Rabu, 08 Januari 2020

Kembangkan Inovasi Akses, Dirut AP II Dipuji Menpar

Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai sangat terbantu sejumlah pihak dalam pengembangan infrastruktur pariwisata di sisi akses. Salah satu yang berperan penting yaitu Muhammad Awaluddin, CEO Angkasa Pura II, yang juga pernah menjadi CEO of Enterprise Business PT Telkom Indonesia.

"Saya puji Angkasa Pura II, di berbagai momen, dan terakhir di Seminar General Aviation for Tourism di El-Royale Hotel Banyuwangi, Jumat 26 Juli 2019 lalu. Kalau ingin melihat sukses tidaknya sebuah perusahaan maupun daerah, lihatlah CEO-nya," kata Arief dalam keterangannya, Selasa (30/7/2019).

Menurutnya, value sebuah perusahaan juga ditentukan siapa orang nomor satu yang menjadi nahkodanya. Sebagai irisan dari ekosistem pariwisata, terutama di akses, Arief sangat menyukai gaya kepemimpinan kepada sosok M. Awaluddin.

"Sejak awal, begitu dipercaya sebagai Dirut AP II, dia langsung setting proyeksi inline dengan target besar pariwisata Indonesia. Karena kita sama-sama menyakini Revolusi 3T itu bakal terjadi, dan kita harus menjemput dengan berbagai inovasi. 3T itu adalah Telecommunication, Transportation, Tourism," jelas Arief.

Muhammad Awaluddin yang sama-sama berlatar belakang digital, strategic management, dan telco management ini sudah banyak melakukan terobosan di AP II, untuk memperkuat akses pariwisata. Awaluddin yang berinisiatif dan punya ide untuk mendorong General Aviation for Tourism, dan menjadikan Bandara Banyuwangi sebagai pilot project nya.

"Pesawat kecil dengan seats di bawah 9 tempat duduk itu jumlahnya banyak dan bisa diberdayakan sebagai akses untuk jarak dekat. Ini akan menghidupkan pariwisata Banyuwangi dan sekaligus memaksimalkan utilitas bandara. Yang dibutuhkan adalah regulasi, agar potensi yang ada di akses ini bisa optimalisasi," jelas Awaluddin, yang mengedepankan spirit Indonesia Incorporation.

Dia juga berhasil mengubah konsep Terminal 2F menjadi LCCT (low cost carrier terminal, untuk memperkuat akses pariwisata. Karena data pertumbuhan LCCT di seluruh dunia bertumbuh agresif dengan rata-rata 2 digit. "Sekarang sudah running, dan pertumbuhan di LCC sangat signifikan," kata Awaluddin.

Soal membuka akses baru, di destinasi wisata prioritas yang sudah ditetapkan Presiden Joko Widodo juga dia implementasikan dengan baik. Sukses Silangit Airport dari tidak ada penerbangan regular sampai sekarang ada 6 pesawat landing atau 12 pergerakan menuju Danau Toba. Tahun 2018 bandara silangit mengangkut penumpang sebanyak 425.476 passangers. "Sekarang Silangit sudah menjadi international airport," ungkap Awaluddin.

Bandara Banyuwangi Jawa Timur, ceritanya sama. Saat ini sudah ada 12 movement domestik per hari, 2 movement international pada hari Kamis & Minggu. Awal Agustus 2019 ada flight Denpasar Banyuwangi, maka kabupaten kecil di ujung timur Pulau Jawa itu makin mantap positioning nya sebagai destinasi wisata.

Dia juga membuat kebijakan untuk mendorong pesawat-pesawat kecil memindahkan RON (menginap) di bandara lain di luar Jakarta, seperti Palembang, Lampung, Babel, dan lainnya dengan free of charge. Tujuannya, mengoptimalkan pesawat berbadan besar dan menengah di Jakarta, dan pesawat kecil menghidupkan daerah.

Sebagai profesional, Awaluddin memang punya prinsip "Innovation is the only way to grow." Pria yang lahir 15 Januari 1968 itu sudah punya reputasi dengan strategic management, digital transformation, service and marketing, operation, human capital development, quality management, corporate governance and leadership area.

Masuk akal, jika bandara-bandara yang berada di bawah Angkasa Pura II, bertumbuh pesat. Lulusan Universitas Sriwijaya Palembang, Master of Business Administration European University Antwerpen Belgium 1998 dan menyelesaikan Doktor di Unpad Bandung itu, terus mengasah inovasi dan mengimplementasikan di korporasinya. Angkasa Pura II pun sejak dia pumpin, September 2016 - hingga sekarang, sudah mengoleksi banyak penghargaan.

Ada Soekarno-Hatta as The World Most Improved Airport - Skytrax 2017, The Best of Overall BUMN, The Most Expansive Company in The Service Industry, Gold Medal Asia Pasific Stevie Award 2017, BUMN Terbaik 2017 bersi InfoBank Magazine, dan masih banyak lagi. Dia memang pembelajar yang baik dan cepat.

