Minggu, 05 Januari 2020

Pantai Wantopi di Buton Tengah, Serasa Milik Pribadi

Apa traveler pernah mengunjungi Pantai Wantopi? Pantai ini dikelilingi oleh hamparan lautan yang membuat seolah kita berada di tengah laut.

Untuk mengunjungi pantai ini, saya membutuhkan waktu sekitar 50-55 menit dari Desa Gu menggunakan sepeda motor. Sepanjang perjalanan menuju pantai, saya hanya melihat ladang yang gersang. Namun, ketika melihat lautan yang membentang di pinggir jalanan berarti pantai wantopi ini semakin dekat.

Pantai ini terletak di Desa Wantopi, terletak di dalam Teluk Lasori, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah. Layaknya milik pribadi, tak ada seorang pun di pantai ini saat saya mengunjunginya di hari kerja, mungkin kalau hari libur tempat ini akan banyak didatangi pengunjung. Tempatnya asri, ada pohon kelapa berjejer di tengah pantai dan beberapa gubuk.

Ketika pertama kali mengunjungi pantai ini, saya yakin tempat ini akan menjadi destinasi favorit di Buton Tengah. Jelas saja, pantai ini sekilas tampak seperti pulau dengan hamparan laut di sekelilingnya.Untuk mengaksesnya pun tidak perlu menggunakan perahu.

Pasir putih dan biru laut membentang, membuat saya takjub. Saking terpesonanya dengan keindahan Pantai Wantopi, saya berlari menuju bibir pantai.

Hal menakjubkan di sini adalah bentuk pantai dan dermaganya. Bentuk ini akan menjadi huruf S ketika air laut surut dan membentang jauh. Membuat suasana pantai ini semakin terasa milik pribadi.

Jembatan dermaganya bukan untuk singgahan kapal atau perahu, melainkan akses dari rumah warga menuju Pantai Wantopi. Ketika berjalan, sesekali saya melihat ikan berenang di sekitar dermaga. Airnya yang jernih membuat rasanya ingin melompat.

Untuk traveler yang ingin camping dan bersantai berayunan dibawah pohon kelapa, bawahlah tenda, matras/karpet juga hanmock. Pantai ini bisa menjadi list destinasi wisata kamu jika berkunjung ke Buton Tengah. Semoga traveler bisa berkunjung ke Pantai Wantopi dan merasakan keasrian suasananya.

My next dream destination is Dubai. Ketika seseorang berkata Dubai, di benak saya terlintas Burj Khalifa, Safari Gurun Pasir dan Gedung Pencakar langit. Siapa sih yang nggak mau ke Dubai? Kota yang membuat traveler takjub. Jika diberi kesempatan mengunjungi Dubai, saya ingin mengeksplor tempat-tempat di sana dan menjadikan extraordinary traveling di berbagai tempat wisatanya. Safari Gurun Pasir, mengunjungi Burj Khalifah dan Miracle Garden. Now or Never.

Naik Perahu Kayu di Sungai Dubai, Asyiknya!

Kota Dubai punya banyak atraksi yang menarik. Salah satunya menaiki Abra, perahu kayu yang melintas di Sungai Dubai.

Sebuah perahu tradisional beratap terpal melintas di atas sungai. Jauh di belakangnya terdapat barisan bangunan berwarna cokelat khas Timur Tengah. Di atas perahu, ada dua buah papan tempat belasan orang duduk beradu punggung.

Gambaran itu yang saya lihat di inflight magazine maskapai Emirates yang saya tumpangi dari Jakarta menuju Belanda. Gambar yang terekam jelas di benak saya, mengendap, dan seakan mengundang saya untuk datang ke sana. Dubai Creek, sungai yang membentang di bagian timur Dubai.

Alhasil, ketika transit di Dubai, sehari ketika kembali ke Jakarta, saya memaksa diri untuk menuju kawasan yang ada di foto itu. Tak terlalu sulit karena transportasi di Dubai amat nyaman dan memadai. Tak perlu waktu lama, metro di lintasan hijau itu membawa saya ke daerah yang amat kontras dengan Dubai yang selama ini saya tahu, Dubai modern yang penuh pencakar langit di mana-mana.

Dubai Creek rupanya membentang sepanjang 2,3 km. Bagian yang saya lihat di foto berada di area Old Dubai, kawasan lama Dubai yang ternyata juga menjadi tujuan wisata para turis mancanegara.

Old Dubai memang amat kontras dengan Dubai Modern. Bangunan-bangunan berwarna cokelat dan dipenuhi dengan kehidupan masyarakat tradisional yang hampir tak saya temui di kota sebelumya. Saya langsung berpikir, saya suka kota ini.

Waktu saya cukup mepet. Dengan setengah berlari saya langsung bergegas menuju Bur Dubai Station, tempat perahu kayu itu bersandar. Di sana, terdapat deretan perahu-perahu kayu kecil. Abra, begitu nama perahunya, yang kurang lebih memiliki arti "to cross" atau menyebrang.

