Senin, 18 November 2019

Makan Selada Mentah, Ada Cacing Parasit Besar Menggeliat di Hati Pria Ini

Dokter menemukan ada cacing parasit yang menggeliat di hati seorang pria berusia 40 tahun. Cacing parasit ini ditemukan setelah pria yang tidak diketahui namanya itu mengalami kelelahan terus-menerus selama tiga bulan.

Dikutip dari DailyMail, pria tersebut baru saja pindah ke Los Angeles dari Meksiko dan bekerja di sebuah ladang pertanian. Ia pun mengaku secara teratur makan selada air mentah.

Petugas medis melakukan tes pada pria tersebut dan menyadari bahwa lidah, mulut, dan bibirnya pucat. Ia juga mengalami anemia berat, di mana sel darah merah yang sehat membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuhnya berkurang. Hasil USG pun mengungkapkan saluran empedu dari hati ke usus mengalami penyumbatan.

Endoskopi pun dilakukan untuk mencari tahu penyebab penyumbatan itu. Ternyata ada cacing parasit besar menggeliat-geliat di hati pria tersebut. Para dokter menduga itu adalah Fasciola hepatica.

Cacing itu menginfeksi inangnya, dalam hal ini tubuh manusia melalui konsumsi ikan air tawar atau selada air yang telah terkontaminasi. Setelah tercerna, cacing itu akan berjalan dari usus ke saluran empedu di hati dan kemungkinan bereproduksi.

Pria itu pun mengalami perdarahan internal yang menyebabkan anemia karena sejumlah telur cacing telah menetas. Ia pun diberi transfusi darah dan triclabendazole, obat khusus untuk membunuh parasit meskipun belum ditemukan jelas berapa banyak cacing parasit di tubuh pria itu.

Dalam sebulan, dokter mengatakan bahwa gejala yang dialami pria tersebut mulai menghilang. Dan kasusnya dilaporkan dalam New England Journal of Medicine. https://bit.ly/2Xpry5p

Waspada Penyakit Kaki Gajah Juga Bisa Terjadi di Kelamin

Penyakit kaki gajah masih menjadi persoalan di Indonesia. Seperti namanya penyakit ini biasanya menyerang kaki, namun bisa juga terjadi di kelamin.

Penyakit kaki gajah atau filiriasis merupakan penyakit infeksi yang bersifat menahun. Penyakit ini disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Oleh karena itu, filiriasis lebih rentan terkena masyarakat yang tinggal di daerah tropis. Di Indonesia sendiri terdapat 23 spesies nyamuk yang merupakan vektor filiriasis.

Prof dr Agnes Kurniawan, SpPark, PhD, ahli Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan bahwa cacing filaria ini hidup di saluran limfe. Dampaknya cacing akan menimbulkan kerusakan dan sumbatan.

"Saluran limfe ini ada juga di alat kelamin, sehingga bisa juga menimbulkan kelainan bengkak di alat kelamin," kata dokter Agnes pada detikcom, Jumat (27/9/2019).

Pada tahap awal, penderita penyakit kaki gajah akan mengalami gejala demam dan peradangan pada saluran getah bening. Muncul benjolan atau pembengkakan biasanya di area lipatan paha atau ketiak disertai rasa nyeri dan panas.

Jika sudah mencapai tahap kronik, akan terjadi pembesaran bagian tubuh lainnya. Tidak hanya pada tangan dan kaki, tapi juga bisa pada payudara dan buah zakar.

Dokter Agnes menyarankan pasien untuk segera mengobati penyakit kaki gajah sebelum memasuki tahap kronik. Penyakit kaki gajah ini bisa dicegah dan diobati dengan konsumsi obatan-obatan yaitu kombinasi DEC dan Albendazole.

Selain untuk mematikan cacing filaria, Albendazole juga dapat mematikan cacing di perut seperti cacing gelang, cacing tambang, cacing kremi, dan cacing cambuk. https://bit.ly/2r1v7CF

5 Mitos Keperawanan yang 'Enggak Banget'

Penyanyi rap T.I. mewajibkan putrinya, Deyjah Harris untuk melakukan tes keperawanan setiap tahun. Keputusannya ini menuai hujatan di media sosial.

Menurut WHO, tes keperawanan dilakukan dengan memeriksa utuh tidaknya selaput dara dan/atau dengan memasukkan jari ke vagina. Namun, sebenarnya selaput dara bisa saja rusak karena aktivitas selain berhubungan seksual. Misalnya karena bersepeda, penggunaan tampon, atau olahraga berkuda.

