Selasa, 07 Januari 2020

Kebun Binatang China Ubah Kotoran Panda Jadi Suvenir

 Salah satu kebun binatang di China melakukan hal tak biasa. Mereka mengubah kotoran panda menjadi suvenir. Kamu mau?

Panda adalah hewan yang menggemaskan. Tingkah lakunya dan rupanya yang lucu membuat siapapun ingin jumpa dengan panda. Namun bagaimana bila kotoran panda yang lucu ini dijadikan sovenir?

Dilansir detikcom dari beragam sumber, Jumat (2/8/2019) Taman satwa Yunnan di Kunming, Provinsi Yunan melakukan hal tak biasa. Mereka menjadikan kotoran panda sebagai sovenir.

Bukan tanpa tujuan. Hal ini mereka lakukan sebagai perayaan ulang tahun ke-5 dari panda Mao Zhu yang ada di sana.

Kotoran Mao Zhu diolah menjadi beberapa benda, salah satunya adalah kertas. Juga kotoran berupa bambu yang tidak tercerna dipisah-pisah, lalu dimasukkan ke dalam ember.

Menurut penjaga kebun binatang, souvenir ini mengandung gen panda. Di saat kotoran baru saja dikeluarkan, bau kotorannya sangat khas.

Namun kotoran panda ini tidak untuk dijual, melainkan hanya dijadikan hadiah. Kamu mau?

Bukan Jakarta, Ini Kota Indonesia yang Berpolusi Tinggi Hari Ini

Polusi Jakarta yang tinggi di musim kemarau tengah jadi buah bibir warganet. Namun, hari ini polusi di Jakarta bukan yang tertinggi di Indonesia.

Beberapa waktu ini tingkat polusi udara ibukota Jakarta disebut-sebut menjadi yang terburuk di antara kota besar dunia. Hal itu pun diketahui lewat data dari Air Quality Index yang dirilis di situs Air Visual.

Melihat rujukan dari situs yang sama, detikcom pun menelusuri peringkat kota di Indonesia dengan polusi udara yang cukup tinggi hari Jumat ini (2/8/2019). Berdasarkan dari data di situs Air Visual, tingkat polusi udara di Jakarta hari ini bukan yang terburuk.

Diketahui, Kota Pekanbaru di Riau menjadi kota dengan tingkat polusi udara terburuk hari ini dengan skor 172. Peringkat kedua disusul oleh Tangerang Selatan dengan skor 169.

Kemudian peringat ketiga kota dengan polusi udara terburuk hari ini diraih oleh Jakarta dengan skor 168. Disusul oleh Depok, Pamulang, Parung dan Sawangan dengan dengan skor yang sama, yakni 161.

Selain kota di atas, berikut urutan 10 kota di Indonesia dengan tingkat polusi terburuk hari Jumat ini:

1. Pekanbaru (172)
2. Tangerang Selatan (169)
3. Jakarta (168)
4. Depok (161)
5. Pamulang (161)
6. Parung (161)
7. Sawangan (161)
8. Ciputat (160)
9. Serpong (160)
10. Cikupa (159)

Tahukah Kamu Operasi Koteka?

Sejarah mencatat, koteka dianggap masalah pada zaman orde baru di Indonesia. Lantas, dibuatlah Operasi Koteka. Apa itu?

Koteka merupakan pakaian tradisional sebagai pembungkus alat kelamin pria. Koteka terbuat dari buah labu yang bentuknya panjang. Isi buahnya dibuang lalu kulitnya dibakar dan dikeringkan, sehingga berwarna cokelat kehitaman.

Koteka digunakan oleh orang-orang Papua yang tinggal di wilayah pegunungan. Namun sayang, kini diyakini koteka terancam punah.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto bercerita kepada detikcom soal Operasi Koteka. Mungkin, belum banyak orang yang tahu tentang hal tersebut.

Menurut Hari, pada zaman orde baru dengan Keputusan Presiden RI Nomor 75 tahun 1969 dibentuklah Task Force Pembangunan Masyarakat Pedalaman di Irian Jaya. Kemudian, disempurnakan dengan Keputusan Presiden RI Nomor 27 tahun 1970.

"Salah satu program tim Task Force adalah memperkenalkan penggunaan pakaian modern kepada masyarakat, untuk menggantikan koteka. Program ini disebut dengan Operasi Koteka pada suku Mee," terang Hari kepada detikcom, Jumat (2/8/2019).

Program 'membusanakan' masyarakat ini mempunyai dampak positif dalam hal memperkenalkan generasi muda dengan nilai-nilai yang baru. Pada awalnya programnya berjalan lancar, namun lama-lama masyarakat mulai meninggalkan dan bahkan menolak pakaian yang diperolehnya itu.

Sebabnya, pakaian yang dibagikan ke masyarakat itu dikenakan setiap hari tanpa dicuci dan tanpa pernah diganti. Pakaian kotor menimbulkan gatal dan masyarakat tidak mampu membeli sabun cuci dan pakaian baru.