Tambrauw, Papua Barat yang Cantik Tapi Gelap

Masyarakat heboh dengan kejadian listrik padam massal di berbagai daerah. Di Tambrauw, Papua Barat, listrik terbatas sudah biasa padahal alamnya indah.

Kabupaten Tambrauw terus berkembang dan menjadi salah satu destinasi di Papua Barat. Alam yang cantik dan menggoda harus bersaing dengan terbatasnya listrik.

Listrik mati yang dialami Jakarta kemarin tak ada apa-apanya dibandingkan dengan saudara-saudara kita di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Kabupaten Tambrauw memliki alam yang sangat indah namun masih harus kelimpungan soal listrik.

"Ada beberapa daerah di Tambrauw yang sudah mulai punya listrik, walau cuma malam saja menggunakan genset," ujar Kadispar Tambrauw, Abraham Mayor kepada detikcom Senin (5/8/2019).

Wilayah-wilayah tersebut adalah Keibar, Sausapor, Amberbaken, dan Fef. Di luar wilayah itu, Tambrauw masih gelap.

"Listrik menyala 12 jam dari pukul 18.00-06.00 WIT. Kalau di Sausapor siang ada PLTA, malam ada PLTD," jelas Abraham.

Jangan berharap lebih pada sinyal. detikcom pernah berkunjung ke Tambrauw beberapa waktu lalu dan merasakan sendiri sulitnya sinyal di beberapa kecamatan.

"Sinyal sudah masuk ke Sausapor, kalau Fef baru pemasangan kabel optik," kata Abraham.

Hal ini sangat disayangkan. Karena keindahan Tambrauw sangatlah mempesona. Traveler bisa menikmati Papua yang sesungguhnya dengan suguhan bird watching cendrawasih yang khas.

Bukan Papua Barat namanya kalau tak punya diving spot. Yang istimewa, Tambrauw punya titik penyelaman yang berisi tank dan helikopter Perang Dunia II.

Untuk traveler yang suka dengan treking dan hutan, ada pula situs tank bersejarah di Kampung Es Mambo.

Pantai Wantopi di Buton Tengah, Serasa Milik Pribadi

Apa traveler pernah mengunjungi Pantai Wantopi? Pantai ini dikelilingi oleh hamparan lautan yang membuat seolah kita berada di tengah laut.

Untuk mengunjungi pantai ini, saya membutuhkan waktu sekitar 50-55 menit dari Desa Gu menggunakan sepeda motor. Sepanjang perjalanan menuju pantai, saya hanya melihat ladang yang gersang. Namun, ketika melihat lautan yang membentang di pinggir jalanan berarti pantai wantopi ini semakin dekat.

Pantai ini terletak di Desa Wantopi, terletak di dalam Teluk Lasori, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah. Layaknya milik pribadi, tak ada seorang pun di pantai ini saat saya mengunjunginya di hari kerja, mungkin kalau hari libur tempat ini akan banyak didatangi pengunjung. Tempatnya asri, ada pohon kelapa berjejer di tengah pantai dan beberapa gubuk.

Ketika pertama kali mengunjungi pantai ini, saya yakin tempat ini akan menjadi destinasi favorit di Buton Tengah. Jelas saja, pantai ini sekilas tampak seperti pulau dengan hamparan laut di sekelilingnya.Untuk mengaksesnya pun tidak perlu menggunakan perahu.

Pasir putih dan biru laut membentang, membuat saya takjub. Saking terpesonanya dengan keindahan Pantai Wantopi, saya berlari menuju bibir pantai.

Hal menakjubkan di sini adalah bentuk pantai dan dermaganya. Bentuk ini akan menjadi huruf S ketika air laut surut dan membentang jauh. Membuat suasana pantai ini semakin terasa milik pribadi.

Jembatan dermaganya bukan untuk singgahan kapal atau perahu, melainkan akses dari rumah warga menuju Pantai Wantopi. Ketika berjalan, sesekali saya melihat ikan berenang di sekitar dermaga. Airnya yang jernih membuat rasanya ingin melompat.

Untuk traveler yang ingin camping dan bersantai berayunan dibawah pohon kelapa, bawahlah tenda, matras/karpet juga hanmock. Pantai ini bisa menjadi list destinasi wisata kamu jika berkunjung ke Buton Tengah. Semoga traveler bisa berkunjung ke Pantai Wantopi dan merasakan keasrian suasananya.

My next dream destination is Dubai. Ketika seseorang berkata Dubai, di benak saya terlintas Burj Khalifa, Safari Gurun Pasir dan Gedung Pencakar langit. Siapa sih yang nggak mau ke Dubai? Kota yang membuat traveler takjub. Jika diberi kesempatan mengunjungi Dubai, saya ingin mengeksplor tempat-tempat di sana dan menjadikan extraordinary traveling di berbagai tempat wisatanya. Safari Gurun Pasir, mengunjungi Burj Khalifah dan Miracle Garden. Now or Never.