Selasa, 07 Januari 2020

Keluarga Piranha Tapi Giginya Seperti Manusia

Hutan Amazon punya banyak cerita. Salah satunya, ikan pacu yang berkerabat dengan keluarga Piranha. Tapi, giginya seperti manusia dan vegetarian.

Mungkin, belum banyak yang tahu tentang ikan pacu. Inilah salah satu ikan di Sungai Amazon yang terlihat mirip seperti piranha.

Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, Jumat (2/8/2019) ada perbedaan antara ikan piranha dan ikan pacu. Meski, keduanya sama-sama masuk dalam family Serrasalmidae.

Ikan pacu rupanya lebih besar dari segi ukuran dibanding piranha. Ikan pacu bisa mencapai panjang lebih dari 1 m dan berat lebih dari 40 kg. Sedangkan piranha, panjang tubuhnya tidak sampai 1 m.

Perbedaan paling mencolok adalah pada giginya. Seperti kita tahu, gigi piranha begitu tajam seperti gigi hiu. Kalau ikan pacu, giginya justru seperti manusia!

Gigi ikan pacu jumlahnya banyak dan tersusun rapi di bagian rahang atas dan bawahnya. Tidak setajam gigi piranha.

Meski begitu, ikan pacu lebih agresif dibanding piranha. Walau giginya tidak tajam, mereka bisa menggigit dan mengoyak daging. Meski, makanan ikan pacu umumnya adalah biji-bjian dan kacang-kacangan.

Pacu adalah nama lokal, yang berasal dari bahasa Guarani yang kerap digunakan oleh penduduk Indian Brasil. Ada 2 jenis ikan pacu yang dikenal saat ini, yaitu Black Pacu (Pacu Hitam) dan Red Bellied Pacu (Pacu Perut Merah). Meski sama-sama pacu, namun nama ilmiah kedua hewan ini berbeda.

Ikan pacu hitam memiliki nama ilmiah Colossoma macropomum, sementara Pacu perut merah nama ilmiahnya Piaractus brachypomus. Tetap saja, jenis keduanya masih berkerabat dengan keluarga piranha.

Meski asalnya dari Amerika Selatan, tetapi Pacu bisa ditemukan juga di AS, hingga beberapa negara di Eropa. Itu disebabkan karena ada penyuka hewan yang sengaja memelihara ikan ini, karena dianggap sangat eksotis. Padahal, ikan ini cukup berbahaya kalau tidak dipelihara dengan benar.

Seperti misalnya kasus ikan Pacu yang menggigit jari anak kecil di Edinburgh Butterflies and Insect World, Skotlandia. Atau seperti kasus yang terjadi di Swedia, dimana ikan Pacu kedapatan menggigit testikel sekelompok pemuda yang sedang berenang di sungai di Kota Oresund, Swedia. Mungkin ikan Pacu mengira, testikel para pemuda itu sebagai kacang yang bisa mereka makan.

Penumpang Ini Shock, Makanan Pesawatnya Dibuat 16 Bulan yang Lalu

Sungguh beruntung nasib penumpang satu ini. Dia sempat memeriksa makanan pesawat yang hendak dimakannya. Rupanya, makanan itu dibuat 16 bulan yang lalu.

Traveler harus hati-hati kalau mau makan makanan pesawat. Harus perhatikan betul tanggal kadaluarsa, atau tanggal makanan tersebut dibuat. Kalau sudah lewat, lebih baik jangan dimakan.

Seperti itulah yang dialami penumpang pesawat American Airlines yang terbang dari Dallas, AS menuju ke London, Inggris. Lewat media sosial Twitter, dia mengungkapkan kejadian saat makanan pesawat yang hendak dimakannya ternyata dibuat sekitar 16 bulan sebelumnya.

Dilihat detikcom, Jumat (2/8/2019), awalnya penumpang ini memang meminta 'spesial request' terkait makanan pesawatnya. Dia mengorder menu vegan, kari merah dengan nasi. Tapi alangkah terkejutnya dia saat menyadari bahwa tanggal pembuatan menu tersebut tercantum 11 Februari 2018, alias 16 bulan yang lalu.

"Menu spesial yang saya terima hari ini ternyata dibuat pada bulan Februari 2018 (usianya 1 tahun dan 4 bulan). Saya akan makan ini kalau Anda membawa saya ke Mars, tapi tidak dari Dallas ke London," cuit @sjaytx.

Awalnya dia komplain ke salah satu pramugari, tapi kemudian pramugari ini malah memanggil temannya yang lain yang lebih mengerti. Penumpang ini pun menjelaskan kekhawatirannya.

"Saya menjelaskan kekhawatiran saya, bahwa makanan ini dibuat pada bulan Februari 2018, sedangkan saat itu bulan Juni 2019. Akhirnya pramugari kedua mengambil makanan tersebut," jelasnya.

Senin, 06 Januari 2020

Kisah Pesawat Kecil Airbus Digadang Jadi Andalan di Masa Depan

Apa sih keunggulan si kecil cabe rawit dari Airbus A321XLR? Inilah kisah perjalanannya yang digadang jadi andalan di masa depan.

