Kamis, 02 April 2020

Membuat Suvenir Lucu di Rumah Teddy Bear Lembang

 Sebagai salah satu kawasan wisata yang terkenal di Lembang, Jawa Barat, Floating Market memiliki beragam permainan dan fasilitas menarik untuk para pengunjung, salah satunya adalah Kota Mini.
Di Kota Mini, si kecil bisa melakukan role play berbagai profesi sesuai impiannya, dan juga mengasah keterampilannya dalam membuat aneka kerajinan tangan dan souvenir yang bisa dibawa pulang.

Saat berkunjung ke Kota Mini yang terletak di kawasan wisata Floating Market Lembang beberapa waktu yang lalu, anak saya tertarik dan gemas dengan salah satu wahana bernama Bear House. Ternyata, selain bisa berfoto dengan koleksi boneka beruang dalam berbagai ukuran, terdapat pula ragam aktivitas seru yang bisa dilakukan si kecil di sini.

Di tempat ini, terdapat petugas yang akan mendampingi si kecil untuk membuat gantungan kunci. Istimewanya hasil karya si kecil bisa dibawa pulang untuk souvenir.Cara membuatnya pun sebetulnya sederhana, sudah tersedia semacam kain perca yang tertempel dengan kaitan gantungan kunci. Selanjutnya tergantung si kecil untuk memberi aksesoris, seperti potongan mata, telinga, mulut dan lain sebagainya.

Untuk menempelnya digunakan lem tembak, tapi tidak perlu kuatir akan berbahaya bagi si kecil, sebab petugas yang mendampingi akan membantu si kecil menyelesaikan karyanya. Untuk bisa menikmati wahana ini, traveler cukup membayar sebesar Rp 25.000 untuk sesi selama sekitar 15 menit, namun jika sudah membeli tiket terusan maka tinggal swipe saja e-ticket dan akan memotong saldo jatah permainan di Kota Mini.

Artikel ini merupakan pengalaman berlibur saya sebelum pendemi covid-19 ya traveler. Untuk sementara selama masih masa tanggap darurat, ada baiknya rencana untuk berlibur dan berpergian ditunda dulu. Bersama kita bisa mencegah penyebaran virus covid-19.

Keadaan Paris Terkini: Kebiasaan Warga dan Aturan Karantinanya

Hampir seluruh kota di dunia menerapkan pembatasan atau karantina dan bahkan lockdown karena virus Corona. Termasuk Paris, inilah keadaan kotanya terkini.
Diberitakan CNN, Kamis (2/4/2020) pengalaman ini dibagikan oleh traveler bernama Katy Scott dan kekasihnya yang pindah ke Paris, Prancis sesaat sebelum lockdown. Sebelumnya, mereka kekasih tinggal di London, Inggris.

Paris kini begitu tenang katanya. Warganya hanya bisa keluar rumah dengan jarak atau radius tak lebih dari satu kilometer.

Mereka keluar dari London beberapa jam setelah Boris Johnson mengumumkan adanya lockdown di Inggris. Tak banyak yang keluar Inggris saat itu dan bikin mereka berdua dapat menjaga jarak aman saat berada di gerbong kereta Eurostar.

Mereka tiba di Stasiun Paris Gare Du Nord dan ketika keluar, jalan-jalannya kosong, juga bar dan restorannya. Mereka masih bisa memesan taksi dan menuju ke apartemen di daerah Boulogne-Billancourt.

Prancis telah menerapkan lockdown dan karantina yang ketat. Bagi mereka yang keluar rumah dengan agenda tak penting bisa dikenai denda USD 210.

Mereka yang tinggal di Paris harus memiliki formulir izin meninggalkan rumah sekali dalam sehari. Selain itu, aturan kedua adalah tak boleh meninggalkan rumah lebih dari satu kilometer ke arah mana pun. Aturan ketiga yakni bagi yang keluar rumah tidak diperkenankan lebih dari satu jam.

Mereka berdua menaati aturan pemerintah itu. Uniknya, tiap pukul 20.00, orang-orang yang tinggal di dalam apartemen akan keluar ke balkon dan bertepuk tangan bagi petugas kesehatan.

Mereka bersorak sorai dengan gayanya masing-masing, bahkan ada yang menggunakan kostum karakter Batman.

Susah payah Katy menuliskan alasan dalam slip izinnya. Ia keluar rumah untuk berolahraga dan tak lupa mengenakan jaket bertudung dan masker.

Dalam satu kilometer ia menemukan jalan kecil yang indah di sepanjang Sungai Seine di mana bisa melihat péniches (rumah perahu) yang kosong. Katy memerhatikan sisa-sisa pabrik Renault di Seine.

