Suatu penerbangan maskapai Frontier Airlines menjadi ricuh. Ada penumpang pesawat ribut dengan pramugari, yang akhirnya penumpang itu ditahan.
Dirangkum detikcom dari berbagai media internasional, Kamis (25/4/2019) kericuhan tersebut terjadi dalam rute pesawat Las Vegas ke North Carolina di AS. Awalnya, seorang penumpang bernama Rosetta Swinney yang membawa anaknya melihat ada bekas muntahan di kursi pesawat yang akan didudukinya.
Informasi dari pihak Frontier Airlines, pramugari sudah menawarkan kepada Swinney dan anaknya untuk duduk di kursi lain, sementara kursinya dibersihkan. Akan tetapi dari pengakuan Swinney, dia bilang bahwa pramugari justru mengabaikannya.
Saat itulah terjadi cekcok mulut antara Swinney dengan pramugari, sehingga petugas keamanan di bandara sampai turun tangan. Swinney diturunkan dari pesawat karena dianggap menganggu kenyamanan.
Pihak maskapai Frontier Airlines pun mengembalikan uang tiket Swinney dan anaknya. Swinney yang sempat ditahan beberapa jam di bandara, akhirnya melanjutkan penerbangannya dengan maskapai lain.
Dari rekaman video penumpang lain yang tersebar di media sosial, terlihat bahwa Swinney bertindak agresif dengan mengeluarkan kata-kata kasar.
Uji Terbang Pesawat yang Lebih Ringan dari Udara
Sebuah pesawat dengan berat lebih ringan dari udara telah diuji terbang. Bagaimana hasilnya?
Dilansir CNN Travel, Rabu (24/4/2019), inilah pesawat inovatif yang berbentuk balon. Namanya adalah Phoenix dan baru diterbangkan untuk pertama kali.
Phoenix dirancang menjadi lebih ringan dari udara untuk menghasilkan daya dorong dan memungkinkannya untuk tetap di langit tanpa batas. Secara resmi dikenal sebagai pesawat otonom dengan daya tahan sangat lama itu dikembangkan oleh para ilmuwan di Skotlandia.
uji cobanya diterbangkan dengan jarak 120 meter selama uji coba penerbangan pertama pada bulan Maret lalu. Pesawat seperti balon udara ini memiliki panjang 15 meter dan lebar sayap 10,5 meter. Rancangannya bertujuan untuk bisnis dan penggunaan ilmiah, dan pembuatnya berharap akan merevolusi industri telekomunikasi.
"Phoenix bisa terbang sebagai pesawat yang lebih ringan dari udara. Sistem ini memungkinkan Phoenix sepenuhnya bisa terbang mandiri," jelas Andrew Rae, profesor teknik di University of the Highlands dan Islands Perth College, yang terlibat dalam proyek ini.
"Kendaraan yang didasarkan pada teknologi ini dapat digunakan sebagai satelit pseudo dan akan memberikan opsi yang jauh lebih murah untuk kegiatan telekomunikasi," imbuh dia.
Tim di belakang pembuatan pesawat juga percaya itu bisa digunakan untuk menyediakan Wi-Fi ke daerah-daerah terpencil. Badan Phoenix diisi helium yang memungkinkannya untuk naik ke udara, serta kantong udara yang menghirup dan menekan udara yang memungkinkannya untuk turun.
Phoenix juga memiliki panel surya di sayap dan ekornya yang digunakan untuk mengisi baterai yang menggerakkan katup dan pompa. Pesawat yang dipenuhi gas ini telah muncul kembali ke langit dalam beberapa tahun terakhir.
Adalah The Airlander 10, sebuah pesawat besar berhelium yang diklaim sebagai pesawat terbesar di dunia. Mereka berharap dapat memproduksi secara komersial dalam beberapa tahun ke depan.