"Never stop learning, make your mind stays young," kata Awaluddin

Melihat Rumitnya Pembuatan Mesin Pesawat

Rolls-Royce bukan cuma bikin mobil, mereka juga merakit mesin pesawat terbang. Prosesnya sangat rumit, tapi bikin penasaran.

Seperti dilansir CNN, Selasa (30/7/2019) markas besar Rolls-Royce Aerospace ada di Kota Derby, Inggris. Deru mesin meyelubungi sekitar 1.000 orang pekerja di sana.

Mereka mengerjakan tugas rumit untuk membuat mesin pesawat. Salah satu yang digarap adalah mesin Trent XWB, mesin jet turbofan yang menggerakkan Airbus A350 XWB.

Anda dapat menemukannya di maskapai seluruh dunia seperti Qatar Airways, Singapore Airlines dan Lufthansa. Ada lebih dari 1.800 mesin Trent XWB beroperasi atau dipesan di seluruh dunia.

Pembuatan

Di fasilitas Rolls-Royce Aerospace daerah East Midlands, mesin-mesin jet ini dibikin dengan aman, cepat dan berstandar tinggi. Michael McCree, seorang insinyur perbaikan mesin Trent XWB Rolls-Royce menjelaskan mesin Trent XWB terdiri dari delapan modul atau komponen utama. Enam dari delapan modul dibikin di Derby dan dua lainnya dari pemasok.

Ada Kompresor IP yang dibangun oleh KHI di Jepang, sementara turbin LP dirakit oleh perusahaan bernama ITP di Spanyol. Keduanya akan dikirim ke Inggris.

McCree memulai tur lini produksi mesin Trent XWB dengan penutup kipasnya. Bagian ini yang mengelilingi luar mesin dan biasanya ditutup dengan penutup nama produk dan maskapai.

"Di sana untuk menyimpan semua kabel dan pipa, serta untuk dudukan bilah kipas," kata McCree, sambil menunjuk kotak kipas kosong dengan bagian atas berbahan serat karbon.

Kipas memiliki sisi basah dan kering. Sisi basah adalah tempat bahan bakar dan oli berputar dan sisi kering adalah tempat kabel dan elektronik berada, ada jarak untuk menghindari masalah.

Langkah selanjutnya adalah melihat bagian dari mesin yang biasa terlihat di pesawat, kipas besar yang berputar. Ada penambahan bobot untuk menyeimbangkan kipas dan memastikannya sesuai dengan spesifikasi yang bikin mesin berputar semulus mungkin.

Fasilitas Rolls-Royce Aerospace memang ramai pekerja yang terampil. Memang ada mesin tapi tenaga manusia lebih diandalkan dan bukan robot. Langkah selanjutnya adalah menggabungkan bagian combuster ke intercase. Intercase adalah tempat mesin dengan poros melewati yang terhubung ke gear box.

"Mesin, pada titik ini pada dasarnya masih gundul," kata McCree. Diperlukan pakaian inti saat meletakkan semua pipa yang menghubungkan mesin panas dan dingin hingga segala jenis kabel yang melewatinya, tapi masih belum siap terbang.

Proses pengujian

Mungkin inilah bagian yang paling mengesankan dari fasilitas Rolls-Royce Aerospace. Lokasinya berupa ruangan yang sangat luas dan panjang dengan fasilitas raksasa yang menahan mesin di tempatnya.

Ketika mesin berada di ruangan itu, penguji akan bereksperimen untuk mengetahui seberapa baikkah ketika mesin dinyalakan, dimatikan, dimatikan darurat, kekuatan dorongan, bahkan saat menghadapi serangan burung. Mesin juga diuji saat ada masalah bau di kabin melalui tes penciuman.

"Kami memastikan tidak ada bau yang berasal dari mesin yang bisa masuk ke kabin," kata McCree.

Lalu apa yang terjadi jika minyak diduga bocor? Kamera dimasukkan ke dalam mesin dan perubahan dapat dilakukan.

Lamanya proses pengujian di Rolls-Royce bervariasi. Produk-produk baru akan diperiksa secara menyeluruh selama beberapa hari, tetapi mesin-mesin yang sudah dalam tahap produksi dapat dipastikan siap terbang setelah periode pengujian yang lebih singkat.

Ketika mesin siap untuk beroperasi maka akan dipisahkan, dibagi dua melalui mesin hidrolik. Biasanya, mereka akan dibawa ke markas Airbus di Toulouse di Prancis dan siap menjadi bagian Airbus A350 XWB.

Setiap mesin akan melalui sekitar 3.000 siklus penerbangan sebelum kembali diservis. Dalam perjalanan itu, mesin ini mampu mengangkut puluhan ribu penumpang.