Salah satu kebun binatang di China melakukan hal tak biasa. Mereka mengubah kotoran panda menjadi suvenir. Kamu mau?
Panda adalah hewan yang menggemaskan. Tingkah lakunya dan rupanya yang lucu membuat siapapun ingin jumpa dengan panda. Namun bagaimana bila kotoran panda yang lucu ini dijadikan sovenir?
Dilansir detikcom dari beragam sumber, Jumat (2/8/2019) Taman satwa Yunnan di Kunming, Provinsi Yunan melakukan hal tak biasa. Mereka menjadikan kotoran panda sebagai sovenir.
Bukan tanpa tujuan. Hal ini mereka lakukan sebagai perayaan ulang tahun ke-5 dari panda Mao Zhu yang ada di sana.
Kotoran Mao Zhu diolah menjadi beberapa benda, salah satunya adalah kertas. Juga kotoran berupa bambu yang tidak tercerna dipisah-pisah, lalu dimasukkan ke dalam ember.
Menurut penjaga kebun binatang, souvenir ini mengandung gen panda. Di saat kotoran baru saja dikeluarkan, bau kotorannya sangat khas.
Namun kotoran panda ini tidak untuk dijual, melainkan hanya dijadikan hadiah. Kamu mau?
Bukan Jakarta, Ini Kota Indonesia yang Berpolusi Tinggi Hari Ini
Polusi Jakarta yang tinggi di musim kemarau tengah jadi buah bibir warganet. Namun, hari ini polusi di Jakarta bukan yang tertinggi di Indonesia.
Beberapa waktu ini tingkat polusi udara ibukota Jakarta disebut-sebut menjadi yang terburuk di antara kota besar dunia. Hal itu pun diketahui lewat data dari Air Quality Index yang dirilis di situs Air Visual.
Melihat rujukan dari situs yang sama, detikcom pun menelusuri peringkat kota di Indonesia dengan polusi udara yang cukup tinggi hari Jumat ini (2/8/2019). Berdasarkan dari data di situs Air Visual, tingkat polusi udara di Jakarta hari ini bukan yang terburuk.
Diketahui, Kota Pekanbaru di Riau menjadi kota dengan tingkat polusi udara terburuk hari ini dengan skor 172. Peringkat kedua disusul oleh Tangerang Selatan dengan skor 169.
Kemudian peringat ketiga kota dengan polusi udara terburuk hari ini diraih oleh Jakarta dengan skor 168. Disusul oleh Depok, Pamulang, Parung dan Sawangan dengan dengan skor yang sama, yakni 161.
Selain kota di atas, berikut urutan 10 kota di Indonesia dengan tingkat polusi terburuk hari Jumat ini:
1. Pekanbaru (172)
2. Tangerang Selatan (169)
3. Jakarta (168)
4. Depok (161)
5. Pamulang (161)
6. Parung (161)
7. Sawangan (161)
8. Ciputat (160)
9. Serpong (160)
10. Cikupa (159)
Tahukah Kamu Operasi Koteka?
Sejarah mencatat, koteka dianggap masalah pada zaman orde baru di Indonesia. Lantas, dibuatlah Operasi Koteka. Apa itu?
Koteka merupakan pakaian tradisional sebagai pembungkus alat kelamin pria. Koteka terbuat dari buah labu yang bentuknya panjang. Isi buahnya dibuang lalu kulitnya dibakar dan dikeringkan, sehingga berwarna cokelat kehitaman.
Koteka digunakan oleh orang-orang Papua yang tinggal di wilayah pegunungan. Namun sayang, kini diyakini koteka terancam punah.
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto bercerita kepada detikcom soal Operasi Koteka. Mungkin, belum banyak orang yang tahu tentang hal tersebut.
Menurut Hari, pada zaman orde baru dengan Keputusan Presiden RI Nomor 75 tahun 1969 dibentuklah Task Force Pembangunan Masyarakat Pedalaman di Irian Jaya. Kemudian, disempurnakan dengan Keputusan Presiden RI Nomor 27 tahun 1970.
"Salah satu program tim Task Force adalah memperkenalkan penggunaan pakaian modern kepada masyarakat, untuk menggantikan koteka. Program ini disebut dengan Operasi Koteka pada suku Mee," terang Hari kepada detikcom, Jumat (2/8/2019).
Program 'membusanakan' masyarakat ini mempunyai dampak positif dalam hal memperkenalkan generasi muda dengan nilai-nilai yang baru. Pada awalnya programnya berjalan lancar, namun lama-lama masyarakat mulai meninggalkan dan bahkan menolak pakaian yang diperolehnya itu.
Sebabnya, pakaian yang dibagikan ke masyarakat itu dikenakan setiap hari tanpa dicuci dan tanpa pernah diganti. Pakaian kotor menimbulkan gatal dan masyarakat tidak mampu membeli sabun cuci dan pakaian baru.
"Akhirnya masyarakat suku Mee berkesimpulan bahwa pakaian modern sebagai pembawa bencana. Waktu itu banyak generasi muda yang saat di Kota Nabire memakai pakaian, tetapi pada saat pulang ke kampung kembali memakai koteka," papar Hari.