Senin, 02 November 2020

Varian Baru Mutasi Corona Kembali Ditemukan, Apa Lebih Menular?

  Varian mutasi virus Corona kembali ditemukan dan sudah menyebar ke seluruh Eropa. Menurut studi yang dilakukan peneliti di Universitas Basel, Institut Biomedis Valensia, dan Universitas Valensia, varian mutasi yang diidentifikasi sebagai 20A.EU1.

"Sejak Juli, varian ini telah terekam di Spanyol dengan frekuensi di atas 40 persen," tulis peneliti yang dikutip dari CNBC International, Sabtu (31/10/2020).


Sementara di Irlandia, Swiss, dan Inggris frekuensinya mencapai 70 persen. Selain di Spanyol, varian mutasi Corona 20A.EU1 ini juga ditemukan ditemukan di Norwegia, Latvia, Belanda, dan Prancis.


Mengapa mutasi ini disebut lebih cepat menular?

Sebuah temuan menunjukkan bahwa orang yang baru kembali dari liburan di Spanyol mungkin berperan dalam menyebarkan varian baru mutasi virus tersebut.


Hal ini juga menimbulkan pertanyaan, terkait apakah peningkatan kasus baru-baru ini di seluruh wilayah ini dipengaruhi mutasi virus ini.


Namun, sampai kini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa varian mutasi COVID-19 20A.EU1 ini lebih cepat menyebar. Belum juga ditemukan bukti yang detail terkait tingkat keparahan virus.


"Saat ini tidak jelas apakah peningkatan kasus saat ini diakibatkan mutasi ini atau apakah insiden yang tinggi di Spanyol diikuti oleh penyebaran melalui wisatawan cukup menjelaskan peningkatan pesat di banyak negara,"


Sampai saat ini, kasus virus Corona di Eropa menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah hampir mencapai 10 juta kasus. Sementara kasus kematian terkait COVID-19 sudah mencapai 273.678 kasus.

https://kamumovie28.com/judge-dredd-1995/


Sebaran Virus Corona Indonesia 31 Oktober: 3.143 Kasus Baru, 750 dari DKI


 Pemerintah melaporkan 3.143 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Sabtu (31/10/2020). Total kasus terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 410.088 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 750 kasus, disusul Jawa Tengah sebanyak 617 kasus baru per 31 Oktober.


Dikutip dari laman covid19.go.id, pada hari ini ada sebanyak 3.506 kasus sembuh, sementara kasus kematian Corona sebanyak 87 orang.


Berikut detail sebaran 3.143 kasus baru Corona di Indonesia pada Sabtu (31/10/2020):


DKI Jakarta: 750 kasus

Jawa Tengah: 617 kasus

Jawa Barat: 411 kasus

Sumatera Barat: 252 kasus

Jawa Timur: 223 kasus

Riau: 127 kasus

Kalimantan Timur: 116 kasus

Sumatera Utara: 93 kasus

Banten: 84 kasus

Sumatera Selatan: 62 kasus

Maluku: 62 kasus

Bali: 52 kasus

Kalimantan Selatan: 48 kasus

Papua: 45 kasus

Kepulauan Riau: 40 kasus

DI Yogyakarta: 32 kasus

Lampung: 31 kasus

Sulawesi Tenggara: 24 kasus

Sulawesi Utara: 19 kasus

Papua Barat: 13 kasus

Aceh: 11 kasus

NTB: 6 kasus

Sulawesi Selatan: 6 kasus

Kalimantan Barat: 5 kasus

Kalimantan Tengah: 5 kasus

Bangka Belitung: 2 kasus

Sulawesi Tengah: 2 kasus

Sulawesi Barat: 2 kasus

NTT: 2 kasus

Kalimantan Utara: 1 kasus


Update Corona Indonesia 31 Oktober: 3.143 Kasus Baru. Tembus 410.088


Kasus positif virus Corona di Indonesia bertambah 3.143 kasus. Total kasus positif tercatat 410.088, sembuh 337.801, meninggal 13.869.

Sementara itu jumlah pemeriksaan dalam sehari tercatat sebanyak 29.001 spesimen. Jumlah suspek mencapai 67.900.


Detail perkembangan virus Corona di Indonesia pada Sabtu (31/10/2020), adalah sebagai berikut:


1. Kasus positif bertambah 3.143 menjadi 410.088


2. Pasien sembuh bertambah 3.506 menjadi 337.801


3. Pasien meninggal bertambah 87 menjadi 13.869


Sebelumnya pada Jumat (30/10/2020), jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 tercatat 406.945 kasus, sembuh 334.295, dan meninggal 13.782 kasus.

https://kamumovie28.com/red-flag-2012/

Kisah Pasien COVID-19 yang Berhasil Sembuh Meski Peluang Hidup Hanya 1 Persen

  Seorang remaja asal Arkansas, Inggris, yang berusia 16 tahun terinfeksi virus Corona dan miokarditis. Parahnya, ia peluang dirinya untuk tetap hidup hanya 1 persen.

