Senin, 30 Desember 2019

Ini Rute Hiu Blacktip Menuju Nusa Dua, Bali

 Viralnya gerombolan hiu blacktip di Nusa Dua menarik perhatian wisatawan. Kemunculan hiu-hiu ini menimbulkan pertanyaan, dari manakah mereka berasal?

Media sosial ramai dengan kemunculan gerombolan hiu blacktip di Pantai Peninsula, Nusa Dua, Bali, sejak Selasa (20/5). Menurut pakar, gerombolan hiu ini muncul karena adanya upwelling di Nusa Dua, Bali.

Upwelling adalah pengangkatan massa air dari lapisan dalam ke lapisan permukaan laut. Pengangkatan massa air ini kaya akan nutrisi dan mineral.

Kelimpahan nutrien dan mineral akan menarik ikan-ikan pelagis. Rantai makanannya pun berlanjut dengan kedatangan hiu blacktip di Pantai Peninsula.

Selain itu, diketahui pula ada dua pertemuan air bersuhu dingin dan panas di sekitar perairan Nusa Dua Bali. Hal ini bisa menjadi pedoman dalam meninjau rute perjalanan hiu yang datang ke Nusa Dua, Bali.

"Air dingin (23-24 derajat celsius) dari upwelling muncul di selatan Selat Bali dan selatan Pulau Bali. Air bersuhu dingin terus masuk ke Selat Bali," ujar Widodo Pranowo, Peneliti Madya Bidang Oseanografi Terapan, Pusat Riset Kelautan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis (22/8/2019).

Setelah itu, suhu air akan naik sedikit menjadi 26-27 derajat celsius. Air akan bergerak keluar dari Selat Lombok menuju ke selatan, menuju Samudera Hindia Timur.

"Suhu air ini kemungkinan berasal dari Laut Bali dan Selat Makassar," ujar Widodo.

Melalui pemodelan yang dilakukan selama 3 hari (20-22 Agustus) terlihat pertemuan kedua massa air tadi (dingin dan hangat) di sekitar Perairan Nusa Dua. Biasanya di daerah pertemuan tersebut terdapat banyak plankton dan mikronekton.

Banyaknya plankton dan mikronekton akan menarik ikan-ikan pelagis. Ikan-ikan pelagis kemudian menjadi pemikat kedatangan hiu.

"Dari gambar pemodelan, bisa dilihat pada simbol (X) adalah penampakan ikan hiu blacktip yang pernah tercatat. Terlihat bahwa Nusa Dua memang dulunya pernah pula dikunjungi hiu," ungkap Widodo.

Tampak di Selat Lombok tercatat 3 lokasi penampakan hiu tersebut. Yang di Selat Lombok ada di sekitaran timur Nusa Penida, di Timur laut Pulau Bali, dan di barat laut Pulau Lombok. Bisa disimpulkan, rute hiu menuju Nusa Dua adalah dari Selat Lombok dan Selat Bali.

"Hiu ini hidup di kedalaman 25-75 meter, masih dangkal. Kemungkinan hiu-hiu tersebut berasal dari Selat Bali atau Selat Lombok," jelas Widodo.

Solo Punya Soto yang Bikin Rindu

Akhir pekan ini, liburan ke Solo yuk! Di sana ada wisata kuliner soto yang bikin rindu, Soto Triwindu namanya.

Ingat soto yang sempat dibahas oleh Jokowi? Soto yang punya slogan 'Selalu Bikin Rindu' ini miliki rasa khas yang tak didapatkan di restoran lain. Belum ke Solo kalau tidak mencicipi soto ini.

Sempat viral di media sosial karena vlog Jokowi yg mereview Soto Triwindu, tempat wisata di Solo yang berlokasi di Jalan Teuku Umar, Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo ini semakin kedatangan banyak pelanggan. Mulai dari pejabat hingga artis sudah mencicipi soto kesukaan Jokowi.

detikcom di sela kegiatan Grab Indonesia, mampir ke wisata kuliner Soto Triwindu, Kamis (22/8/2019) dan mencicipi rasa khas yang dimiliki soto ini. Rasa kuahnya yang segar dan nikmat ditambah daging, tauge, seledri dan beberapa pilihan topping tambahan seperti kikil, babat, empal, iso dan lainnya menambah cita rasa soto ini semakin nikmat. Ada juga berbagai macam gorengan yang disediakan di etalase untuk menambah santapan soto. Ada tempe, tahu, lentho, perkdel dan bakwan.

Cita rasa bumbu yang tidak berubah sejak 1939, menjadikan Soto Triwindu menjadi makanan favorit Jokowi dan beberapa pejabat negara yang pernah singgah ke sana. Awalnya restoran ini bertempat di dekat Pasar Triwindu, bernama Soto Pringgodani, tapi lama kelamaan orang-orang menyebutnya Soto Triwindu.

Wati, selaku menantu dari sang pemilik restoran yang sudah diberi resep turun temurun mengaku, soto ini sudah ramai sejak sebelum Jokowi membuat vlog. Dia juga mengatakan bahwa sejak sebelum Jokowi menjadi presiden, dia dan keluarga sudah sering datang ke sini.

Kreatif! Cimahi Punya Kampung Mural

Jalan-jalan akhir pekan ke Bandung, mampir ke Kota Cimahi yuk. Ada kampung mural kreatif yang dulunya gang kumuh lho.

