Selasa, 29 September 2020

Survei BPS Sebut Pasar dan Rumah Ibadah Paling Rendah Protokol Kesehatannya

 Survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilakukan pada 7-14 September 2020 menunjukkan, pasar tradisional dan rumah ibadah menjadi tempat yang paling rendah penerapan protokol kesehatannya.

"Pasar tradisional dan pedagang kaki lima, 17,3 persen responden mengatakan sama sekali tidak protokol kesehatan, kemudian berikutnya yang harus dijaga adalah tempat-tempat beribadah, karena 5,78 responden itu mengaku di tempat ibadahnya tidak ada protokol kesehatan sama sekali," jelas Kepala BPS, Dr Suhariyanto dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube Senin (28/9/2020).


Sementara tempat kerja, pelayanan publik, dan mal menjadi yang paling tinggi dalam menerapkan protokol kesehatan. "Jadi di tempat kerja mal dan pelayanan publik boleh dibilang hampir seluruhnya menerapkan protokol kesehatan," ujar Suhariyanto.


Suhariyanto menjelaskan, survei ini dilakukan kepada 90.967 responden dengan rentang usia antara 17 tahun sampai di atas 60 tahun, dan lebih dari setengahnya berjenis kelamin wanita.


Berikut detail survei BPS tentang penerapan protokol kesehatan di tempat kerja, pelayanan publik, mal, rumah ibadah, dan pasar tradisional.


Wajib jaga jarak

- Tempat pelayanan publik: 82,08 persen

- Rumah ibadah: 73,07 persen

- Tempat kerja: 72,62 persen

- Mal atau tempat perbelanjaan: 66,97 persen

- Pasar tradisional: 47,16 persen


Mencuci tangan

- Tempat kerja: 82,56 persen

- Tempat pelayanan publik: 80,76 persen

- Mal atau tempat perbelanjaan: 77,68 persen

- Rumah ibadah: 75,23 persen

- Pasar tradisional: 51,41 persen


Menggunakan masker

- Tempat pelayanan publik: 94,83 persen

- Tempat kerja: 94,35 persen

- Mal atau tempat perbelanjaan: 93,44 persen

- Rumah ibadah: 85,69 persen

- Pasar tradisional: 82,62 persen


Pemeriksaan thermogun

- Tempat kerja: 94,35 persen

- Mal atau tempat perbelanjaan: 84,75 persen

- Tempat pelayanan publik: 77,72 persen

- Rumah ibadah: 41,85 persen

- Pasar tradisional: 21,21 persen

https://indomovie28.net/trump-the-art-of-the-insult/


BPS: 7 Persen Masyarakat Masih Kucilkan Pasien Corona


Sudah enam bulan lebih lamanya virus Corona COVID-19 mewabah di Indonesia. Berbagai respons pun terjadi di lingkungan masyarakat terhadap penyakit ini.

Menurut survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 7-14 September 2020, sebanyak 45 persen masyarakat yang mengetahui ada orang yang terinfeksi COVID-19 di lingkungannya, maka mereka akan langsung memperketat protokol kesehatan. Survei ini diikuti oleh 90.967 responden dengan rentang usia 17 tahun sampai 60 tahun dan lebih dari setengahnya adalah wanita.


"45 Persen masyarakat yang menemukan orang yang terinfeksi COVID di lingkungan sekitarnya itu memperketat protokol kesehatannya di lingkungannya masing-masing, tentunya ini bagus, dan 22 persen juga memberikan dukungan, itu dia yang kita harapkan," jelas Kepala BPS, Dr Suhariyanto dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube Senin (28/9/2020).


Namun, Suhariyanto menyayangkan masih adanya masyarakat yang mengucilkan atau memberikan stigma negatif pada orang yang terinfeksi COVID-19. "Ada catatannya bahwa 7 persen masyarakat yang dia akan mengucilkan atau memberikan stigma negatif kepada penderita. Tentunya ini tidak bisa dibiarkan saja," jelasnya.


Maka dari itu, ia berharap sosialisasi tentang pemahaman COVID-19 di masyarakat bisa lebih gencar dilakukan, agar kejadian-kejadian pengucilan seperti ini tidak terulang kembali.


Berikut detail hasil survei terkait respons masyarakat terhadap orang yang terinfeksi COVID-19 di lingkungannya, yang dilakukan oleh BPS.


- 45 persen protokol kesehatan dijalankan dengan ketat di lingkungan

- 22 persen memberikan dukungan

- 7 persen mengucilkan atau memberikan stigma negatif

- 2 persen tidak melakukan apa-apa

- 24 persen tidak ada kasus COVID-19 di lingkungan sekitar

https://indomovie28.net/piranhas/

Jadi Dokter Gadungan, Dua Petugas Kebersihan Lecehkan Pasien COVID-19

 Dua pria yang bekerja sebagai petugas kebersihan di India melecehkan sejumlah pasien perempuan di bangsal COVID-19, dengan menyamar sebagai dokter. Saat melancarkan aksinya, mereka menggunakan perlengkapan alat pelindung diri (APD) untuk menyamar.

Diketahui kedua pria tersebut melancarkan aksinya di sebuah pusat kesehatan yang didirikan di perguruan tinggi politeknik, di distrik Godda, Jharkhand. Kejadian ini terjadi pada Jumat (25/9/2020) malam di pusat kesehatan yang memang disediakan khusus untuk wanita yang terinfeksi COVID-19 dari daerah pedesaan.


