Rabu, 02 Desember 2020

Wanita di Jaksel Viral Gara-gara Pangkas Bobot 21 Kg, Ini Menu Dietnya

 Setiap orang, khususnya wanita, umumnya menginginkan bentuk tubuh yang ideal. Banyak dari mereka yang berlomba-lomba mengatur pola makan agar postur tubuh tetap terjaga.

Salah satunya adalah Rismawati Meliandini (20). Sering merasa insecure dengan bentuk tubuh yang dimiliki, ia bertekad menjalani program diet dan berhasil turun 21 kg dalam waktu 6 bulan.


Wanita asal Jakarta Selatan ini menuturkan bahwa ia sering diejek sebagai ibu hamil saat berat badannya 83 kg. Sekarang, ia berhasil menjalani program diet dan turun berat badan sampai 62 kg.


Lewat wawancara dengan detikcom, Risma mengungkapkan bahwa selama diet, ia sama sekali tidak mengonsumsi nasi. Ia hanya makan olahan rebus-rebusan, seperti sayur yang direbus, kentang rebus, ayam rebus, dan telur rebus.


Tak hanya olahan rebus-rebusan, terkadang Risma juga mengonsumsi tahu dan tempe sebagai pengganti nasi. Ia menambahkan sambal agar rasanya tidak hambar dan tidak eneg saat memakannya.


Dalam akun TikTok @rmeliandini, Risma bercerita bahwa sebelum diet, ia sangat menyukai makanan cepat saji dan minuman manis. Ia juga tak segan mengonsumsi makanan apapun dalam porsi yang cukup banyak.


"Nah, setelah berat badan aku 63 sampai sekarang di 61, aku kadang makan nasi. Seminggu bisa 3-4 kali dan porsinya ngga banyak-banyak," tambahnya.

https://kamumovie28.com/movies/the-dreamers/


Naik Hampir Dua Kali Lipat, Ini Daftar 50 Zona Merah COVID-19 di Indonesia


Sepekan terakhir, beberapa daerah mencatat peningkatan kasus COVID-19 dan masuk menjadi wilayah zona merah. Kasus baru Corona di Indonesia juga tiga kali mencetak rekor di pekan sebelumnya tertinggi menembus angka 6 ribu kasus.

Juru bicara Satgas Pengendalian COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut kenaikan kasus COVID-19 secara nasional sebanyak 19,8 persen. Zona merah COVID-19 pun naik hampir dua kali lipat.


Ada 50 kabupaten/kota yang masuk ke zona merah COVID-19, naik dari minggu sebelumnya yang hanya mencatat 28 kabupaten/kota zona merah, per data yang dihimpun Satgas COVID-19 29 November 2020.


"Saya sangat kecewa karena pada minggu ini jumlah kabupaten/kota zona merah bertambah hampir dua kali lipat dari minggu sebelumnya. Jumlah daerah yang berada di zona hijau pun semakin menipis," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan di Sekretariat Presiden, Selasa (1/12/2020).


Berikut sebaran zona merah COVID-19 di 50 kabupaten/kota di Indonesia.


Sumatera Barat

Kota Padang Panjang


Sulawesi Utara

Kota Tomohon


Sulawesi Tenggara

Muna Barat

Muna

Bombana


Sulawesi Tengah

Kota Palu

Morowali

Banggai


Riau

Siak


Papua

Kota Jayapura


Nusa Tenggara Timur

Kota Kupang


Nusa Tenggara Barat

Kota Bima

Sumbawa


Maluku

Maluku Tengah

Maluku Tenggara Barat


Lampung

Kota Bandar Lampung


Kepulauan Riau

Kota Batam


Kalimantan Tengah

Kotawaringin Timur


Jawa Timur

Jombang

Kota Batu

Situbondo

Jember


Jawa Tengah


Kota Pekalongan

Kota Tegal

Banjarnegara

Banyumas

Temanggung

Pemalang

Tegal

Sukoharjo

Kendal

Brebes

Blora

Klaten


Jawa Barat

Kota Banjar

Bandung Barat

Kota Bandung

Purwakarta

Indramayu

Karawang


Jambi

Batanghari

Muaro Jambi


DI Yogyakarta

Sleman

Kota Yogyakarta


Bengkulu

Kota Bengkulu


Banten

Serang

Kota Tangerang

Kota Tangerang Selatan

Kota Cilegon

https://kamumovie28.com/movies/mulholland-drive/

5 Fakta Swab Antigen yang Dipakai Anies Baswedan Sebelum Positif COVID-19

 Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan positif COVID-19 berdasarkan tes PCR (polymerase chain reaction) pada Selasa (1/12/2020). Sehari sebelumnya, Anies menjalani tes swab antigen dengan hasil negatif.

