Meski saat ini pasokan chip semikonduktor secara global tengah seret, pemasukan Nvidia ternyata tetap meroket. Cuannya mencapai USD 5 miliar atau sekitar Rp 71,3 triliun.
Hal ini diungkap Nvidia dalam laporan keuangan Q4 2021 yang berakhir pada Januari 2021 lalu. Di mana pemasukannya mencapai USD 5 miliar, alias naik 61% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang 'hanya' USD 3,11 miliar.
Tak cuma itu, Nvidia meyakini kalau mereka akan mendapat pemasukan USD 5 miliar lagi pada Q1 2022, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Jumat (26/2/2021).
Laporan keuangan yang positif ini terbilang mengejutkan karena pada Q1 biasanya kinerja keuangan terbilang lambat dibanding kuartal lainnya, bahkan untuk perusahaan teknologi besar. Pasalnya pada periode ini terbilang tak ada produk baru, untuk teknologi maupun gaming.
Ditambah lagi masalah pasokan chip secara global yang masih terjadi sampai saat ini. Nvidia pun meyakini kalau masalah pasokan ini masih akan berlanjut sampai kuartal berikutnya.
Nvidia menyebut kalau pemasukan mereka pada Q1 2022 mayoritas bakal berasal dari produk gaming. Keyakinan itu didasari oleh kehadiran jajaran GPU anyar mereka dari seri RTX 30, seperti RTX 3080, 3090, dan 3070, yang sampai saat ini masih terbilang langka di pasaran.
Namun tentunya masalah pasokan ini tak cuma dialami oleh Nvidia, karena AMD pun mengalaminya, malah lebih parah. Masalah pasokan ini terjadi tentunya karena pandemi yang sampai saat ini belum berakhir.
Nvidia baru-baru ini juga merilis produk khusus untuk para penambang aset kripto, yang mereka lakukan agar para penambang tak memborong GPU untuk gaming. Bahkan mereka pun merilis driver khusus untuk 'mencekik' performa RTX 3060 saat dipakai untuk menambang aset kripto Ethereum.
https://trimay98.com/movies/the-gift/
4 Situasi yang Tidak Disarankan Pakai Hand Sanitizer
Karena takut terpapar kuman dan infeksi, hand sanitizer menjadi pilihan yang sering digunakan. Apalagi di tengah pandemi COVID-19 seperti ini.
Namun tidak semua situasi membuat seseorang dianjurkan memakai hand sanitizer. Ada beberapa momen berikut ini yang justri sebaliknya sebagaimana dikutip detikINET dari Times of India, Jumat (26/2/2021):
1. Kamu punya akses mencuci tangan pakai air dan sabun
Hand sanitizer menjadi pilihan kedua jika kamu memiliki kemampuan untuk mengakses air bersih dan sabun. Kalau ada air dan sabun, itu lebih baik daripada hand sanitizer. Pakar setuju bahwa cuci tangan 20 detik bisa menyingkirkan kuman dengan baik.
2. Jelas-jelas tangannya kotor
Tangan sudah terlihat kotor, kok masih ngotot memakai hand sanitizer? Pembersih tangan berbahan dasar alkohol tidak menghilangkan kotoran dan kurang efektif membunuh virus dan bakteri jika tangan kotor.
Jika kamu perlu membersihkan kotoran, gunakan sabun dan air. Misalnya setelah berkebun, olahraga, bermain di luar, kamu harus menghindari penggunaan hand sanitizer.
3. Tidak habis memegang orang atau sesuatu
Banyak dari kita menggunakan hand sanitizer hanya karena kebiasaan. Tetapi penggunaan yang sering dapat membuat bakteri resisten, kata sebuah studi baru. Bakteri menjadi kebal seiring waktu dengan penggunaan pembersih tangan yang berlebihan. Semakin banyak kita menggunakan hand sanitizer, semakin besar kemungkinan kuman menjadi toleran terhadap alkohol. Oleh karena itu, pastikan menggunakan hand sanitizer hanya jika diperlukan.
4. Kelewat sering setiap ada orang yang bersin
Pasti secara refleks kamu sering menggunakan hand sanitizer ketika seseorang yang duduk di sebelah kamu bersin. Faktanya adalah ketika seseorang batuk atau bersin di dekatmu, risiko kamu akan tertular infeksi bisa saja terjadi tapi itu dari droplet saat bernapas.
Tangan yang terkontaminasi bukanlah satu-satunya cara untuk terkena infeksi. Jadi, jangan terlalu panik dan membersihkan tangan kamu lagi dan lagi saat seseorang yang duduk di dekatmu batuk atau bersin. Karena itu penting untuk memakai masker guna menghindari paparan droplet.