Ketika kebun binatang tutup karena virus Corona, pawang-pawang ini tetap harus menjaga keberlangsungan hidup hewan yang ada di sana. Begini kehidupan para pawang itu.
Kebun Binatang Paradise Park tutup selama tiga bulan setelah di Cornwall, Inggris terkena wabah virus Corona. Tapi, empat pawang perempuan ini tak bisa di rumah saja. Mereka harus menjaga hewan-hewan yang ada di kebun binatang tersebut cukup makan dan minum.
Empat pawang itu adalah Izzy, Emily, Sarah-Jane dan Layla. Mereka justru sama sekali tak bisa pulang karena tetap harus tinggal di di dalam kebun binatang. Ada satu rumah di sana agar mereka tetap nyaman.
Mereka bertugas untuk mengawasi dan menjaga penguin, panda merah, burung beo dan satwa liar lainnya.
Tidak hanya memberikan makan sesuai jadwal, namun mereka juga bertanggung jawab untuk menjaga rutinitas hewan-hewan tersebut. Mulai dari sesi pemotretan hingga pemberian makan oleh pengunjung. Sebagian dari para penjaga bahkan berpura-pura menjadi pengunjung yang ingin memberikan penguin makanan.
"Untuk menjaga penguin dalam rutinitasnya, para penjaga masih melakukan sesi pemberian makan dan pemotretan penguin. Dalam foto ini, Keeper Sarah dengan penguin kecil, Mildred di sisinya sedang memilih Keeper Rachel atau Emily yang meminkan peran sebagai pengunjung, (mereka) mengangkat tangan untuk memberikan makanan kepada penguin!"
Para penjaga kebun binatang menikmati hari-hari mereka bersama para hewan. Namun, di tengah pandemi Corona yang meresahkan tak dipungkiri mereka juga merindukan keluarga di rumah.
"Kita semua benar-benar menikmatinya, tapi jelas kita sangat merindukan keluarga, tetapi sangat menyenangkan memiliki keluarga yang berkerja bersama-sama di sini," kata salah satu penjaga.
Hanya para penjaga hewan ini yang diharapkan bisa menjaga hewan-hewan di dalam kebun binatang. Mereka rela meninggalkan rumah demi keselamatan dan kesehatan para hewan.
"Jadi, alasan mengapa kita semua ke taman adalah untuk berjaga-jaga," kata salah satu penjaga.
"Kami berharap kami dapat memelihara semua hewan dan memberi makan dan minum," dia menambahkan.
Nantinya, kebun binatang akan terus mengevaluasi berapa lama para penjaga tetap berada di dalam kebun binatang dan juga berapa lama kebun binatang harus ditutup. Semua tergantung bagaimana perkembangan kasus virus Corona, tapi kita semua berharap, pandemi ini segera berakhir.
Saat ini Inggris memiliki lebih dari 22.000 kasus COVID-19 dengan 1.408 kematian.
Pariwisata Thailand Ambyar, Gajahnya Kelaparan
Pandemi Corona telah membuat pariwisata Thailand terpukul. Negara Gajah Putih itu tak hanya kehilangan pendapatan untuk warganya, tetapi gajah-gajah yang jadi tulang punggung wisata juga ikut kena imbas hingga kelaparan.
Dilaporkan BBC, tak adanya wisatawan yang memadati tempat wisata di Thailand membuat pengurus gajah kesulitan memberi makanan yang cukup. Padahal, mereka memiliki 4.000 gajah di sana.
Sekali makan, gajah akan kenyang setelah melahap makanan seberat 200 kilogram per hari. Tak ada pemasukan dari tiket turis, sulit bagi kebun binatang untuk menyediakan makanan dengan porsi jumbo itu.
Gajah-gajah itu bahkan dibayangi kematian karena kuran makan.
"Jika tidak ada bantuan untuk menjaga mereka tetap aman, gajah-gajah ini, termasuk beberapa di antaranya sedang hamil, akan kelaparan lalu mati atau terpaksa turun ke jalan untuk mencari makanan," ujar pendiri Save Elephant Foundation, Lek Chailert.
Bantuan dana boleh dibilang menjadi satu-satunya cara untuk menyelamatkan gajah-gajah tersebut. Sebab, opsi agar mereka tetap bisa makan sudah dilarang.
Chailert mengemukakan alternatif itu adalaah dengan menjual gajah-gajah itu ke kebun binatang atau dikembalikan ke bisnis illegal logging (gajah dijadikan alat membabat hutan) yang sudah dilarang sejak 1898.
"Prospeknya sangat suram kecuali kami segera menerima bantuan keuangan," ujar Chailert.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar