Selasa, 30 Juni 2020

Seperti Ini Gerhana Bulan Jika Dilihat dari Bulan

 Pada 2 Juli 2019, Bulan melemparkan bayangannya ke permukaan Bumi. Peristiwa ini disebut gerhana Bulan. Astronom merilis foto dari peristiwa tersebut, namun dilihat dari Bulan. Seperti apa ya?
Dilihat dari Bulan, tentu tampilannya berbeda dengan gerhana Bulan jika dilihat dari Bumi. Berkat sebuah kamera pada satelit kecil yang mengorbit Bulan, terekam peristiwa ketika bayangan melingkar Bulan bergerak di atas permukaan Bumi.

Dikutip dari Science Alert, satelit yang berhasil merekam peristiwa itu adalah Longjiang-2 milik China. Longjiang-2 adalah mikrosatelit yang diluncurkan pada 2018 dan merupakan bagian dari misi eksplorasi Bulan oleh pendarat robot Chang'e 4.

Longjiang-2 punya 'saudara' yakni Longjiang-1 yang gagal memasuki orbit Bulan. Pasangan mikrosatelit ini semula dirancang untuk bersama-sama mempelajari gelombang radio frekuensi sangat rendah dari objek bintang jauh.

Beruntung Longjiang-2 berhasil masuk ke orbit Bulan dan membawa kamera kecil yang disebut Inory Eye. Kamera inilah yang merekam gambar-gambar bayangan gerhana saat melintasi Bumi.

Kamera ini dibuat oleh siswa Harbin Institute of Technology, berbarengan dengan pengembangan pemancar radio kecil. Tak seperti proyek yang dikelola dengan baik oleh pemerintah, kamera, pemancar, dan gambar dari peristiwa gerhana Bulan ini membutuhkan kolaborasi yang melibatkan banyak pihak antara astronom amatir, profesional, dan mahasiswa.

Perintah yang diperlukan oleh satelit dan kameranya untuk mengambil gambar-gambar ini disusun oleh MingChuan Wei dari Harbin Institute of Technology. Gambar-gambar ini kemudian diunggah ke satelit oleh astronom radio amatir asal Jerman bernama Reinhard Kühn.

Penerimaan gambar-gambar di Bumi ini mengandalkan para amatir yang mengoperasikan Teleskop Dwingeloo di Belanda. Hanya ada satu masalah dari penelitian ini, yaitu gambarnya dalam bentuk mentah dan memiliki rona ungu yang mencolok.

Untungnya, penelitian ini kemudian mendapat bantuan dari desainer grafis profesional Jason Major dari Lights In The Dark. Dia punya ketertarikan kuat dalam bidang antariksa sehingga mendorongnya terlibat bekerja dengan mewarnai Bumi dan Bulan dengan tampilan asli mereka sehingga gambaran peristiwa bisa tertangkap sempurna.

Mungkin peristiwa gerhana Bulan ini adalah gambar paling istimewa peninggalan Inory Eye camera. Tidak akan ada lagi gambar-gambar lain yang dihasilkannya karena satelit Longjiang-2 menabrak Bulan pada 31 July 2019. Hal ini memang direncanakan, karena misi satelit hanya berlangsung selama 437 hari.

TikTok dan Puluhan Aplikasi China Dilarang India

 Tiktok diterpa kabar buruk di India. Setelah sebelumnya sempat dibantah, pemerintah India dipastikan melarang puluhan aplikasi tenar asal China. Hal ini dilakukan di tengah tensi tinggi menyusul tewasnya 20 tentara India dalam bentrokan dengan tentara China di perbatasan Himalaya.
Total 59 aplikasi dicekal, kebanyakan asal China, dan termasuk aplikasi populer TikTok buatan Bytedance dan WeChat dari Tencent. Kementerian teknologi India menyebut aplikasi itu dianggap tidak aman karena membahayakan data pengguna.

"Pengumpulan data mengganggu keamanan dan pertahanan nasional India, sebuah kekhawatiran sangat mendalam yang membutuhkan tindakan darurat," sebut Kementerian Teknologi Informasi India.

Terkait pelarangan ini, Google dan Apple diperintahkan untuk menghapus seluruh aplikasi yang dilarang dari toko aplikasi masing-masing. Pelarangan TikTok Cs ini tentu cukup berdampak karena India merupakan pasar besar.

TikTok misalnya, sangat populer di India dan sudah diinstal 611 juta kali. Bytedance bahkan sudah berencana menginvestasikan dana USD 1 miliar untuk memperluas pasarnya di India. Aplikasi messaging WeChat juga lumayan banyak digunakan dengan 100 juta kali download.

Ketika dikonfirmasi, Google mengaku masih menunggu permintaan dari pemerintah untuk memblokir. Sedangkan Apple belum memberikan pernyataan.