Seperti dilansir CNN, Minggu (4/8/2019), penerbangan jarak jauh pada hari ini masih dilayani pesawat besar berlorong ganda dan ruang kabin yang luas. Di masa depan, dunia aviasi diprediksi mirip dengan masa awalnya 60 tahun yang lalu menggunakan pesawat yang jauh lebih kecil.

Airbus bertaruh dalam hal itu. Keluarga pesawat A320-nya telah berevolusi selama 30 tahun terakhir dengan menambahkan model lebih besar dan lebih kecil yang semuanya mampu melintasi benua.

Airbus secara bertahap meningkatkan A321, seri pesawat satu lorong terbesarnya sejak pertama kali terbang pada tahun 1993. Pada tahun 2013 Airbus menambahkan "Sharklets" (modifikasi winglets di sayap), mesin baru pada tahun 2016 dan penambahan tangki bahan bakar pada tahun 2018.

Dalam Paris Air Show beberapa waktu lalu diluncurkan Airbus A321XLR yang terbaru. Ditambahkan XLR, adalah singkatan dari Extra Long Range.

Mampu menampung 175 hingga 200 penumpang, tata letak kabinnya bisa dibikin untuk tiga kelas: bisnis, ekonomi premium dan ekonomi. A321XLR dapat terbang sejauh 8.700 kilometer dan saat diisi penuh hingga 244 kursi penumpang, daya jelajahnya turun menjadi 7.400 kilometer.

A321XLR akan dapat menghubungkan kota-kota seperti Roma ke New York, London ke Delhi, dan Tokyo ke Sydney. Ini mengingatkan masa-masa awal perjalanan pesawat global.

"Di sini, saya pikir kita benar-benar berada dalam momen 'Kembali ke Masa Depan'," kata Henry Harteveldt, analis industri perjalanan dan pendiri Atmosphere Research Group.

Pada akhir 1950-an, para pelancong kagum dengan kecepatan dan kenyamanan pesawat Douglas DC-8s dan Boeing 707s. Pesawat itu jadi era baru penerbangan internasional, meski kadang-kadang pesawat itu tidak bisa langsung mencapai tujuan dan berhenti mengisi bahan bakar di tengah perjalanan hingga peningkatan selanjutnya.

Kemudian, 50 tahun yang lalu, pada tahun 1969 muncul pesawat jumbo Boeing 747. Bernama Queen of the Skies, pesawat ini mengubah dunia penerbangan selamanya.

Tidak berlangsung lama, maskapai menggeser pesawat berbadan lebar seperti 747 dan sejenisnya, seperti Douglas DC-10 dan Lockheed L-1011 TriStar dari perjalanan jarak jauh. Selama beberapa dekade, pesawat dengan dua lorong seperti Boeing 767 dan 777, dan Airbus A330, A350 dan A380 telah menjadi standar untuk perjalanan internasional.

Sementara itu, untuk jarak menengah ada pesawat lorong tunggal Boeing 757 sejak pertengahan 1980-an. Untuk rute trans-Atlantik, maskapai-maskapai masih mencari pesawat untuk memperbarui armada mereka.

A321XLR telah ditingkatkan

American Airlines telah memilih A321XLR untuk menggantikan 757-nya yang sudah menua, dengan pesanan ke Airbus sebanyak 50 buah. "A321XLR sangat serbaguna, dan saya pikir itu adalah bagian penting untuk maskapai," kata Jeff Knittel, ketua dan CEO, Airbus Amerika.

"Pesawat ini merupakan perluasan kemampuan pesawat satu lorong satu daripada yang lainnya. Ini bukan pengganti pesawat berbadan lebar," imbuh dia.

Berkat efisiensi dan fleksibilitas, A321XLR dapat dijadwalkan maskapai di penerbangan penghubung singkat, lalu terbang jarak jauh di penerbangan berikutnya. Agar mampu terbang jauh, A321XLR dilengkapi tangki bahan bakar yang terletak di belakang sayap.

Roda pendaratan pesawat A321XLR juga telah ditingkatkan. Tentunya agar mampu menahan bobot ekstra bahan bakar dan bobot lepas landas keseluruhan pesawat yang akan meningkat dibandingkan dengan model A321 lainnya.

Pengalaman penumpang saat penerbangan jarak jauh

Airbus memiliki pengalaman melakukan penerbangan terpanjang di Bumi dengan pesawat jarak jauh A350ULR yang lebih besar. Saat ini, digunakan Singapore Airlines untuk rute non stop Singapura-New York selama lebih dari 19 jam.

Menurut Knittel, pengalaman itu telah diterapkan pada A321XLR. Pengoptimalan pesawat dari perspektif pengalaman penumpang untuk penerbangan jarak jauh hingga 10 jam penerbangan, meliputi kenyamanan toilet, penyimpanan air atau sampah.

A321XLR akan dilengkapi dengan Airspace interior kabin terbaru. Dinding sampingnya akan memiliki kontur yang sudah di atur ulang, lampu LED yang dapat diprogram, dan bagasi kabin lebih besar sekitar 40% lebih besar volumenya.