Kamis, 30 April 2020

Waspada Ancaman Kesehatan karena Kurang Tidur Saat Jalani Ibadah Puasa

Saat bulan puasa, bukan hanya pola makan yang berubah tapi waktu tidur juga terganggu. Ini karena kita harus rutin bangun dini hari untuk melakukan makan sahur yang tentunya di luar jam tidur sehari-hari.
Selain itu, tidur malam pun akan semakin lambat dari biasanya karena banyak kegiatan yang ingin dilakukan seperti tarawih. Akibatnya, bisa membuat tubuh lesu bahkan mengganggu kesehatan mental dan fisik.

"Makan sahur sebelum jam 4 bisa menyebabkan kekacauan di tubuh. Akibatnya, bisa menimbulkan konsekuensi negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang," ujar psikiater di Priory Wellbeing Centre Dubai, Dr Walid Abdul-Hamid.

Mengutip dari Mvmuslim, ahli spesialis penyakit paru dan obat tidur di Medcare Hospital Dubai, Dr Hady Jerdak, mengatakan jika kurang tidur yang terjadi berulang-ulang bisa berbahaya untuk mental. Misalnya, meningkatkan kadar stres, perubahan mood, dan kecemasan yang berlebih.

"Itu (kurang tidur) juga bisa melemahkan sistem imun yang berfungsi untuk melawan virus, bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2, serta berbagai masalah yang terkait dengan penyakit jantung," jelasnya.

Agar hal tersebut tidak terjadi, Dr Abdul-Hamid memberikan beberapa saran, antara lain:

- Tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya, baik lebih awal atau lambat dari jam tidur biasa.

- Hindari tidur siang.

- Jangan makan berlebihan sebelum tidur.

- Hindari konsumsi makanan cepat saji atau olahan, karena bisa mempengaruhi kualitas tidur.

- Sering-sering terkena sinar matahari pagi.

- Kurangi paparan sinar lampu saat akan tidur di malam hari.

Kenali 14 Zat Gizi untuk Imunitas Agar Tubuh Tak Mudah Terserang Corona

 Sistem imun atau kekebalan tubuh adalah benteng utama pertahanan terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Selain menjaga kebersihan dengan cuci tangan dan menggunakan masker, asupan gizi yang baik juga sangat penting agar tak mudah terserang penyakit terutama di pandemi virus Corona COVID-19 seperti saat ini.
Zat gizi baik mikro dan makro sangat diperlukan untuk fungsi imunitas tubuh yang diperoleh dari konsumsi makanan beragam dan seimbang sesuai kebutuhan.

Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan (PKGK) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Ir Ahmad Syafiq, MSc, PhD, mengatakan untuk menjaga kondisi tubuh tetap optimal dibutuhkan imunitas yang tangguh untuk dapat mendukung tubuh beradaptasi dengan berbagai macam virus dan penyakit.

"Untuk menjaga imunitas, kita memerlukan beragam asupan gizi, salah satunya protein hewani yang tentunya dikonsumsi sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Kalau kurang gizi, sistem imun turun karena zat gizi yang diperlukan tidak tersedia," jelas Ahmad dalam diskusi online pada Rabu (29/4/2020).

Adapun zat gizi yang diperlukan tubuh antara lain:

1. Asam amino esensial: daging ayam, daging sapi, ikan, susu, dan telur
2. Asam lemak esensial: ikan kembung, ikan laut
3. Vitamin A: minyak ikan, hati sapi, hati ayam, wortel, dan kuning telur
4. Asam folat: hati sapi, sayuran hijau, buah, kacang-kacangan
5. Vitamin B6: hati ayam, daging ayam, daging sapi, ubi jalar
6. Vitamin B12: hati ayam, kerang, ikan, susu, tahu, yogurt
7. Vitamin C: jambu biji, brokoli, pepaya, jeruk, lemon, stroberi
8. Vitamin D: daging merah, hati ayam, kuning telur, susu fortifikasi
9. Vitamin E: kuaci, almond, minyak jagung, margarin, minyak zaitun
10. Zinc: hati sapi, hati ayam, susu, kacang merah, kuning telur, tempe
12. Tembaga: makanan laut, hati sapi, kacang-kacangan, cokelat
13. Zat besi: hati sapi, telur, daging ayam, daging sapi
14. Selenium: ikan laut, udang, daging ayam, daging sapi, telur, susu

Dianjurkan juga untuk makan makanan yang beraneka ragam. Sebab zat gizi yang diperlukan agar fungsi imun bisa bekerja dengan baik cukup banyak.