"Ini adalah tindakan tercepat dan paling powerful yang bisa diambil pemerintah untuk memberikan tekanan ekonomi pada perusahaan China," kata Santosh Pai, pengamat hukum dari Link Legal mengenai dicekalnya TikTok Cs, yang dikutip detikINET dari Reuters.
https://indomovie28.net/fast-five/

Menanti Pelaku Praktik 'Kawin Tangkap' di Sumba Terungkap (3)

Belum diketahui kapan tepatnya aksi di video 'kawin tangkap' itu terjadi. Namun Khairul menyebut 'kawin tangkap' memang tradisi di tiga wilayah yakni Sumba Timur, Sumba Barat Daya dan Sumba Tengah.

"Iya memang banyak tradisinya seperti itu, Sumba Timur ada juga, Sumba Barat Daya, kan ada tiga wilayah lah (Sumba). Iya kita masih telusuri," tutur dia.

Giliran legislator angkat bicara perihal tradisi itu. Anggota Komisi IX DPR RI dari Daerah Pemilihan Sumba Ratu Ngadu Bonu Wulla mengaku prihatin praktik 'kawin tangkap' sampai sekarang masih terjadi.

Sebagai perempuan, dia mengaku bisa merasakan kekhawatiran dan ketakutan yang menghantui perempuan-perempuan di Pulau Sumba akibat praktik yang mengatasnamakan budaya itu. Dia mengatakan 'kawin tangkap' telah membuat hak perempuan di Sumba terampas.

"Saya sebagai seorang perempuan dan juga berasal dari Sumba saya tidak setuju dengan budaya ini jika dipertahankan karena memang sangat berdampak buruk pada kaum perempuan di Sumba," kata Ratu Ngadu, seperti dilansir Antara.

Selain itu Ketua DPRD Nusa Tenggara Timur, Emilia Nomleni mengemukakan praktik kawin tangkap telah menimbulkan ketakutan bagi perempuan dan anak-anak perempuan di Sumba. Dia mengatakan orang-orang yang tidak merasakan langsung dampak praktik kawin tangkap mungkin bisa menganggapnya sebagai hal biasa, namun tidak demikian dengan perempuan yang mengalami atau menyaksikannya langsung.

"Tentu saja praktik ini juga akan berdampak pada kehidupannya setelah menikah nanti. Tetapi sebenarnya praktik ini juga sebenarnya tidak boleh," kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.

Komentar perihal 'kawin tangkap' juga dikemukakan komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi. Dia memandang praktik itu merupakan bagian dari tindak kekerasan seksual berupa pemaksaan perkawinan.

Menurut dia, praktik itu harus dihentikan dan semua pihak, dari aparat pemerintah, aparat kepolisian, sesepuh adat, tokoh agama, hingga masyarakat setempat, harus ikut menghentikannya.

"Ini melanggar hukum, karena memang korban, dalam hal ini perempuan, itu dirampas kebebasannya. Oleh karena itu, perlu bergandengan tangan menjaga agar kaum perempuan di Sumba tidak lagi menjadi korban akan hal itu," katanya.

Emilia mengatakan sudah saatnya praktik kawin tangkap dihentikan.

"Dulu bagi saya mungkin ada hubungan kait-mengait sehingga proses praktik ini bisa dilegalkan, tetapi dengan seiring perkembangan jaman seharusnya tidak boleh lagi dilakukan," katanya.

Ia menekankan bahwa kaum perempuan dan anak-anak harus dilindungi dari praktik-praktik yang merampas hak dan menimbulkan ketakutan seperti kawin tangkap.

 Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati menyoroti praktik 'kawin tangkap' di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bintang meminta pelakunya ditangkap, polisipun melakukan penyelidikan.
"Budaya atau tradisi tidak statis, tetapi dinamis. Kasus kawin tangkap adalah praktik kekerasan dan pelecehan terhadap kaum perempuan dan anak. Jadi jangan sampai alasan tradisi budaya dipakai hanya sebagai kedok untuk melecehkan perempuan dan anak," ujar Bintang, dilansir Antara pada Senin (29/6/2020).

Menyusul laporan beberapa aktivis ke kepolisian mengenai praktik kawin tangkap di Sumba, Bintang meminta Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur menangkap para pelaku 'kawin tangkap'. Seorang perempuan Sumba Tengah, Rambu Prailiang, mengatakan 'kawin tangkap' adalah tradisi turun menurun, namun praktiknya sudah berbeda dari yang dulu.

"Tradisi ini sebenarnya sudah menjadi tradisi yang turun temurun. Namun jika dilihat yang terjadi saat ini berbeda sekali dengan yang terjadi pada lalu-lalu," kata Rambu.
https://indomovie28.net/pressure/