"Akhirnya masyarakat suku Mee berkesimpulan bahwa pakaian modern sebagai pembawa bencana. Waktu itu banyak generasi muda yang saat di Kota Nabire memakai pakaian, tetapi pada saat pulang ke kampung kembali memakai koteka," papar Hari.

Pengalaman Tak Terlupakan di China Karena Kendala Bahasa

China memang cantik namun bahasanya terbukti cukup sulit. Liburan ke China tanpa persiapan bahasa rupanya bisa membuat perjalanan jadi kendala.
China adalah salah satu negara yang paling berkesan sekaligus menantang untuk saya. Bukan karena negaranya, tapi warganya yang membuat saya kebingunan.

Hampir sebagian besar warga negara China tidak bisa menggunakan bahasa inggris. Terlebih, kota yang saya kunjungi bukan kota besar seperti Beijing, Guangzhou, Huangzhou dan lainnya.

Saya menjelajahi Kunming, Lijiang, dan Shangri-La, kota yang masih asing di telinga para traveler. Saya pun baru mengenal tempat ini tiga bulan sebelum menjelajahinya. Tiga kota ini terletak di China bagian Barat Daya. Shangri-La berbatasan dengan Tibet, sedangkan Kunming berbatasan dengan Vietnam.

Warga lokal di tiga kota itu hampir bisa dikatakan buta bahasa inggris. Bahkan, banyak dari mereka yang tak tahu bahasa umum seperti wi-fi, toilet dan station. Ini menjadi petaka bagi saya.

Kejadian ini bermula pada hari kedua di stasiun kereta bawah tanah Kunming. Saat itu saya dan ketiga teman berencana bekunjung ke Kunming Railway Station, stasiun kereta antar kota. Tak ada petunjuk arah, jadi kami memutuskan bertanya pada petugas dan sejumlah penumpang.

"Peron mana yang ke arah Kunming Railway Station?", tanya saya pada mereka. Bolak-balik bertanya, mereka hanya menggeleng. Sudah dipastikan mereka tidak paham. Padahal, kami sudah menggunakan google terjemah.

Sudah setengah jam,tapi kami belum dapat jawaban yang meyakinkan. Jawaban yang kami dapatkan berbeda-beda, ada yang menyarakankan ke peron sebelah kanan, ada pula yang menyarakan sebelah kiri. Untuk menyakinkan, kami kembali bertanya pada salah satu petugas.

Petugas perempuan itu meyakinkan kami bahwa kereta di peron sebelah kananlah yang mengantar kami ke Kunming Railway Station. Dengan sigap, saya melangkah ke dalam kereta, sementara tiga teman saya masih bicara dengan petugas tersebut. Tiba-tiba pintu kereta tertutup, saya panik.

Dari luar teman saya memberi isyarat bahwa ponsel saya tertinggal. Saya makin panik. Terbawa kereta tanpa ponsel ibarat tersesat di hutan belantara. Saya mencoba bertanya pada salah satu penumpang, tapi nihil. Saya lupa kalau mereka tidak mengerti bahasa Inggris, bahkan anak mudanya sekali pun.

Beberapa saat sebelum kereta melaju, saya memberi isyarat pada teman-teman untuk bertemu di stasiun pertama. Tapi saya tak yakin mereka paham atau tidak.

"Ketemu di stasiun setelah ini, 1 stasiun lagi 1 stasiun lagi", kata saya dari balik pintu berlapis 2. Tiba-tiba kereta langsung melesat dengan cepat menuju terowongan.

Semua penumpang menatap ke arah saya. Saya hanya diam dan berdoa dalam hati agar bisa bertemu teman-teman kembali. Tiba-tiba pikiran negatif datang, menakuti-nakuti kalau seandainya kami tidak akan bertemu lagi. Untuk melapor ke KBRI China pun sulit karena tidak tahu arah.

Akhirnya saya turun di stasiun pemberhentian pertama, tempat yang saya isyaratkan kepada teman-teman. Saya terus berdiri dan menunggu mereka tiba. Setelah 15 menit, mereka datang. Drama hampir hilang di China pun berakhir.

Perkara bahasa di China memang menjadi masalah bagi traveler yang tak bisa berbahasa Mandarin. Seharusnya, di transportasi dan ruang publik menyediakan petunjuk dengan dua bahasa. Ini tak hanya berlaku di China, tapi di seluruh negara. Fungsinya untuk memudahkan para turis yang datang.

Petualangan ke China memang ada bagian yang amat menyedihkan tapi sekaligus pengalaman tak terlupakan. Bisa dibilang, ini extraordinary traveling menurut saya. Tapi saya yakin langkah saya di negara berikutnya tidak akan menyedihkan seperti ini.

Dubai, salah satu dream destination saya. Negara yang penuh keindahan dan kejutan. Kalau saat di China hilang di kereta, di Dubai saya ingin merasakan sensasi hilang di gurun pasir, hilang di gedung tertinggi dan hotel termewah, menaiki onta bekeliling gurun pasir, menyaksikan gemerlap Dubai saat malam hari dan bermain dengan flamingo.