Rabu, 01 Juli 2020

Pemerintah China Klaim Obat Herbal Sebagai Solusi Tangani Pandemi Corona

 Para ilmuwan di seluruh dunia hingga kini masih mencari kandidat obat potensial untuk pengobatan virus Corona. Di China sendiri, upaya untuk menyembuhkan dan memerangi COVID-19 melibatkan penggunaan obat tradisional China.
Sebuah dokumen yang dirilis baru-baru ini oleh pemerintah China mengklaim bahwa obat tradisional ini membantu menangani 92 persen kasus COVID-19 di seluruh negeri. Bahkan otoritas Beijing mengatakan enam obat tradisional China bisa berfungsi sebagai perawatan virus Corona.

Daftar itu termasuk Jinhua Qinggan yang dibuat selama wabah H1N1 2009. Obat tradisional itu berisi 12 komponen, di antaranya honeysuckle, mint dan liquorice. Obat China populer lainnya yang dipakai adalah Lianhua Qingwen.

"Kami bersedia berbagi pengalaman dan 'solusi China' dalam mengobati COVID-19 dan agar negara lain mengenal pengobatan China dan memahami dan menggunakan obat China," kata Kepala Administrasi Pengobatan Tradisional China, dikutip dari Medical Daily.Karena negara ini terus mencatat kasus COVID-19 yang baru, permintaan obat China juga meningkat. China juga ingin membawa pengobatan tradisional ini ke negara lain.

Namun, para ahli kesehatan menyoroti tentang keamanan obat-obatan tradisional. Institut Kesehatan Nasional AS bahkan mengatakan bahwa tak terlihat efektivitas obat China pada pasien COVID-19.

8 Protokol Imunisasi Anak di Tengah Pandemi Corona

Di tengah pandemi virus Corona COVID-19, orang tua didorong agar tetap mengimunisasi anak. Alasannya karena imunisasi ini akan sangat bermanfaat mencegah anak jatuh sakit karena berbagai macam virus lain yang masih tetap mengancam.
"Dunia tanpa satu vaksin saja dapat melumpuhkan aktivitas milyaran penduduk dunia. Maka, manfaatkan semaksimal mungkin ketahanan tubuh buatan yang sudah ditemukan para ilmuwan dan pakar penyakit menular," kata anggota tim komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro, lewat siaran BNPB pada Selasa (30/6/2020).

Sama seperti aktivitas lainnya, imunisasi bisa dengan aman dilakukan bila menerapkan protokol kesehatan. Berikut 5 protokol kesehataan saat imunisasi seperti yang dijelaskan dr Reisa:

1. Gunakan ruang terpisah
Fasilitas kesehatan harus menyediakan ruangan khusus untuk imunisasi. Tujuannya agar anak dan orang tua tidak tercampur dengan pasien sakit yang mungkin juga mencari layanan kesehatan.

Tempat untuk imunisasi disarankan cukup luas dan memiliki sirkulasi udara yang baik

2. Ruang imunisasi rutin dibersihkan
Protokol yang wajib dilakukan lainnya adalah ruangan tempat imunisasi harus secara rutin dibersihkan dengan disinfektan. Hal ini bisa dilakukan sebelum dan setelah pelayanan.

3. Ada tempat cuci tangan
Tempat cuci tangan yang mudah diakses juga harus tersedia saat melakukan imunisasi. Bila sabun dan air bersih mengalir sulit disediakan, maka hand sanitizer bisa jadi pilihan.

4. Meja pelayanan berjarak
Meja pelayanan antara petugas dan orang tua harus diatur sedemikian rupa sehingga bisa berjarak aman 1-2 meter.

5. Ada jalur keluar
Tempat imunisasi disarankan memiliki pengaturan pola jalur dari awal masuk sampai keluar. "Jalur keluar dan jalur masuk diatur berbeda," kata dr Reisa.

6. Tempat duduk di ruang terbuka
Tempat duduk bagi orang tua atau pengantar sebaiknya disiapkan di ruang terbuka.
https://cinemamovie28.com/cast/lawrence-jonasson/

Saran Pakar UGM Soal Gowes, Pakai Masker dan Jangan Berjajar

 Mewabahnya COVID-19 membuat masyarakat meningkatkan imunitas dengan berolahraga, salah satunya bersepeda. Pakar kedokteran olahraga Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebut ada tips khusus saat bersepeda di tengah pandemi, berikut tipsnya.
Pakar Kedokteran Olahraga, Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Dr. Zaenal Muttaqin Sofro menjelaskan, bahwa olahraga fisik seperti bersepeda bermanfaat untuk menjaga kesehatan, kebugaran dan sistem imun tubuh. Menurutnya, dengan olahraga juga dapat memicu rasa gembira.

