Rabu, 08 Januari 2020

Ini 6 Tips Fotografi Saat Liburan

Liburan kini tak bisa lepas dari fotografi. Supaya fotomu tidak membosankan dan bisa dipamerkan, berikut tips fotografi saat kamu menikmati liburan.

Forwapar (Forum Wartawan Pariwisata) dan Kementerian Pariwisata membuat diskusi dengan tema Clinic: Capturing Moment Calender of Event yang digelar di Hotel Ashley, Jakarta, Senin (29/7/2019). Dalam diskusi ini diberikan tips fotografi oleh Ardiles Rante, jurnalis AFP dan Reuters. Inilah tipsnya:

1. Cari informasi acara atau destinasi yang didatangi

Jalan-jalan tak cuma destinasi, tapi juga menikmati atraksi yang diberikan daerah tersebut. Saat menikmati sebuah event atau kegiatan, layaknya peserta lain, traveler pasti ingin mengabadikan momen terbaik acara tersebut, contohnya saja Jember Carnaval Festival.

"Untuk mendapatkan foto yang bagus diperlukan persiapan yang bagus. Harus tahu persiapan acaranya, rancangan dan desain terbaru," ujar Ardiles Rante, Jurnalis AFP, Reuters.

2. Persiapkan alat

Selain urusan konten, traveler juga harus mempersiapkan alat dengan baik. Baterai, lensa, memori dan perlatan lainnya harus siap untuk segala kemungkinan.

3. Berpikir kreatif

"Think before shoot, berpikir lebih dalam. Ada momen-momen tertentu yang membutuhkan effort atau usaha," ujar Ardiles.

4. Jangan mengulang foto

Traveler bisa memulai dengan mengambil gambar secara luas kemudian lebih menyempit atau detail acara.

"Jangan mengambil foto dengan pengulangan di satu tempat," tambah Ardiles.

5. Terus mencoba

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah latihan. Untuk mengambil momen penting dalam acara budaya, perlu penguasaan daerah dan pengenalan penduduk.

"Contohnya waktu Saya di Lembata, mengabadikan perburuan paus yang jadi budaya. Saya butuh waktu 12 tahun untuk mendapatkan foto tersebut. Awalnya dicuekin penduduk, setelah terus-terusan jadi kenal. Gunakan waktu luang untuk berkenalan dengan penduduk setempat," cerita Ardiles.

6. Jeli mengambil foto

Selain persiapan diri yang matang, kejelian juga harus diperhatikan dalam mengambil foto. Asthie Wendra, Show Director Prambanan Jazz juga menambahkan tips foto saat event Prambanan Festival Jazz.

"Cari masterpiecenya. Kalau Prambanan Festval Jazz ada Candi Prambanan sebagai Masterpiece-nya. Kemudian dikawinkan dengan identitas acara yang adalah giant letter," tutur Asthie.

Melihat Rumitnya Pembuatan Mesin Pesawat

Rolls-Royce bukan cuma bikin mobil, mereka juga merakit mesin pesawat terbang. Prosesnya sangat rumit, tapi bikin penasaran.

Seperti dilansir CNN, Selasa (30/7/2019) markas besar Rolls-Royce Aerospace ada di Kota Derby, Inggris. Deru mesin meyelubungi sekitar 1.000 orang pekerja di sana.

Mereka mengerjakan tugas rumit untuk membuat mesin pesawat. Salah satu yang digarap adalah mesin Trent XWB, mesin jet turbofan yang menggerakkan Airbus A350 XWB.

Anda dapat menemukannya di maskapai seluruh dunia seperti Qatar Airways, Singapore Airlines dan Lufthansa. Ada lebih dari 1.800 mesin Trent XWB beroperasi atau dipesan di seluruh dunia.

Pembuatan

Di fasilitas Rolls-Royce Aerospace daerah East Midlands, mesin-mesin jet ini dibikin dengan aman, cepat dan berstandar tinggi. Michael McCree, seorang insinyur perbaikan mesin Trent XWB Rolls-Royce menjelaskan mesin Trent XWB terdiri dari delapan modul atau komponen utama. Enam dari delapan modul dibikin di Derby dan dua lainnya dari pemasok.

Ada Kompresor IP yang dibangun oleh KHI di Jepang, sementara turbin LP dirakit oleh perusahaan bernama ITP di Spanyol. Keduanya akan dikirim ke Inggris.

McCree memulai tur lini produksi mesin Trent XWB dengan penutup kipasnya. Bagian ini yang mengelilingi luar mesin dan biasanya ditutup dengan penutup nama produk dan maskapai.

"Di sana untuk menyimpan semua kabel dan pipa, serta untuk dudukan bilah kipas," kata McCree, sambil menunjuk kotak kipas kosong dengan bagian atas berbahan serat karbon.

