Mengenal Bung Karno akan terasa jika datang ke rumah masa mudanya. Di sini kamu akan melihat milik beliau dan merasakan nasionalisme yang diwariskannya.
Untuk mengenal sosok Bung Karno lebih dalam kamu bisa berkunjung ke Istana Gebang yang berada di Kota Blitar, Jawa Timur. Istana Gebang dikenal sebagai rumah masa muda Bung Karno karena di sinilah orang tuanya tinggal setelah Ayahnya dipindah tugaskan dari Mojokerto.
Walaupun saat itu Bung Karno bersekolah di Surabaya dan Bandung, beliau pasti akan pulang ke Blitar setiap bulannya atau saat liburan sekolah.
Rumah tempat kelahiran dan masa kanak-kanaknya sendiri ada di Kota Surabaya dan dijadikan sebagai Bangunan Cagar Budaya oleh pemerintah kota. Kehidupan Bung Karno dari kecil memang selalu berpindah-pindah dikarenakan sang Ayah yang berprofesi sebagai guru sering dinas keluar kota. Jadi jangan heran kalau Bapak Proklamator kita ini memiliki rumah lebih dari satu.
Istana Gebang terbuka untuk umum, beroperasional setiap hari, dan merupakan wisata gratis! Kamu tidak perlu membayar biaya apapun. Hanya dengan mengisi buku tamu kamu sudah bisa menjelajahi isi rumah.
Istana Gebang berada di atas lahan yang sangat luas. Rumah ini termasuk dalam kategori rumah besar dengan isi yang cukup lengkap di dalamnya. Saat memasuki halaman, kamu akan langsung disambut oleh Patung Raksasa Bung Karno yang sedang menghadap bendera merah putih. Di sisi sebelah kiri terdapat Gong Perdamaian Dunia.
Gong ini adalah sumbangan The World Peace Committee menandai kelahiran 'Peradaban Baru Satu Bumi dengan Hati'. Gong yang ada di Istana Gebang ini merupakan replika dari Gong sesungguhnya yang ada di kompleks Makam Bung Karno. Selain di Blitar, gong perdamaian ini juga terdapat di kota lainnya seperti di Maluku, Palu, Kupang, Bali, Jepara, Bandung dan Banda Aceh.
Sedangkan di sisi sebelah kanan, terdapat Balai Kesenian yang dibangun pada tahun 1951. Balai ini digunakan untuk pagelaran seni wayang kulit menyambut kedatangan Bung Karno. Untuk sehari-harinya, balai ini digunakan untuk latihan karawitan, tari, pendalangan dan kegiatan kesenian lainnya.
Waktu saya datang berkunjung, balai ini sedang digunakan untuk latihan menari. Hadirnya Balai Kesenian ini menjadi salah satu cara sederhana untuk melestarikan kebudayaan seni.
Karena halamannya yang cukup luas, Istana Gebang seringkali menjadi tempat untuk acara non wisata. Biasanya lahan yang luas ini dimanfaatkan oleh beberapa instansi atau komunitas untuk mengadakan acara umum seperti yoga, senam, nonton bareng dan sebagainya. Ini adalah salah satu bentuk kerjasama kedua belah pihak yang saling menguntungkan.
Pihak penyelenggara bisa menggunakan halaman dan memberikan kompensasi seikhlasnya berupa uang untuk kebutuhan pemeliharaan bangunan. Sisi lainnya pihak pariwisata kota terbantu dengan kedatangan massa dari acara yang diselenggarakan pihak penyelenggara untuk mengenalkan wisata sejarah ini. Kolaborasi unik yang masih tetap berjalan hingga saat ini.
Setelah puas mengeksplorasi bagian luar rumah, saya masuk ke dalam. Kamu akan langsung menemui ruang tamu yang cukup luas dengan dinding penuh foto-foto serta penghargaan-penghargaan Bung Karno. Di sebelah kanan ruang tamu terdapat 2 kamar yang diperuntukkan untuk tamu pria dan wanita.
Memasuki bagian lorong terdapat kamar tidur Bung Karno masa muda. Kamar ini ditempati Bung Karno saat pulang setiap bulan dan saat liburan sekolahnya hingga setelah menjadi Presiden sebelum Ibunya wafat (setelah Ibundanya wafat, beliau menempati kamar kedua orang tuanya).
Memasuki bagian tengah, terdapat ruang keluarga yang sangat luas. Di sini banyak terpasang foto keluarga termasuk anak-anak Bung Karno. Foto yang terlihat tidak asing bagi saya tentu foto Ibu Megawati dan Guruh Soekarno Putra. Pada sisi sebelah kanan ruang keluarga terdapat 2 kamar, yaitu kamar Kakak Bung Karno (Ibu Sukarmini) dan tentunya kamar kedua orang tuanya. Inilah kamar yang menjadi spot foto utama para wisatawan dimana perabotan didalamnya masih lengkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar