Senin, 30 Desember 2019

Soekarno-Hatta Punya Runway Baru, Emirates Pertimbangkan Pakai Airbus A380

Bandara Soekarno-Hatta baru saja meresmikan landasan 3. Jika panjang landasan dan fasilitasnya mendukung untuk Airbus A380, hal itu tentu jadi pertimbangan maskapai seperti Emirates.

Tentunya, hal ini pun harus ditunjang dengan sejumlah infrastruktur pendukung, begitupun dengan pihak maskapai yang menjadi operator. Emirates sebagai salah satu maskapai besar yang membuka rute di Indonesia mengatakan belum ada rencana memakai Airbus A380 ke Indonesia. Namun itu bukannya tidak mungkin.

"Tidak ada rencana dalam waktu dekat untuk menggunakan armada A380. Namun, jika memungkinkan kenapa tidak," ujar Rashid Al Ardha, Country Manager Emirates Indonesia saat ditemui di Jakarta, Kamis (22/8/2019).

Rashid juga mengatakan, ia belum menyadari akan hal tersebut namun harus dikaji ulang bersama beberapa pihak terkait. Pesawat juga harus melalui proses panjang sehingga dapat mendaratkan Airbus A380 di Jakarta.

"Akan tetapi, infrastruktur dan sejumlah persyaratan harus lebih dulu dilengkapi. Kita memiliki banyak stakeholders yang harus tahu untuk mengurusnya," tambah dia.

Sejauh ini, armada Airbus A380 sudah digunakan Emirates ke 50 destinasi di dunia. Sejumlah destinasi tersebut pun masuk ke dalam berbagai tujuan favorit seperti London, Amsterdam, Paris, berbagai wilayah Eropa dan dunia lainnya.

Soal runway, sebenarnya Soekarno Hatta pernah mendaratkan darurat Airbus A380 milik Singapore Airlines tahun 2012 karena ada penumpang yang sakit. Namun, hal tersebut tidak mendukung bandara secara layak.

Sejumlah bandara di Indonesia pun sebenarnya sudah memiliki runway yang cukup untuk mendaratkan Airbus A380. Akan tetapi masih perlu persyaratan lain agar dapat digunakan dengan layak dan semestinya oleh maskapai dan penumpang.

Indonesia Jadi Salah Satu Pasar Utama Maskapai Emirates

Maskapai asal Dubai Emirates telah membuka rute di Indonesia bertahun-tahun. Mereka telah menerbangkan 6,8 juta WNI ke seluruh dunia. Indonesia memang pasar yang penting.

Sejak tahun 1992 berada di Indonesia, Emirates juga menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar besarnya. Seperti yang diutarakan oleh Rashid Al Ardha, Country Manager Emirates Indonesia, hal ini dipengaruhi beberapa faktor dengan sejumlah potensi yang baik.

"Sejak 1992, Emirates telah menerbangkan masyarakat Indonesia ke banyak destinasi, memberikan pengalaman dan inspirasi baru, serta menghubungkan dengan dunia. Kami bangga menjadi bagian dari masyarakat Indonesia dan dengan potensi luar biasa yang dimiliki oleh Indonesia. Kami melihat Indonesia sebagai pasar utama dalam strategi pertumbuhan global kami," kata dia dalam Media Gathering Emirates di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (22/8/2019)

Menurut Rashid, ada sejumlah aspek utama yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar utama Emirates. Yang pertama, adalah Indonesia dengan rakyat terbanyak yang berpotensi menjadi pasar penerbangan. Begitupun dengan sifat orang Indonesia yang gemar berwisata atau bepergian.

"Indonesia memiliki populasi 260 juta orang, banyak yang berpotensi (menjadi pasar). Mereka gemar bepergian dengan demand yang besar, dalam bentuk grup wisata atau haji dan sebagainya," kata Rashid.

Yang kedua, Indonesia merupakan negara dengan penetrasi digital atau internet paling besar. Orang Indonesia sangat akrab dengan dunia digital termasuk saat traveling. Kebiasaan orang Indonesia yang gemar bermain sosmed maupun mencari informasi di internet membuat Emirates mendorong promosi kepada masyarakat Indonesia.

"Dari kebiasaan orang Indonesia, misalnya sedang traveling posting di Instagram, mencari referensi itulah yang kita jadikan pasar. Mencari tiket pun kini mudah melalui sejumlah Online Travel Agent," tambah dia.

Namun, menurut Rashid, Indonesia harus lebih kompetitif dalam persaingan. Menurutnya, salah satu faktor lain yang menjadikan Indonesia pasar besar Emirates adalah persaingan yang minim.

Misalnya saja, Emirates hanya bersaing sedikit dengan maskapai Garuda Indonesia. Menurutnya, hanya beberapa rute yang dijadikan saingan. "Misalnya saja Jakarta ke Amsterdam, dan Jakarta ke Jeddah. Sisanya kita berkompetisi dengan maskapai lain," ujar dia.

