Nadia Bokody, wanita yang berprofesi sebagai pakar seks kerap memberikan pesan tentang body positivity di Instagramnya. Nadia pun menunjukkan bukti 'self love' dengan memamerkan foto dirinya pamer bulu ketiak.
Dalam unggahan terbarunya itu, Nadia mengungkapkan bahwa setiap dia mengunggah foto yang menampilkan bulu ketiak, ia kerap kehilangan followers di Instagramnya. Nadia pun menyebut bahwa tak jarang dia mendapatkan komentar dengan kata-kata kasar seperti "ingin muntah" setelah memamerkan foto bulu ketiak.
"Setiap kali aku mengunggah foto untuk mengedukasi bahwa aku punya bulu di ketiak, secara instan followers ku berkurang 200 sampai 300. Tidak usah ditebak siapa mereka, pria, sudah pasti," curhatnya di Instagram sambil pamer foto selfie dengan bulu ketiaknya.
Nadia BokodyNadia Bokody Foto: dok. Instagram
Nadia mengungkapkan bahwa dia kerap mendapatkan komentar seperti, "betapa joroknya! Aku aku muntah di mulutku. Ew, apakah tidak bau?!!."
Nadia pun memberikan respon menohok untuk para pria yang kerap mengejeknya di media sosial. Nadia mengungkapkan bahwa faktanya wanita telah memiliki bulu tubuh selama bertahun-tahun, dan kecantikan seorang wanita tidak perlu diukur dari bulu tubuh.
"Tidak lebih banyak dari bulumu, bung. Dan wanita telah memiliki butuh selama berabad-abad. Juga, jangan sampai aku memulai bahwa sprei pria dan faktanya bahwa mereka tidak pernah mencucinya," tulis Nadia.
"Siapapun pria yang mempermalukanmu karena bagian tubuhmu, rambut atau apapun adalah bajingan yang merasa tidak aman yang tidak layak masuk dalam jarak seratus kaki dari kelaminmu," tambah Nadia.
Banyak wanita yang setuju dengan pemikiran Nadia tersebut. Seharusnya sama seperti pria, wanita pun tidak perlu tertekan dengan adanya bulu ketiak ataupun bulu halus yang tumbuh di sekitar tubuh.
Urus Rumah Tangga, Tugas Istri atau Suami?
Ada beberapa masalah yang kadang ditemui di dalam kehidupan berumah tangga. Misalnya, masalah keuangan, anak, hingga pekerjaan yang selalu menjadi perdebatan di antara pasangan suami istri.
Terlebih soal pembagian tugas, biasanya ada perdebatan di mana kedua belah pihak sama-sama punya argumen masing-masing tentang siapa yang seharusnya mengurus rumah tangga. Terlebih bila keduanya memiliki pekerjaan masing-masing yang tidak bisa ditinggalkan.
Di masa pandemi ini, terjadi sebuah pergeseran, para suami dan istri diharuskan untuk bekerja dari rumah. Tentunya bukan hal yang berlebihan bila seorang perempuan menginginkan laki-laki untuk ikut mengurus rumah tangga.
Dilansir dari Harvard Business Review, selama masa pandemi ini pekerjaan domestik seperti memasak, mengasuh anak, dan mengurus rumah tangga lebih banyak dilakukan perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Padahal bila mengurus rumah tangga dilakukan secara bersama-sama akan mendatangkan berbagai manfaat bagi perempuan dan juga keluarga.
Sebuah interview yang dilakukan oleh Harvard Business Review ke beberapa wanita, menemukan kesetaraan gender di pekerjaan seorang perempuan harus dimulai dari laki-laki yang menjadi partner setara di rumah. Tak hanya baik untuk pekerjaan seorang perempuan, ternyata kesetaraan gender di rumah juga baik bagi suami dan juga anak-anaknya lho.
Pertama perempuan dengan partner yang setara akan lebih sukses di pekerjaannya. Kemudian yang kedua, ayah yang menjadi partner baik di rumah akan menjadi teladan dan panutan yang baik bagi anak-anaknya, dan yang ketiga para pria yang bekerja di rumah akan berani untuk mengungkapkan alasan mereka membutuhkan fleksibilitas dalam jadwal kerja mereka.
https://indomovie28.net/pandamonium/