Dedikasi Pawang-Pawang Cantik di Masa Karantina Saat Wabah Corona

Ketika kebun binatang tutup karena virus Corona, pawang-pawang ini tetap harus menjaga keberlangsungan hidup hewan yang ada di sana. Begini kehidupan para pawang itu.
Kebun Binatang Paradise Park tutup selama tiga bulan setelah di Cornwall, Inggris terkena wabah virus Corona. Tapi, empat pawang perempuan ini tak bisa di rumah saja. Mereka harus menjaga hewan-hewan yang ada di kebun binatang tersebut cukup makan dan minum.

Empat pawang itu adalah Izzy, Emily, Sarah-Jane dan Layla. Mereka justru sama sekali tak bisa pulang karena tetap harus tinggal di di dalam kebun binatang. Ada satu rumah di sana agar mereka tetap nyaman.

Mereka bertugas untuk mengawasi dan menjaga penguin, panda merah, burung beo dan satwa liar lainnya.

Tidak hanya memberikan makan sesuai jadwal, namun mereka juga bertanggung jawab untuk menjaga rutinitas hewan-hewan tersebut. Mulai dari sesi pemotretan hingga pemberian makan oleh pengunjung. Sebagian dari para penjaga bahkan berpura-pura menjadi pengunjung yang ingin memberikan penguin makanan.



"Untuk menjaga penguin dalam rutinitasnya, para penjaga masih melakukan sesi pemberian makan dan pemotretan penguin. Dalam foto ini, Keeper Sarah dengan penguin kecil, Mildred di sisinya sedang memilih Keeper Rachel atau Emily yang meminkan peran sebagai pengunjung, (mereka) mengangkat tangan untuk memberikan makanan kepada penguin!"

Para penjaga kebun binatang menikmati hari-hari mereka bersama para hewan. Namun, di tengah pandemi Corona yang meresahkan tak dipungkiri mereka juga merindukan keluarga di rumah.

"Kita semua benar-benar menikmatinya, tapi jelas kita sangat merindukan keluarga, tetapi sangat menyenangkan memiliki keluarga yang berkerja bersama-sama di sini," kata salah satu penjaga.

Hanya para penjaga hewan ini yang diharapkan bisa menjaga hewan-hewan di dalam kebun binatang. Mereka rela meninggalkan rumah demi keselamatan dan kesehatan para hewan.

"Jadi, alasan mengapa kita semua ke taman adalah untuk berjaga-jaga," kata salah satu penjaga.

"Kami berharap kami dapat memelihara semua hewan dan memberi makan dan minum," dia menambahkan.

Nantinya, kebun binatang akan terus mengevaluasi berapa lama para penjaga tetap berada di dalam kebun binatang dan juga berapa lama kebun binatang harus ditutup. Semua tergantung bagaimana perkembangan kasus virus Corona, tapi kita semua berharap, pandemi ini segera berakhir.

Saat ini Inggris memiliki lebih dari 22.000 kasus COVID-19 dengan 1.408 kematian.

Pariwisata Thailand Ambyar, Gajahnya Kelaparan

 Pandemi Corona telah membuat pariwisata Thailand terpukul. Negara Gajah Putih itu tak hanya kehilangan pendapatan untuk warganya, tetapi gajah-gajah yang jadi tulang punggung wisata juga ikut kena imbas hingga kelaparan.
Dilaporkan BBC, tak adanya wisatawan yang memadati tempat wisata di Thailand membuat pengurus gajah kesulitan memberi makanan yang cukup. Padahal, mereka memiliki 4.000 gajah di sana.

Sekali makan, gajah akan kenyang setelah melahap makanan seberat 200 kilogram per hari. Tak ada pemasukan dari tiket turis, sulit bagi kebun binatang untuk menyediakan makanan dengan porsi jumbo itu.

Gajah-gajah itu bahkan dibayangi kematian karena kuran makan.

"Jika tidak ada bantuan untuk menjaga mereka tetap aman, gajah-gajah ini, termasuk beberapa di antaranya sedang hamil, akan kelaparan lalu mati atau terpaksa turun ke jalan untuk mencari makanan," ujar pendiri Save Elephant Foundation, Lek Chailert.

Bantuan dana boleh dibilang menjadi satu-satunya cara untuk menyelamatkan gajah-gajah tersebut. Sebab, opsi agar mereka tetap bisa makan sudah dilarang.

Chailert mengemukakan alternatif itu adalaah dengan menjual gajah-gajah itu ke kebun binatang atau dikembalikan ke bisnis illegal logging (gajah dijadikan alat membabat hutan) yang sudah dilarang sejak 1898.

"Prospeknya sangat suram kecuali kami segera menerima bantuan keuangan," ujar Chailert.