Jumat, 03 Januari 2020

Wisata Ramah Muslim di Bangkok (3)

Dikutip dari Daily Sabah, masjid ini telah menjadi saksi kerja sama Thailand dan Turki sejak masa Kerajaan Siam dan Kekaisaran Ottoman selama lebih dari seabad. Masjid ini memiliki bagian dalam cantik dan terkesan mewah dengan aksen keemasan. Bagian mimbar masjid direnovasi dengan ornamen marmer khusus yang dikirim langsung dari Turki. Terdapat pula mezanin yang dibangun khusus untuk ruang beribadah bagi jemaah wanita.

Di sekitar masjid ini terdapat sejumlah penjual makanan yang menjajakan makanan halal. Ada juga semacam food court dengan beragam pilihan makanan dan minuman. Mulai dari makanan dan minuman autentik Thailand, makanan Melayu, India, Timur Tengah, bahkan makanan Indonesia. Harganya? Jangan ditanya, sangat terjangkau. Tinggal pilih sesuai selera dan budget traveler saja.

Untuk traveler muslim yang ingin bepergian ke Negeri Gajah Putih, jangan ragu untuk menabung dan membeli tiket, serta keperluan akomodasi selama di sana. Tidak perlu khawatir akan sulit menemukan makanan halal dan tempat ibadah. Perbanyak mencari referensi dan buat rencana perjalanan adalah salah satu solusi agar traveler lebih mudah saat berada di negara tujuan.

Nah, setelah berkunjung ke negara dengan perbedaan yang cukup banyak dengan Indonesia, tentunya traveler akan mendapat pengalaman dan pelajaran baru yang menarik. Traveler belajar mengenai penerimaan (acceptance) akan segala perbedaan yang ada. Dengan ini, toleransi akan adanya keberagaman setidaknya meningkat.

Setelah melihat Thailand dengan segala keragamannya, saya memiliki banyak tujuan extraordinary travel atau perjalanan luar biasa lain yang sangat diimpikan. Di mana salah satunya adalah berkunjung ke Dubai. Jauh memang, tapi ini merupakan salah satu tujuan yang sudah sejak lama diimpikan. Salah satu kota yang begitu dikagumi. Kota dengan berjuta inovasi. Bangunan megah, lokasi wisata mewah, pemandangan indah semua ada di salah satu kota di UEA ini.

Di kota yang begitu menawan ini, tentunya banyak hal yang dapat dilakukan. Mulai dari berkunjung ke gedung-gedung mewah pencakar langit, mengunjungi pusat perbelanjaan modern, melihat panorama kota dengan inovasi yang luar biasa, menikmati indahnya gemerlap lampu-lampu kota ketika malam hari, bahkan bisa juga menikmati keindahan kota tua ala Timur Tengah di Medinat Jumeirah. Selain itu, kota yang terletak di sepanjang garis pantai Teluk Persia (Persian Gulf) ini juga memiliki pemandangan memesona yang indah dari pulau-pulau buatannya (reklamasi), termasuk di antaranya adalah Palm Island dan The World Islands (pulau-pulau reklamasi yang menggambarkan pulau-pulau yang ada di dunia, termasuk juga pulau-pulau yang ada di Indonesia).

Beragam informasi dari kota superinovatif ini tersedia dari berbagai sumber, terutama di dunia maya. Informasi dan seluk-beluk dari kota indah ini dapat diperoleh dengan mudahnya. Bagaimana bisa tidak memimpikan untuk pergi ke sana?

Wisata Ramah Muslim di Bangkok (2)

Di Pratunam Market misalnya, jika traveler mengikuti petunjuk sesuai aplikasi, maka Traveler akan diarahkan pada sebuah restoran halal yang berlokasi di kawasan Pratunam Market, lokasinya tidak jauh dari mal Platinum. Awalnya mungkin Traveler akan dibuat bingung dengan arah yang ditunjukkan oleh aplikasi, namun di sini jangan malu untuk bertanya, karena warga lokal sangat ramah. Bahkan jika Traveler bertanya, maka traveler akan diantar hingga menemukan musala yang dicari. Benar saja, lokasi ini memang agak sulit ditemukan, karena musala berada di lantai dua sebuah restoran yang menjajakan makanan halal.

Untuk masuk ke musala harus melewati bagian dalam dari restoran, kemudian menaiki tangga yang berada di bagian belakang bangunan untuk menuju lantai dua. Tidak terlalu besar, namun cukup untuk berjamaah sekitar 10-15 pria dan 4-5 wanita di bagian belakang. Untuk menggunakan musala ini, Traveler tidak perlu menjadi pelanggan di restoran ini terlebih dahulu. Meski tidak membeli sesuatu dari restoran ini, tapi Traveler tetap akan disambut dan dibantu dengan ramah.

Setelah menunaikan ibadah, saatnya berburu street food. Di Pratunam, Traveler dapat menemukan begitu banyak penjualan makanan pinggir jalan alias street food. Tidak banyak memang street food halal yang dijajakan. Tapi sejumlah penjual mengklaim makanan yang dijualnya halal dengan cara menggantungkan label halal di tempat jualannya, layaknya beberapa stall makanan yang ditemui dalam pusat perbelanjaan.

Lanjut ke kawasan Chatuchak Weekend Market yang super luas. Di sini Traveler dapat menemukan dua titik lokasi musala terdekat jika mencari dari aplikasi penunjuk arah. Namun keduanya hanya dibuka ketika pasar akhir pekan beroperasi, yakni Jumat-Minggu. Jika Traveler datang saat hari biasa, musala di kawasan ini ditutup. Wajar saja, salah satu titik yang ditunjukkan merupakan sebuah kios yang ada dalam pasar, sehingga hanya buka mulai Jumat sore hingga Minggu. Saat datang ke Chatuchak Weekend Market, usahakan sesuai jadwal beroperasi, agar dapat berburu segala jenis barang yang dicari dengan harga miring sepuasnya. Tentunya dengan hasil tawar-menawar dengan penjual yaa. Jadi pastikan Traveler punya skill dalam hal tawar-menawar. Sesuaikan juga budget dengan kebutuhan, jangan sampai khilaf yaa Traveler, hihi.

Lokasi surga belanja selanjutnya adalah Asiatique The Riverfront yang terkenal dengan bianglala raksasa ikoniknya yang bercahaya cantik di malam hari. Di sini ribuan kios menjajakan beragam jenis oleh-oleh, mulai dari makanan, suvenir bahkan perawatan tubuh atau kosmetik yang memang juga banyak diproduksi di Negara Gajah Putih ini. Harga bersaing antara kios satu dengan yang lain, jangan sampai menyesal karena menemukan harga lebih murah di kios lain setelah membeli sesuatu. Jadi, pastikan cari harga termurah dulu ya Traveler! Di sini banyak penjual yang bisa berbahasa Indonesia dengan baik, jadi akan memudahkan Traveler dalam tawar-menawar.

Di Asiatique The Riverfront juga tersedia banyak stall kuliner. Banyak di antaranya yang menjajakan makanan halal. Atau jika ingin makan di luar kawasan Asiatique, traveler dapat berjalan ke arah jalan raya, menyeberang, dan menuju sebuah masjid bernama Bang Uthit. Masjid ini dibangun pada awal abad ke-20 oleh umat muslim Thailand. Namun sekitar tahun 2015 lalu, masjid ini direnovasi berkat bantuan Turkish Cooperation anda Coordination Agency (TIKA). TIKA merupakan sebuah lembaga yang bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan kerja sama pembangunan Turki di luar negeri.