Miokarditis adalah kondisi di mana terjadinya peradangan atau inflamasi pada otot jantung atau mikrokardium. Tetapi, remaja bernama Camden Tucker ini akhirnya bisa pulih dari infeksi virus Corona setelah dirawat di ICU selama dua minggu.


"Ada kemungkinan 99 persen dia tidak akan bisa bertahan hidup. Sebagai orang tua, saya sangat sedih mendengarnya," kata Donald Tucker, ayah Camden yang dikutip dari Fox News, Kamis (29/10/2020).


Kejadian ini dimulai pada 19 September 2020, Camden mengalami kejang-kejang dan serangan jantung di perjalanan saat ingin memancing bersama keluarganya. Ia langsung dibawa ke rumah sakit dan didiagnosis terinfeksi Corona, dan dipindahkan ke Rumah Sakit Anak Arkansas.


"Setelah di ACH, kami mengetahui bahwa COVID-19 inilah yang menyebabkan miokarditis atau peradangan pada jantungnya," ujar Donald.


Donald mengatakan putrinya bisa pulih kembali adalah suatu keajaiban. Camden saat ini tengah memulihkan stamina, ingatan, serta suaranya kembali.


Melihat kasus ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mulai aktif menyelidiki efek kesehatan jangka pendek dan panjang akibat COVID-19. Termasuk hubungannya antara infeksi virus dengan kondisi jantung.


CDC mengatakan kondisi jantung yang terkait dengan COVID-19 ini termasuk kondisi peradangan dan kerusakan pada otot jantung itu sendiri, yang dikenal sebagai miokarditis atau peradangan selubung jantung (perikarditis).


"Kondisi ini bisa terjadi sendiri atau komplikasi. Kerusakan jantung mungkin menjadi bagian penting dari penyakit parah dan kematian akibat COVID-19, terutama pada orang tua dan orang dengan penyakit penyerta," kata CDC.


"Kerusakan jantung yang parah bisa terjadi juga pada orang yang muda dan sehat, meski jarang terjadi," lanjutnya.


Menurut CDC, mungkin di beberapa kasus COVID-19 hanya memberikan efek ringan pada jantung orang yang lebih muda. Tetapi, jangka panjang dari efek ringan pada jantung ini masih belum diketahui secara pasti.

https://kamumovie28.com/open-water-2-adrift-2006/


Varian Baru Mutasi Corona Kembali Ditemukan, Apa Lebih Menular?


 Varian mutasi virus Corona kembali ditemukan dan sudah menyebar ke seluruh Eropa. Menurut studi yang dilakukan peneliti di Universitas Basel, Institut Biomedis Valensia, dan Universitas Valensia, varian mutasi yang diidentifikasi sebagai 20A.EU1.

"Sejak Juli, varian ini telah terekam di Spanyol dengan frekuensi di atas 40 persen," tulis peneliti yang dikutip dari CNBC International, Sabtu (31/10/2020).


Sementara di Irlandia, Swiss, dan Inggris frekuensinya mencapai 70 persen. Selain di Spanyol, varian mutasi Corona 20A.EU1 ini juga ditemukan ditemukan di Norwegia, Latvia, Belanda, dan Prancis.


Mengapa mutasi ini disebut lebih cepat menular?

Sebuah temuan menunjukkan bahwa orang yang baru kembali dari liburan di Spanyol mungkin berperan dalam menyebarkan varian baru mutasi virus tersebut.


Hal ini juga menimbulkan pertanyaan, terkait apakah peningkatan kasus baru-baru ini di seluruh wilayah ini dipengaruhi mutasi virus ini.


Namun, sampai kini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa varian mutasi COVID-19 20A.EU1 ini lebih cepat menyebar. Belum juga ditemukan bukti yang detail terkait tingkat keparahan virus.


"Saat ini tidak jelas apakah peningkatan kasus saat ini diakibatkan mutasi ini atau apakah insiden yang tinggi di Spanyol diikuti oleh penyebaran melalui wisatawan cukup menjelaskan peningkatan pesat di banyak negara,"


Sampai saat ini, kasus virus Corona di Eropa menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah hampir mencapai 10 juta kasus. Sementara kasus kematian terkait COVID-19 sudah mencapai 273.678 kasus.

https://kamumovie28.com/coriolanus-2011/