Awalnya, Anies melakukan tes PCR pada Rabu (25/1/2020) dengan hasil negatif. Setelah Wakil Gubernur DKI Riza Patria kedapatan positif COVID-19, Anies kembali melakukan swab, kali ini dengan tes antigen, dan hasilnya negatif.


Hasil negatif pada swab antigen dikonfirmasi dengan tes swab PCR pada Senin (30/12/2020) di balaikota. Hasilnya, Anies dinyatakan positif COVID-19.


Sama-sama menggunakan sampel yang diambil melalui swab atau usapan di area nasofaring, apa yang membedakan swab PCR dengan swab antigen?


1. Material yang dideteksi

Pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo Utomo menjelaskan, tes swab antigen bekerja dengan mendeteksi cangkang virus. Sementara itu, tes PCR mendeteksi material genetik virus. Hasil kedua tes ini sama-sama mengindikasikan apakah seseorang memiliki infeksi aktif atau tidak.


2. Akurasi dan sensitivitas

Ahli patollogi klinis dari RS Pondok Indah (RSPI) Bintaro Jaya dr Thyrza Laudamy Darmadi SpPK menjelaskan, sensitivitas tes PCR lebih tinggi dibading swab antigen. Tes swab antigen hanya efektif mendeteksi infeksi ketika jumlah virusnya cukup tinggi.


"Jadi si antigen ini mampu mendeteksi ketika jumlah virus si pasien tersebut tinggi, tetapi ketika jumlah virusnya tidak terlalu tinggi, jadi CT (cycle threshold) valuenya di atas 25 atau di atas 30, antigen itu bisa akan negatif," jelas dr Thyrza saat ditemui detikcom di RSPI Bintaro Jaya Jumat (20/11/2020).


3. Laboratorium yang dibutuhkan

Swab PCR dikerjakan di laboratorium khusus dengan kualifikasi minimal bio safety level (BSL) dua. Kualifikasi ini dibutuhkan untuk memeriksa mikroorganisme dengan potensi bahaya sedang seperti campak. Swab antigen tidak membutuhkan kualifikasi tersebut.


4. Harga

Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan harga maksimal Rp 900 ribu untuk tes swab PCR. Tes swab antigen umumnya mematok harga lebih rendah dibanding PCR, tetapi lebih tinggi dari rapid test biasa.


5. Bedanya dengan rapid test apa dong?

Ada berbagai jenis maupun produk rapid test yang ada di pasaran, masing-masing memiliki cara kerja dan akurasi yang berbeda. Namun secara umum, tes antigen lebih sensitif dan akurat untuk mendeteksi infeksi pada periode minggu pertama, sedangkan rapid test antibodi lebih ditujukan untuk mendeteksi apakah seseorang pernah terpapar infeksi.

https://kamumovie28.com/movies/sex-lies-and-videotape/


Wanita di Jaksel Viral Gara-gara Pangkas Bobot 21 Kg, Ini Menu Dietnya


Setiap orang, khususnya wanita, umumnya menginginkan bentuk tubuh yang ideal. Banyak dari mereka yang berlomba-lomba mengatur pola makan agar postur tubuh tetap terjaga.

Salah satunya adalah Rismawati Meliandini (20). Sering merasa insecure dengan bentuk tubuh yang dimiliki, ia bertekad menjalani program diet dan berhasil turun 21 kg dalam waktu 6 bulan.


Wanita asal Jakarta Selatan ini menuturkan bahwa ia sering diejek sebagai ibu hamil saat berat badannya 83 kg. Sekarang, ia berhasil menjalani program diet dan turun berat badan sampai 62 kg.


Lewat wawancara dengan detikcom, Risma mengungkapkan bahwa selama diet, ia sama sekali tidak mengonsumsi nasi. Ia hanya makan olahan rebus-rebusan, seperti sayur yang direbus, kentang rebus, ayam rebus, dan telur rebus.


Tak hanya olahan rebus-rebusan, terkadang Risma juga mengonsumsi tahu dan tempe sebagai pengganti nasi. Ia menambahkan sambal agar rasanya tidak hambar dan tidak eneg saat memakannya.


Dalam akun TikTok @rmeliandini, Risma bercerita bahwa sebelum diet, ia sangat menyukai makanan cepat saji dan minuman manis. Ia juga tak segan mengonsumsi makanan apapun dalam porsi yang cukup banyak.


"Nah, setelah berat badan aku 63 sampai sekarang di 61, aku kadang makan nasi. Seminggu bisa 3-4 kali dan porsinya ngga banyak-banyak," tambahnya.

https://kamumovie28.com/movies/sensual/