Senin, 02 November 2020

Sempat Diisukan Batal, Brasil Tegaskan Tetap Beli Vaksin COVID-19 China

 Wakil Presiden Brasil Hamilton Mourão mengatakan pemerintah Brasil akan tetap membeli vaksin COVID-19 China yang saat ini sedang diuji di negara tersebut. Komentarnya ini datang setelah pekan lalu, Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan Brasil menolak membeli vaksin COVID-19 Sinovac.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah lokal Veja, Mourão dengan tegas mengatakan Brasil tetap membeli vaksin COVID-19 China dan menegaskan sikap Bolsonaro tidak memiliki substansi.


"Pemerintah akan membeli vaksin, tentu saja. Kami telah mengerahkan sumber daya di Butantan untuk memproduksi vaksin ini. Pemerintah tidak akan lari dari itu," kata Mourão dikutip dari Reuters.


Pusat penelitian biomedis negara bagian Sao Paulo, Butantan Institute, sedang menguji vaksin Sinovac. Gubernur Sao Paulo, Jao Doria, berharap mendapat persetujuan regulasi pada akhir tahun dan mulai memvaksinasi warganya pada Januari.


Sebelumnya Bolsonaro menolak rencana otoritas kesehatan Brasil untuk membeli 46 juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac. Bolsonaro juga berkata bahwa masyarakat Brasil bukanlah binatang percobaan untuk uji vaksin.


"Orang Brasil tidak akan menjadi kelinci percobaan siapapun ... Itulah mengapa saya memutuskan untuk tidak membeli vaksin ini," tulisnya di media sosialnya dikutip dari AFP.

https://kamumovie28.com/the-green-hornet-2011/


Kisah Pasien COVID-19 yang Berhasil Sembuh Meski Peluang Hidup Hanya 1 Persen


 Seorang remaja asal Arkansas, Inggris, yang berusia 16 tahun terinfeksi virus Corona dan miokarditis. Parahnya, ia peluang dirinya untuk tetap hidup hanya 1 persen.

Miokarditis adalah kondisi di mana terjadinya peradangan atau inflamasi pada otot jantung atau mikrokardium. Tetapi, remaja bernama Camden Tucker ini akhirnya bisa pulih dari infeksi virus Corona setelah dirawat di ICU selama dua minggu.


"Ada kemungkinan 99 persen dia tidak akan bisa bertahan hidup. Sebagai orang tua, saya sangat sedih mendengarnya," kata Donald Tucker, ayah Camden yang dikutip dari Fox News, Kamis (29/10/2020).


Kejadian ini dimulai pada 19 September 2020, Camden mengalami kejang-kejang dan serangan jantung di perjalanan saat ingin memancing bersama keluarganya. Ia langsung dibawa ke rumah sakit dan didiagnosis terinfeksi Corona, dan dipindahkan ke Rumah Sakit Anak Arkansas.


"Setelah di ACH, kami mengetahui bahwa COVID-19 inilah yang menyebabkan miokarditis atau peradangan pada jantungnya," ujar Donald.


Donald mengatakan putrinya bisa pulih kembali adalah suatu keajaiban. Camden saat ini tengah memulihkan stamina, ingatan, serta suaranya kembali.


Melihat kasus ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mulai aktif menyelidiki efek kesehatan jangka pendek dan panjang akibat COVID-19. Termasuk hubungannya antara infeksi virus dengan kondisi jantung.


CDC mengatakan kondisi jantung yang terkait dengan COVID-19 ini termasuk kondisi peradangan dan kerusakan pada otot jantung itu sendiri, yang dikenal sebagai miokarditis atau peradangan selubung jantung (perikarditis).


"Kondisi ini bisa terjadi sendiri atau komplikasi. Kerusakan jantung mungkin menjadi bagian penting dari penyakit parah dan kematian akibat COVID-19, terutama pada orang tua dan orang dengan penyakit penyerta," kata CDC.


"Kerusakan jantung yang parah bisa terjadi juga pada orang yang muda dan sehat, meski jarang terjadi," lanjutnya.