Saat melakukan aksinya, mereka menerobos masuk dan mengambil serta menggunakan perlengkapan APD tersebut. Keduanya meminta pada pasien wanita yang ada di tempat itu masuk ke kamar sebelah satu per satu dengan alasan untuk pemeriksaan.


Dikutip dari Gulf News, para pelaku ini mengaku datang dari New Delhi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan khusus. Melihat itu pun, para pasien sama sekali tidak merasa curiga.


Namun, kedua pelaku mulai bertingkah aneh dan melecehkan para pasien. Para pelaku mulai menyentuh bagian tubuh pasien yang tentunya membuat mereka protes dan menolak.


Pasien itu mulai bertanya kenapa kedua dokter gadungan itu menyentuhnya, karena selama ini mereka diimbau untuk menjaga jarak fisik dengan orang lain. Melihat korbannya yang marah, akhirnya mereka langsung melarikan diri dari tempat kejadian.


Polisi setempat pun langsung datang ke tempat kejadian dan mulai melakukan penyelidikan setelah laporan pelecehan ini diterimanya. Setelah diselidiki, ternyata kedua pelaku tersebut berasal dari perusahaan outsourcing dan ditangkap keesokan harinya.


"Kami telah menangkap dua pelaku dan mengirim mereka ke penjara. Kami juga memperketat keamanan di bangsal COVID tersebut," kata petugas kantor polisi setempat, JK Jaisawal.

https://indomovie28.net/the-elevator-three-minutes-can-change-your-life-2/


Masih di Zona Hijau, Ini Daftar 20 Wilayah RI yang Masih Nihil Kasus COVID-19


- Kasus Corona di Indonesia masih meningkat setiap harinya. Per Senin (28/9/2020) kasus baru mengalami penambahan sebanyak 3.509 kasus, sehingga total akumulatif kasus COVID-19 tembus di angka 278.722.

Berdasarkan laporan peta risiko covid19.go.id, ada 58 kabupaten dan kota Indonesia yang masih masuk di zona merah. Bahkan empat kota di DKI Jakarta termasuk di dalamnya, seperti Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.


Namun beberapa wilayah memiliki nol kasus Corona di Indonesia. Berikut 20 kabupaten dan kota yang masih masuk zona hijau Corona, dikutip dari laman covid19.go.id Selasa (29/9/2020).


1. Sumatera Utara

- Nias


2. Papua Barat

- Tembrauw

- Pegunungan Arfak


3. Papua

- Yahukimo

- Dogiyai

- Paniai

- Deiyai

- Memberamo Raya

- Nduga

- Asmat

- Puncak

- Intan Jaya


4. Nusa Tenggara Timur

- Ngada

- Sumba Tengah

- Manggarai Timur

- Sabu Raijua

- Belu


5. Maluku

- Maluku Tenggara Barat


6. Kepulauan Riau

- Natuna

- Kepulauan Anambas


5 Asupan untuk Menjaga Kesehatan Paru-paru


 Dalam kondisi pandemi seperti ini, menjaga kesehatan tubuh merupakan hal yang penting dilakukan. Salah satunya adalah menjaga kesehatan paru-paru, karena COVID-19 menyerang sistem pernapasan manusia.

Banyak orang melakukan gaya hidup sehat dengan sering berolahraga dan memakan makanan yang sehat.


Nah, makanan apa aja sih yang bisa dikonsumsi untuk menjaga kesehatan paru-paru? Berikut beberapa di antaranya.


1. Buah bit

Bit adalah tanaman umbi-umbian yang banyak digunakan untuk pengobatan alami yang biasa dikonsumsi dengan cara direbus dan dikukus. Bit bermanfaat untuk menjaga kesehatan paru-paru karena kaya akan nitrat yang membantu mengendurkan pembuluh darah dan memudahkan proses pengambilan oksigen. Selain itu, buah bit juga mengandung magnesium, potasium, vitamin C, dan senyawa antioksidan yang tak hanya penting bagi tubuh namun juga bermanfaat bagi tubuh.


2. Teh hijau

Teh hijau kayak akan kandungan epigallocatechin gallate (EGCG) yang berfungsi sebagai antioksidan dan antiinflamasi. EGCG ini dapat menghambat fibrosis paru atau penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan jaringan akut yang berbahaya bagi paru. Selain menjaga kesehatan paru, teh hijau berfungsi untuk memperbaiki pola tidur, meningkatkan metabolisme, menurunkan risiko diabetes dan masih banyak lain.


3. Kakao

Kakao mengandung senyawa theobromine yang berfungsi mengendurkan saluran udara di paru-paru. Asupan kakao yang baik telah menurunkan risiko gejala pernapasan akibat alergi. Selain itu, kakao juga melindungi paru-paru dari pertumbuhan sel kanker. Kakao juga memiliki antidioksidan yang mampu meningkatkan imunitas tubuh.


4. Sayuran Hijau

Sayuran hijau adalah sayuran yang memiliki serat yang banyak. Dikutip dari WebMD, penelitian mendapati bahwa orang yang makan lebih banyak serat memiliki paru-paru yang sehat dan dapat bekerja lebih baik daripada mereka yang tidak makan banyak serat. Variasi sayuran hijau yang dapat kalian konsumsi salah satunya adalah brokoli.

https://indomovie28.net/patriots-day/