Rashid juga menambahkan, bahwa persaingan maskapai di Asia sangat menarik dan kompetitif. Emirates pun menyambut baik akan hal ini. Menurutnya, hal ini baik untuk terus berinovasi.

"Kami sangat suka kompetisi, hal ini yang memunculkan ide dan inovasi baru. Pasar Asia memang besar, banyak yang mirip dari segi fasilitas dan armada terbaru. Namun inilah yang mendorong kita untuk melakukan berbagai ide-ide segar," tutupnya.

Tips Gading Marten Supaya Menang Jadi 'TKI' Bergaji Rp 10 Juta/Bulan

Perusahaan manajemen hotel berbasis teknologi, RedDoorz bikin lomba TKI bergaji Rp 10 juta per bulan. Selebriti Gading Marten punya tips biar traveler bisa menang.

"Nggak semua orang saat ini bikin konten pake alat canggih. Pertama niatnya. Lalu dikonsepin dengan matang. Lalu yang terakhir adalah ide dan waktunya," kata Gading dalam acara peluncuran Tenaga Kerja Impian RedDoorz di Jakarta, Kamis (22/8/2019).

"Zaman dulu sekadar jalan-jalan saja. Tapi sekarang nggak jauh dari HP dan kamera karena liburan adalah soal momen. Semua itu bisa diingat tapi nggak bisa diulang," imbuh dia.

Gading yang seorang selebriti dan juga konten kreator di media sosialnya punya pandangan sendiri terkait fenomena pengaruh Instagram saat ini. Kata dia, saat ini, semua anak muda bisa jadi blogger juga influencer karena punya media sosial yang dimilikinya.

"Oleh karenanya bikinlah konten sekreatif mungkin, original dan bisa bawa orang yang ngelihat juga ngrasain apa yang kamu unggah. Bikinlah yang keren dan bisa bikin orang bisa ikut datang ke tempat yang kamu datangi," urai dia.

Terkait perencanaan liburan, kata Gading, kalau kamu pergi sendiri boleh spontan tanpa jadwal. Tapi, kalau kamu pergi dengan keluarga atau teman maka dibutuhkan perencanaan jadwalnya.

Hotel online RedDoorz bikin program atau lomba Tenaga Kerja Impian. Traveler yang ikut akan dididik menjadi influencer, digaji Rp 10 juta per bulan selama tiga bulan hingga gratis liburan ke destinasi-destinasi liburan di Indonesia selama periode itu.

Soekarno-Hatta Punya Runway Baru, Emirates Pertimbangkan Pakai Airbus A380

Bandara Soekarno-Hatta baru saja meresmikan landasan 3. Jika panjang landasan dan fasilitasnya mendukung untuk Airbus A380, hal itu tentu jadi pertimbangan maskapai seperti Emirates.

Tentunya, hal ini pun harus ditunjang dengan sejumlah infrastruktur pendukung, begitupun dengan pihak maskapai yang menjadi operator. Emirates sebagai salah satu maskapai besar yang membuka rute di Indonesia mengatakan belum ada rencana memakai Airbus A380 ke Indonesia. Namun itu bukannya tidak mungkin.

"Tidak ada rencana dalam waktu dekat untuk menggunakan armada A380. Namun, jika memungkinkan kenapa tidak," ujar Rashid Al Ardha, Country Manager Emirates Indonesia saat ditemui di Jakarta, Kamis (22/8/2019).

Rashid juga mengatakan, ia belum menyadari akan hal tersebut namun harus dikaji ulang bersama beberapa pihak terkait. Pesawat juga harus melalui proses panjang sehingga dapat mendaratkan Airbus A380 di Jakarta.

"Akan tetapi, infrastruktur dan sejumlah persyaratan harus lebih dulu dilengkapi. Kita memiliki banyak stakeholders yang harus tahu untuk mengurusnya," tambah dia.

Sejauh ini, armada Airbus A380 sudah digunakan Emirates ke 50 destinasi di dunia. Sejumlah destinasi tersebut pun masuk ke dalam berbagai tujuan favorit seperti London, Amsterdam, Paris, berbagai wilayah Eropa dan dunia lainnya.

Soal runway, sebenarnya Soekarno Hatta pernah mendaratkan darurat Airbus A380 milik Singapore Airlines tahun 2012 karena ada penumpang yang sakit. Namun, hal tersebut tidak mendukung bandara secara layak.

Sejumlah bandara di Indonesia pun sebenarnya sudah memiliki runway yang cukup untuk mendaratkan Airbus A380. Akan tetapi masih perlu persyaratan lain agar dapat digunakan dengan layak dan semestinya oleh maskapai dan penumpang.