Berikut adalah mitos-mitos tentang keperawanan yang ngawur, dihimpun dari Bustle.com.

1. Perawan Lebih Sedikit Kencing dari yang Tidak Perawan
Di zaman dahulu, dokter kuno melibatkan kepercayaan bahwa tubuh perempuan yang tidak perawan itu 'menyerap' (permeated). Secara alami berarti dia akan kencing lebih banyak ketimbang seorang perawan.

Sebuah tes dilakukan dengan melibatkan 'jet' (fosil karbon) yang dilarutkan dalam air dan menyuruh perempuan meminumnya. Kalau lama, berarti dia masih perawan. Kalau tidak, berarti dia sudah 'bocor' atau disebut tidak perawan.

Tes lainnya adalah membakar jet di antara kedua kaki perempuan. Kalau perempuan itu merasakan atau mencium aroma asap, berarti selaput daranya sudah 'ditembus' penis yang membuatnya asapnya tembus ke dalam tubuh. Ew.

2. Keperawanan Bisa Dites dengan Tali
Di tahun 1600-an silam, tali digunakan untuk mengukur baik tidaknya perempuan. Tes keperawanan dilakukan dengan menarik tali dari hidung perempuan ke pangkal tengkoraknya. Kalau panjangnya pas saat melingkari leher, maka perempuan itu dinilai masih perawan. Begitupun sebaliknya.

3. Berendam dengan Darah Perawan Bikin Awet Muda dan Cantik
Mitos ini berkembang di masa pembunuh berantai asal Slovakia Elizabeth Bathory. Sekitar tahun 1600-an, Bathory menyiksa banyak gadis dan membunuhnya dengan sadis. Bathory yang mengidap gangguan jiwa ini diyakini minum dan mandi darah korbannya karena dianggap bakal membuatnya awet muda dan cantik.

4. Semua Perawan Punya Payudara Kecil
Dahulu, keperawanan diukur dari ukuran payudara. Perawan dianggap punya payudara kecil dengan puting berwarna pink cerah, dan menghadap ke atas. Orang-orang juga percaya bahwa setelah sperma masuk ke vagina, maka akan 'berenang' di payudara, membuatnya berat dan'melorot'. https://bit.ly/2qmF51n

Beredar Imbauan Bahaya Parasit di Mulut Ikan, Bagaimana Faktanya?

Di media sosial beredar pesan yang mengimbau agar netizen hati-hati saat mengonsumsi ikan, waspada parasit 'serangga' yang berada pada mulut ikan. Disebut bahwa parasit tersebut berbahaya bagi manusia.

"Kalau beli ikan jumpa serangga ni dalam mulut. Namanya ISOPOD. Pemakan lidah ikan. Pakcik Google kata bahaya pada manusia," tulis pesan yang disertai foto ikan berparasit.

Faktanya memang benar ada beberapa jenis isopod yang hidup dengan menjadi parasit di ikan. Dikutip dari dokumen Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), salah satu contohnya isopod Cymothoa exigua.

Parasit Cymothoa hidup dengan menempel, menghisap darah ikan dari lidahnya. Parasit bisa tumbuh panjang sampai sekitar 6-8 sentimeter (cm) memenuhi rongga mulut ikan.

"Jenis ini hidup pada beberapa jenis ikan, menempel dalam rongga mulut. Binatang ini berpegang pada dinding (selaput lendir) dengan mengaitkan kuku-kukunya," kata peneliti Indra Aswandy dalam dokumen tersebut.

Tapi apakah parasit ini berbahaya bagi manusia? Laporan oleh peneliti Ernest H. Williams dari Department of Marine Sciences, University of Puerto Rico, menyebut bahwa parasit Cymothoa dulu pernah menjadi subjek tuntutan konsumen pada supermarket karena dianggap membuatnya sakit.

Tuntutan tersebut namun gugur karena parasit tidak terbukti beracun bagi manusia.

"Konsumen mengklaim telah keracunan karena makan isopod yang dimasak bersamaan dengan ikan. Isopod diketahui tidak beracun bagi manusia, beberapa bahkan dikonsumsi rutin jadi bahan makanan," kata Ernest seperti dikutip dari Noticias de Galapagos. https://bit.ly/32UW4Fo