Menurut CDC, mungkin di beberapa kasus COVID-19 hanya memberikan efek ringan pada jantung orang yang lebih muda. Tetapi, jangka panjang dari efek ringan pada jantung ini masih belum diketahui secara pasti.

https://kamumovie28.com/the-babysitter-2017/

Berapa Kali Frekuensi Berhubungan Intim yang Ideal? Ini Kata Pakar

 - Manfaat seks sangat beragam mulai dari meningkatkan kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah hingga menghilangkan stres. Banyak orang yang mempertanyakan, seberapa sering seharusnya seks dilakukan oleh pasangan?

Tapi pertanyaan yang kemudian muncul adalah, seberapa sering seharusnya hubungan seks dilakukan oleh pasangan? Untuk menjawab hal tersebut Dr Barbara Winter yang merupakan seorang psikolog dan seksolog klinis menyatakan bahwa kepuasan dalam perkawinan tidak hanya dihitung dari frekuensi seksual.


Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian yang menemukan bahwa pasangan yang sudah menikah justru sangat mempertimbangkan kualitas interaksi seksual, dan bukan hanya kuantitasnya saja. Biasanya penurunan frekuensi melakukan seks terjadi ketika pasangan telah lama bersama-sama.


Melansir dari Healthline, faktor lain yang menyebabkan menurunkan frekuensi melakukan hubungan seksual juga dapat dipengaruhi oleh faktor pekerjaan, pekerjaan rumah, anak-anak, faktor fisik atau fisiologis, dan masalah relasional lainnya.


Di sisi lain, penelitian yang diterbitkan pada tahun 2015 menganalisis 2.400 pasangan yang telah menikah. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa semakin banyak hubungan seks yang dilakukan pasangan, mereka akan semakin bahagia. Ketika ditanya mengenai berapa frekuensi melakukan seks yang mereka lakukan, rata-rata menjawab bahwa melakukan seks satu kali dalam seminggu.


Frekuensi melakukan seks satu kali dalam seminggu terbukti ideal karena seks sekali atau dua kali sebulan mungkin tidak cukup, namun lebih dari sekali seminggu tidak meningkatkan kebahagiaan lebih jauh. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa pasangan yang melipatgandakan frekuensi melakukan seks ternyata tidak lebih bahagia dari sebelumnya. Hal tersebut juga menyebabkan kenikmatan seks yang menurun.


Namun kembali lagi bahwa penelitian tersebut tidak dapat dijadikan patokan frekuensi seks yang ideal karena kebahagiaan dan kepuasan seks dipengaruhi berbagai faktor misalnya hormon. Hal tersebut juga cenderung berbeda antar masing-masing pasangan.


Alih-alih meningkatkan frekuensi melakukan seks, Anda dapat meningkatkan libido atau gairah seksual dengan menjadwalkan seks, mengubah tempat, melakukan perjalanan jauh dari ruang keluarga, membumbui atau bahkan menghidupkan kembali kencan romantis.

https://kamumovie28.com/the-last-scout-2017/


Sempat Diisukan Batal, Brasil Tegaskan Tetap Beli Vaksin COVID-19 China


Wakil Presiden Brasil Hamilton Mourão mengatakan pemerintah Brasil akan tetap membeli vaksin COVID-19 China yang saat ini sedang diuji di negara tersebut. Komentarnya ini datang setelah pekan lalu, Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan Brasil menolak membeli vaksin COVID-19 Sinovac.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah lokal Veja, Mourão dengan tegas mengatakan Brasil tetap membeli vaksin COVID-19 China dan menegaskan sikap Bolsonaro tidak memiliki substansi.


"Pemerintah akan membeli vaksin, tentu saja. Kami telah mengerahkan sumber daya di Butantan untuk memproduksi vaksin ini. Pemerintah tidak akan lari dari itu," kata Mourão dikutip dari Reuters.


Pusat penelitian biomedis negara bagian Sao Paulo, Butantan Institute, sedang menguji vaksin Sinovac. Gubernur Sao Paulo, Jao Doria, berharap mendapat persetujuan regulasi pada akhir tahun dan mulai memvaksinasi warganya pada Januari.


Sebelumnya Bolsonaro menolak rencana otoritas kesehatan Brasil untuk membeli 46 juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac. Bolsonaro juga berkata bahwa masyarakat Brasil bukanlah binatang percobaan untuk uji vaksin.


"Orang Brasil tidak akan menjadi kelinci percobaan siapapun ... Itulah mengapa saya memutuskan untuk tidak membeli vaksin ini," tulisnya di media sosialnya dikutip dari AFP.

https://kamumovie28.com/get-smart-2008/