Air Susu Ibu (ASI) menjadi hal penting bagi ibu dan juga bayi. Menjadi suatu kekhawatiran ibu pejuang ASI jika ASI yang dihasilkan sedikit, tidak jarang membuat ibu menjadi tertekan dan stres.
Banyak pula yang beranggapan bahwa banyak tidaknya ASI juga dipengaruhi ukuran puting dan ukuran payudara. Menurut konselor laktasi, dr Ameetha Drupadi, CIMI, ukuran puting dan payudara tidak memengaruhi deras atau tidaknya ASI yang keluar.
"Jangan khawatir, ukuran puting juga nggak masalah. Karena menyusui bukan puting saja, tapi daerah areola. Areola kalau diisap semua ASI akan keluar," ujarnya pada acara Pembukaan Pameran Pembangunan Kesehatan dalam rangka Hari Kesehatan di BSD, Tangerang Selatan, Kamis (7/11/2019).
Areola adalah daerah gelap di sekitar puting payudara di mana di dalamnya ada kantung-kantung kecil tempat dibuatnya ASI yang disebut alveoli. dr Ameetha menambahkan, saat daerah areola diisap oleh bayi, maka kantung-kantung itu akan lebih banyak menghasilkan ASI. http://indomovie28.com/wolfpack-2015/
"Menyusui itu tidak hanya di ujung puting, namun sebagian area hitam atau areola masuk ke mulut bayi... Dekatkan ke areola, ketika masuk lalu dipeluk. Jadi isapannya bisa maksimal sehingga bayi kalau menyusu harus ke seleruh kantung ASI," jelasnya.
dr Ameetha melanjutkan, ASI sangat penting diberikan pada bayi untuk tumbuh kembang yang optimal. Terutama pada 1.000 hari pertama kelahiran, 270 hari di dalam perut ibu dan 730 hari setelah lahir.
Jadi Duta ASI, Istri Anies Baswedan Singgung Pisang dan Air Tajin
Menyusui menjadi masa yang paling berharga untuk ibu maupun anak. Dalam program pemberian ASI Eksklusif, bukan hanya ibu dan ayah, kakek dan nenek pun sangat berperan di dalamnya.
Dalam hal ini, istri dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Fery Farhati Ganis sangat mendukung peran kakek nenek di masa pemberian ASI eksklusif.
"Peran kakek dan neneknya itu harus mendukung. Sebisa mungkin, mereka mendukung ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya di 2 tahun pertama," kata Ferry yang ditemui dalam kegiatan Deklarasi Komunitas Nenek-Kakek Pendukung ASI di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2019).
Menurut Fery, kakek dan nenek pun harus mulai belajar lagi hal apa saja yang pada jamannya dilakukan dan sebenarnya tidak baik untuk di terapkan saat ini.
"Kakek dan nenek juga harus mulai mencari pengetahuan lagi. Apa yang diketahui dulu, belum tentu bisa diterapkan sekarang. Contoh, dulu kalau anak rewel di kasih air tajin atau disuapin pisang yang sebenarnya tidak diperbolehkan," jelasnya.
Fery menyarankan, jika memang bayi sudah masuk dalam tahapan perlu makanan pendamping ASI (MPASI), sebisa mungkin hasil dari buatan sendiri.
"Kalau anak sudah masuk diumur yang membutuhkan MPASI, diusahakan jangan kasih yang buatan pabrik, bisa saja tidak sehat. Lebih baik, buat sendiri, lebih bagus dan bisa dijaga kebersihannya. Mudah-mudahan kedepannya bisa kita jalankan dengan baik," ujarnya. http://indomovie28.com/dark-stranger-2015/