"Bersepeda di luar rumah itu sifatnya rekreasi, menimbulkan rasa gembira sehingga bisa meningkatkan kekebalan tubuh," katanya melalui keterangan tertulis, Selasa (30/6/2020).

Lanjutnya, agar bersepeda di luar rumah tetap aman dari paparan COVID-19, Zaenal menekankan masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Dia menyebut hal itu untuk meminimalisir risiko penularan COVID-19.

"Saat bersepeda, masyarakat diharapkan tetap memakai masker. Selain itu juga bersepeda dengan intensitas ringan. Karen saat olahraga dilakukan dengan intensitas berat pasokan oksigen dalam tubuh menurun ditambah penggunaan masker mengurangi masuknya oksigen ke paru-paru," ucapnya.

Lebih lanjut, olahraga dengan intensitas berat ini yang berkelanjutan dapat menimbulkan terjadinya hypoxia atau kekurangan oksigen jaringan. Di mana hal tersebut dapat memperlambat kerja jantung dan juga meninbulkan saluran nafas terjepit, bahkan tak jarang mengakibatkan kematian mendadak saat olahraga.

"Olahraga bersepeda di luar rumah itu kan tujuanya rekreasi untuk senang-senang, lakukan dalam intensitas ringan saja. Kalau saat bersepeda berbicara sudah tidak jelas atau tersendat-sendat tandanya intensitasnya berat dan ini berbahaya," ujarnya.

Zaenal juga menyarankan kepada masyarakat untuk melengkapi diri dengan alat pelindung seperti helm saat bersepeda. Selain itu, masyarakat khususnya pesepeda juga diminta menjaga jarak antar pesepeda sekitar 6 meter. Semua itu untuk menghindari risiko penularan dan menjaga keselamatan saat bersepeda di jalanan.

Para pesepeda, kata Zaenal juga diharapkan membawa minuman sendiri untuk menjaga kecukupan asupan cairan. Di samping itu, dengan menyiapkan minum sendiri harapannya pesepeda tidak mampir di warung untuk membeli minuman yang bisa berisiko terjadi penularan.

Tak kalah penting, Zaenal juga mengingatkan pentingnya menjaga perilaku saat gowes. Demi keamanan, ia mengimbau untuk tertib dan menaati peraturan lalu lintas.

"Saat bersepeda jangan berjajar-jajar karena berbahaya. Lalu pilihlah jalan yang sepi atau aman dari kendaraan bermotor," ucapnya.

Zaenal menambahkan, dengan mematuhi langkah-langkah tersebut, bersepeda di luar rumah diharapkan bisa berlangsung aman sekaligus bisa meningkatkan imunitas. Kendati demikian, dia menyarankan masyarakat untuk bersepeda statis di dalam rumah.

Selain lebih aman, juga bisa menjadikan badan tetap bugar saat menjalankan aktivitas sehari-hari karena dilakukan dengan kecepatan mengayuh tetap (50 rpm) dangan beban yang disesuaikan dengan intensitas sedang yaitu 60-80% dengan denyut nadi maksimum (220-usia). Menurutnya, olahraga fisik ini melibatkan otot besar, bersifat ritmis, serta berkelanjutan.

Namun saat melakukan olahraga dengan sepeda dianjurkan untuk tidak dilakukan secara berlebihan dengan intensitas tinggi. Sebab, hal tersebut bisa mengganggu kesehatan. Harus dilakukan dengan mengacu FITT principle yakni frequency, intensity, time, and type. Dilakukan 3-5 kali per minggu, intensitas sedang, dan durasi selama 30-45 menit.

"Bersepeda di luar rumah bisa dilakukan dengan konsisten mematuhi protokol kesehatan, tetapi saat pandemi ini lebih baik dengan bersepeda dengan sepeda statis dulu," ujar Zaenal.
https://cinemamovie28.com/cast/kaya-scodelario/