Kehadiran puluhan mural tiga dimensi di Gang Haji Kodir, Kelurahan Cibeureum, Cimahi Selatan, Kota Cimahi tak hanya memberi warna baru di gang tersebut. Tapi juga memberi efek positif bagi kehidupan sosial masyarakat di sana.

Sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu, Gang Haji Kodir yang berada di sebelah Terminal Cimindi dikenal dengan wilayah beling alias pecahan kaca. Mudah untuk menemukan bekas botol miras di sekitar gang yang memiliki lebar jalan sekitar tiga meter itu.

Saking berandalnya, para pemuda di gang tersebut dijuluki Anak Gang Neraka (Agner). Pasalnya, aktivitas mereka tak jauh dari berkelahi, premanisme atau pun mabuk-mabukkan.

Keadaan itu menggugah Ivan Effendi dan Zen Maeludin untuk mengubah keadaan. Akhirnya tercetus untuk membuat mural dengan media aspal dan dinding pada Februari 2019 lalu.

"Awalnya kumuh terus banyak preman, kami ingin daerah ini rapi, bersih dan nyaman. Makanya kami gambar mural tiga dimensi, kurang lebih di media dinding dan aspal ada 20 gambar," ujar Ivan saat ditemui detikcom di Gang Kodir, Kamis (22/8/2019).

Dengan bermodal kocek sendiri, Ivan mulai membeli cat tembok kiloan. Pertama, ia menggambar Dinosaurus di gang samping rumahnya. Seiring berjalannya waktu, para pemuda di gang tersebut mulai melirik apa yang dilakukan Ivan.

"Awalnya kumuh, banyak roda di sana-sini. Sekarang mulai berubah. Saya berharap ke depannya, gang ini bisa menjadi kampung warna atau kampung mural. Sekarang banyak yang datang dari luar untuk berswafoto gratis," ujarnya.

Lambat laun, istilah Anak Gerbang Neraka berubah menjadi Association of Generation Explore X (Agnerx) Street Art. Aktivitas harian pemuda di sana pun dihabiskan dengan aktivitas menggambar mural.

"Selama ini kami pantang untuk meminta dana baik dari toko atau warga. Tapi kadang ada bantuan cat dan kuas dari warga yang ingin berkontribusi, kadang ada yang suka memberi untuk kopi dan rokok," katanya.

Ia juga berharap agar pemerintah Kota Cimahi bisa melirik apa yang dilakukan komunitasnya. "Sejauh ini belum ada yang melirik, baik dari pihak kelurahan atau kecamatan," katanya.

Zen Maeludin, salah seorang pendiri AgnerX Street Art, mengatakan, saat ini ia tengah berupaya untuk 'memuralkan' RW 17. Kini terbuka lebar potensi gang ini untuk menjadi tempat wisata di Cimahi.

"Kita pelan-pelan bertahap, perubahan positifnya sangat terasa sekali," ujarnya yang juga Ketua RT 01 itu.

Ayo Pemkot Cimahi, dukung kegiatan positif mereka!

Ini Rute Hiu Blacktip Menuju Nusa Dua, Bali

 Viralnya gerombolan hiu blacktip di Nusa Dua menarik perhatian wisatawan. Kemunculan hiu-hiu ini menimbulkan pertanyaan, dari manakah mereka berasal?

Media sosial ramai dengan kemunculan gerombolan hiu blacktip di Pantai Peninsula, Nusa Dua, Bali, sejak Selasa (20/5). Menurut pakar, gerombolan hiu ini muncul karena adanya upwelling di Nusa Dua, Bali.

Upwelling adalah pengangkatan massa air dari lapisan dalam ke lapisan permukaan laut. Pengangkatan massa air ini kaya akan nutrisi dan mineral.

Kelimpahan nutrien dan mineral akan menarik ikan-ikan pelagis. Rantai makanannya pun berlanjut dengan kedatangan hiu blacktip di Pantai Peninsula.

Selain itu, diketahui pula ada dua pertemuan air bersuhu dingin dan panas di sekitar perairan Nusa Dua Bali. Hal ini bisa menjadi pedoman dalam meninjau rute perjalanan hiu yang datang ke Nusa Dua, Bali.

"Air dingin (23-24 derajat celsius) dari upwelling muncul di selatan Selat Bali dan selatan Pulau Bali. Air bersuhu dingin terus masuk ke Selat Bali," ujar Widodo Pranowo, Peneliti Madya Bidang Oseanografi Terapan, Pusat Riset Kelautan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis (22/8/2019).

Setelah itu, suhu air akan naik sedikit menjadi 26-27 derajat celsius. Air akan bergerak keluar dari Selat Lombok menuju ke selatan, menuju Samudera Hindia Timur.

"Suhu air ini kemungkinan berasal dari Laut Bali dan Selat Makassar," ujar Widodo.

Melalui pemodelan yang dilakukan selama 3 hari (20-22 Agustus) terlihat pertemuan kedua massa air tadi (dingin dan hangat) di sekitar Perairan Nusa Dua. Biasanya di daerah pertemuan tersebut terdapat banyak plankton dan mikronekton.

Banyaknya plankton dan mikronekton akan menarik ikan-ikan pelagis. Ikan-ikan pelagis kemudian menjadi pemikat kedatangan hiu.