Memasuki bagian lorong terdapat kamar tidur Bung Karno masa muda. Kamar ini ditempati Bung Karno saat pulang setiap bulan dan saat liburan sekolahnya hingga setelah menjadi Presiden sebelum Ibunya wafat (setelah Ibundanya wafat, beliau menempati kamar kedua orang tuanya).
Memasuki bagian tengah, terdapat ruang keluarga yang sangat luas. Di sini banyak terpasang foto keluarga termasuk anak-anak Bung Karno. Foto yang terlihat tidak asing bagi saya tentu foto Ibu Megawati dan Guruh Soekarno Putra. Pada sisi sebelah kanan ruang keluarga terdapat 2 kamar, yaitu kamar Kakak Bung Karno (Ibu Sukarmini) dan tentunya kamar kedua orang tuanya. Inilah kamar yang menjadi spot foto utama para wisatawan dimana perabotan didalamnya masih lengkap.
Di sisi sebelah kiri ruang keluarga terdapat semacam galeri kecil berisi foto perjuangan Bung Karno bersama rekan, tulisan-tulisan aksara jawa, dan lemari yang berisi benda-benda peninggalan Bung Karno.
Yang menarik perhatian saya adalah uang kertas seribu rupiah dengan gambar Bung Karno sendiri. Besar kemungkinan itu adalah pecahan uang tertinggi pada masa itu. Kalau sekarang kita bisa menemukan wajah Bung Karno di pecahan seratus ribu, pecahan uang tertinggi masa kini!
Saat itu saya berkunjung di hari minggu siang. Cuacanya cukup panas di luar namun hawanya tidak terasa di dalam rumah padahal tidak ada air conditioner. Salah satu alasannya adalah karena bangunan rumah yang berbentuk balai dengan tiang pancang tinggi membuat sirkulasi udara cukup baik.
Kamu pasti pernah mendengar tentang bangunan masa kolonial yang dibuat tinggi disesuaikan dengan postur para penjajah yang juga tinggi. Rumah ini adalah salah satunya karena rumah ini dibeli oleh Ayah Bung Karno dari seorang warga Belanda.
Jika kamu ingin puas berkeliling dan berswafoto tanpa distraksi padatnya pengunjung, ada baiknya hindari kunjungan di akhir pekan. Disini kamu bisa meminta tour guide mendampingi kamu untuk menjelaskan setiap bagian rumah. Tapi kalau kamu nyaman berkeliling sendiri, semua informasi sudah tersedia dengan jelas di setiap bagiannya.
Melewati ruang keluarga, pada bagian belakang kamu akan menemui ruang makan keluarga, dapur, kamar penyimpanan alat-alat dapur, kamar pembantu, kamar mandi, sumur tua dan juga garasi.
Ada yang unik dari sumur tua rumah ini. Sejarahnya, sumur tua ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan air guna pembangunan rumah di sekitarnya, yang selanjutnya menjadi sarana penyediaan air keluarga.
Hingga saat ini keadaan sumur masih terawat baik dengan kualitas air yang jernih, bersih dan memenuhi syarat kesehatan. Sumur ini tidak pernah mengalami kekeringan meski berlangsung kemarau panjang serta diambil setiap hari dalam jumlah yang cukup besar.
Sempatkan mampir ke bagian garasi karena disini terdapat mobil Mercedes tipe 190 G3 tahun 1961 milik Bung Karno. Mobil ini digunakan selama kunjungan beliau di Blitar dan sekitarnya, yang selanjutnya ditetapkan berada di Blitar.
Gimana, sudah kebayang isi rumah Sang Proklamator ? Akan lebih seru kalau kamu datang langsung dan melakukan wisata sejarah ini sendiri. Sensasinya tentu berbeda jika dibandingan dengan membaca artikel saya ini. Kalau kamu punya kesempatan ke Blitar, pastikan mampir ke Istana Gebang dan juga Makam Bung Karno untuk makin mengenal beliau. Jangan heran kalau setelahnya kamu makin kagum dan mendapat energi serta semangat cinta kepada bangsa.