"Hampir tidak ada makanan yang mengandung semuanya sehingga disarankan untuk fokus ke makanan yang mengandung beberapa sumber zat gizi dalam satu kali makan," pungkasnya.

Punya Tanda-tanda Ini? Kemungkinan Kamu Kecanduan Seks

Sebagian orang mungkin masih tidak percaya bahwa kecanduan seks itu bisa terjadi. Tak hanya pada pria, wanita juga bisa mengalami kecanduan seks.
Dikutip dari The Sun, sebuah studi menunjukkan kecanduan seks bisa disebabkan oleh oksitosin atau yang biasa disebut dengan hormon cinta. Menurut para ilmuwan Swedia, orang yang kelebihan oksitosin cenderung memiliki keinginan yang lebih kuat untuk bercinta.

Berikut ini adalah tanda-tanda seseorang memiliki perilaku seksual kompulsif atau kecanduan seks:

1. Kecanduan masturbasi
Orang yang melakukan masturbasi bukan berarti ia kecanduan seks. Tetapi masturbasi yang dilakukan secara berulang-ulang dan sering hingga mengganggu fungsi sosial bisa menjadi tanda dari kecanduan seks.

2. Suka berfantasi seks
Fantasi dan dorongan perilaku seksual yang berulang-ulang bisa menandakan seseorang kecanduan seks. Bahkan beberapa pecandu seks bisa 'tenggelam' dalam fantasinya sendiri, sehingga ini dapat mengganggu produktivitasnya.

3. Tak bisa hentikan dorongan seks
Desakan kuat serta fantasi untuk melakukan seks membuat mereka seolah-olah sedang berada di luar kendali. Mereka memiliki kesadaran bahwa dorongan seks itu tidak bisa dikendalikan, terlepas dari konsekuensi keuangan, medis, dan sosial.

4. Menyukai aktivitas seksual yang berisiko
Pecandu seks lebih menyukai tantangan yang berisiko seperti bercinta di luar nikah, seks tanpa menggunakan kondom, bahkan ada juga yang terlibat dalam aktivitas seksual yang ilegal.

Waspada Ancaman Kesehatan karena Kurang Tidur Saat Jalani Ibadah Puasa

Saat bulan puasa, bukan hanya pola makan yang berubah tapi waktu tidur juga terganggu. Ini karena kita harus rutin bangun dini hari untuk melakukan makan sahur yang tentunya di luar jam tidur sehari-hari.
Selain itu, tidur malam pun akan semakin lambat dari biasanya karena banyak kegiatan yang ingin dilakukan seperti tarawih. Akibatnya, bisa membuat tubuh lesu bahkan mengganggu kesehatan mental dan fisik.

"Makan sahur sebelum jam 4 bisa menyebabkan kekacauan di tubuh. Akibatnya, bisa menimbulkan konsekuensi negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang," ujar psikiater di Priory Wellbeing Centre Dubai, Dr Walid Abdul-Hamid.

Mengutip dari Mvmuslim, ahli spesialis penyakit paru dan obat tidur di Medcare Hospital Dubai, Dr Hady Jerdak, mengatakan jika kurang tidur yang terjadi berulang-ulang bisa berbahaya untuk mental. Misalnya, meningkatkan kadar stres, perubahan mood, dan kecemasan yang berlebih.

"Itu (kurang tidur) juga bisa melemahkan sistem imun yang berfungsi untuk melawan virus, bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2, serta berbagai masalah yang terkait dengan penyakit jantung," jelasnya.

Agar hal tersebut tidak terjadi, Dr Abdul-Hamid memberikan beberapa saran, antara lain:

- Tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya, baik lebih awal atau lambat dari jam tidur biasa.

- Hindari tidur siang.

- Jangan makan berlebihan sebelum tidur.

- Hindari konsumsi makanan cepat saji atau olahan, karena bisa mempengaruhi kualitas tidur.

- Sering-sering terkena sinar matahari pagi.

- Kurangi paparan sinar lampu saat akan tidur di malam hari.