Kipas memiliki sisi basah dan kering. Sisi basah adalah tempat bahan bakar dan oli berputar dan sisi kering adalah tempat kabel dan elektronik berada, ada jarak untuk menghindari masalah.

Aneka Fakta Ular Death Adder yang Tewaskan Brimob di Papua

Personel Brimob tewas dipatuk ular Death Adder di Papua. Ular ini tersohor dari Australia, tapi rupanya memang ada juga di Indonesia.

Anggota Brimob, Bripka Desri Sahroni meninggal dunia akibat gigitan ular Death Adder saat mandi di sungai di sela tugas pengamanan di Mimika, Papua. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun sayang nyawanya tidak tertolong.

Ular apa sih Death Adder itu? Orang lebih mengenalnya sebagai ular mematikan yang terdapat di Australia. Tapi banyak yang tidak tahu, kalau ular ini juga terdapat di Indonesia Timur.

Informasi yang dihimpun detikcom dari situs ilmiah The Reptile Database, Selasa (30/7/2019) Death Adder adalah ular dari genus Acanthopis. Ini adalah jenis ular mematikan yang umumnya terdapat di Australia.

Ular ini memiliki tubuh pendek dan gemuk berwarna coklat kelabu dengan belang-belang warna pucat, terkadang pula tubuhnya berwarna cokelat kemerahan atau abu-abu dengan belang-belang berwarna oranye pucat dan putih. Warnanya bervariasi, tergantung pada lokasi mereka.

Ular ini memiliki kepala berbentuk kapak, sisik berukuran kecil, mata yang memiliki pupil vertikal dan taring yang berukuran agak panjang dan besar. Untuk mencapai usia dewasa, Death Adder membutuhkan 2-3 tahun. Ukuran betinanya lebih besar dari pada jantan.

Pada umumnya, ular ini hanya menunggu mangsa yang lewat di depannya. Dengan menggerak-gerakan ekornya yang berbentuk cacing yang akan menarik perhatian mangsa dan secepat kilat Death adder akan mematuk mangsanya. Serangan ular ini mencapai 0,15 detik.

Tidak seperti ular lain yang akan melarikan diri dari gangguan manusia, Death Adder akan bertahan, bahkan banyak asumsi yang menyatakan bahwa ular mematikan ini tuli, tetapi sebenarnya dapat merasakan getaran tanah.

Sekali gigitan, Death adder dapat menyuntikan 40-100 mg racun ke tubuh mangsanya. Gigitan ini dapat mengakibatkan kelumpuhan pada awalnya dan berakhir dengan kematian karena penutupan pernafasan total hingga 6 jam.

Ternyata, ada 3 spesies Death Adder di Indonesia dan sama mematikannya. Spesies itu adalah Acanthophis ceramensis, Acanthophis laevis dan Acanthophis rugosus. Ketiga spesies ini merupakan famili Elapiade atau keluarga ular yang terdiri dari ular bertaring pendek di depan, seperti kobra, ular karang, mamba dan taipan.

Acanthophis caramensis berada di daerah Seram dan Tanimbar yang terdapat di Maluku, sedangkan Acanthophis laevis dan Acanthophis rugosus berada di Papua, khususnya di Merauke.

Nah untuk traveler yang mau berpergian ke pedalaman Pulau Seram atau Mimika di Papua, harus berhati-hati. Selalu waspada akan lingkungan sekitar ya, Traveler.

Ini 6 Tips Fotografi Saat Liburan

Liburan kini tak bisa lepas dari fotografi. Supaya fotomu tidak membosankan dan bisa dipamerkan, berikut tips fotografi saat kamu menikmati liburan.

Forwapar (Forum Wartawan Pariwisata) dan Kementerian Pariwisata membuat diskusi dengan tema Clinic: Capturing Moment Calender of Event yang digelar di Hotel Ashley, Jakarta, Senin (29/7/2019). Dalam diskusi ini diberikan tips fotografi oleh Ardiles Rante, jurnalis AFP dan Reuters. Inilah tipsnya:

1. Cari informasi acara atau destinasi yang didatangi

Jalan-jalan tak cuma destinasi, tapi juga menikmati atraksi yang diberikan daerah tersebut. Saat menikmati sebuah event atau kegiatan, layaknya peserta lain, traveler pasti ingin mengabadikan momen terbaik acara tersebut, contohnya saja Jember Carnaval Festival.

"Untuk mendapatkan foto yang bagus diperlukan persiapan yang bagus. Harus tahu persiapan acaranya, rancangan dan desain terbaru," ujar Ardiles Rante, Jurnalis AFP, Reuters.

2. Persiapkan alat

Selain urusan konten, traveler juga harus mempersiapkan alat dengan baik. Baterai, lensa, memori dan perlatan lainnya harus siap untuk segala kemungkinan.

3. Berpikir kreatif

"Think before shoot, berpikir lebih dalam. Ada momen-momen tertentu yang membutuhkan effort atau usaha," ujar Ardiles.