasti emak-emak pada kenal kan siapa mereka," begitu caption pada fotonya.

Selain itu, ada posting juga saat mereka berada di tengah pepohonan pinus. Terlihat, mereka berdua tersenyum lebar dengan kepala Nur Asia bersandar di bahu Sandiaga.

Lewat film drama 'Winter Sonata' di tahun 2002, Pulau Nami mendunia. Keindahan pulau yang berada di Sungai Han dan berjarak sekitar 63 km dari Seoul ini, sekarang adalah destinasi wajib nan favorit turis saat berkunjung ke Korea Selatan.

Pepohonan pinusnya tertata rapi dan indah dipandang. Taman-tamannya asri, bikin suasana menjadi rindang. Belum lagi fasilitas di sana lengkap, termasuk ada musala untuk tempat salat bagi turis Muslim.

Tak ayal, kalau Sandiaga bersama istri terlihat happy saat liburan ke sana.

Kenapa Kastil Jepang Ini Jadi Destinasi Favorit Traveler?

Osaka Castle yang memiliki lima lantai. Kastil ini merupakan salah satu landmark paling terkenal di Jepang dan tak boleh dilewatkan saat melancong ke sana.
Osaka Castle merupakan istana terbesar di Jepang di bawah pemerintahan Toyotomi Hideyoshi. Pembangunannya dimulai pada tahun 1583 di lokasi Kuil Ishiyama Honganji yang hancur 13 tahun sebelumnya oleh Oda Nobunaga.

Namun istana ini hancur beberapa tahun setelah kemation Hideyoshi akibat serangan tentara Tokugawa. Istana ini kemudian dibangun kembali pada tahun 1620an oleh Tokugawa Hidetada.

Rekonstruksi menara istana dilakukan pada tahun 1931. Dan tahun 1997 perbaikan dilakukan hingga menjadi istana dengan desain modern yang sekarang ini kita lihat.

Osaka castle kini menjadi museum informatif mengenai sejarah istana juga Toyotomi Hideyoshi. Saya terkagum-kagum melihat visualisasi yang ditampilkan guna bercerita akan sejarah di setiap lantainya. Begitu menarik dan tidak membosankan sehingga mudah dipahami oleh pengunjung.

Untuk mengekaplor museum ini, sebaiknya kita mulai dari lantai atas dengan menaiki lift kemudian turun per satu lantai dengan tangga karena museum ini terdiri dari beberapa lantai. Istana ini dibuka setiap hari mulai pukul 9 pagi hingga 5 malam dengan tiket masuk 600 yen.

Cocok sekali untuk berwisata dan belajar sejarah.