Jumat, 28 Mei 2021

Kudus Zona Merah Corona, Rekor 17 Kematian dalam Sehari

  Kabupaten Kudus, Jawa Tengah masuk dalam zona merah penyebaran virus Corona atau COVID-19. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) menyebutkan angka kematian akibat Corona pun mengalami lonjakan.

"Kita sendiri yang ter-backup 11 orang meninggal hari kemarin kita makamkan, dan 6-nya hari ini. Itu 17 (orang meninggal dunia terkonfirmasi positif Corona) angka tertinggi saat ini," kata Kepala BPBD Kudus, Budi Waluyo kepada wartawan ditemui di sela-sela kegiatan di Mapolres Kudus, Kamis (27/5/2021).


Menurutnya lonjakan kasus kematian COVID-19 mengalami peningkatan sejak tanggal 18 Mei 2021 lalu. Saat itu menurutnya ada empat kasus kematian terkonfirmasi positif COVID-19.


"Lonjakan angka kematian sejak tanggal 18 Mei 2021 sudah ada kenaikan, biasanya satu, dua lalu sampai empat. Kemarin itu meninggal tertinggi saat ini, kemarin Rabu (26/5) ada 17 kematian sehari," ungkapnya.


Padahal sebelumnya sehari angka kematian akibat Corona hanya satu atau dua. Bahkan tahun 2020 angka kematian karena terpapar Corona dalam sehari paling banyak 12 kasus.


"Pertengahan 2020 itu 12 perhari. 12 itu pemakaman. Semoga saja tidak ada lonjakan lagi," ungkapnya.


Menurutnya saat ini ada sebanyak 20 personel petugas pemakaman COVID-19 dari BPBD Kudus. Rencananya akan dibentuk dua tim guna mengantisipasi lonjakan kasus kematian akibat Corona.


"Saat ini tim Cekhatil ada 20 personel, menjaga kalau ada lonjakan. Kita kemarin membuat maksimal pemakaman 10 hari perorang. Ya kalau dibuat dua tim, lima pemakaman mampu," tambah Budi.


Sementara itu dari data corona di Kabupaten Kudus hingga Kamis (27/5) siang ada sebanyak 783 kasus terkonfirmasi positif COVID-19. Terdiri dari 261 orang dirawat di rumah sakit dan 522 menjalani isolasi mandiri.


Lalu untuk angka kematian akibat Corona selama ini ada sebanyak 586 kasus, lalu angka kesembuhan mencapai 5.524 kasus. Jika secara keseluruhan kasus Corona di Kudus mencapai 6.893 kasus.

https://kamumovie28.com/movies/erotic-confessions-of-a-bed/


RI Sudah Punya 54 Kasus Varian 'Ganas' Corona, 19 Kasus Penularan Lokal


Saat ini, telah terdeteksi 54 kasus varian baru Corona atau Variant of Concern (VoC) di Indonesia. Varian yang tergolong VoC yaitu varian Corona Inggris B117, varian Afrika Selatan B1351, dan varian Corona India B1617.

"Ternyata dari evaluasi yang kami lakukan ada beberapa mutasi yang sudah terjadi. Ada 54 kasus mutasi yang terjadi. Kasus mutasi yang terjadi tersebut kemudian dibedakan antara kasus mutasi yang sumbernya berasal dari luar dan tidak ada kontak dari sumber luar," jelas Wakil Menteri Kesehatan RI dr Dante Saksono Harbuwono dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Kamis (27/5/2021).


"Artinya, ada 54 kasus variant of concern, yaitu kasus mutasi yang ada di Indonesia, 35 di antaranya itu adalah variant of concern yang berasal dari migrasi dari luar Indonesia. Sedangkan 19 di antaranya tidak ada kontak dengan Indonesia," lanjutnya.


Dalam pemaparannya, Wamenkes juga mengatakan transmisi lokal variant of concern ini sudah terjadi di Indonesia. Kasus tersebut diketahui tanpa riwayat perjalanan ke luar negeri.


"Artinya sudah ada penyebaran kontaminasi lokal di Indonesia untuk variant of concern tanpa riwayat perjalanan ke luar negeri," ujarnya.


Pasca Lebaran ini, Wamenkes menegaskan Indonesia tengah berjuang melawan dua hal. Pertama adalah faktor mobilitas warga, dan kedua adalah karakteristik virus yang disebut lebih mudah menyebar dibandingkan mutasi lokal yang ada di Indonesia.

https://kamumovie28.com/movies/true-grit-2/

Miss V Terasa 'Longgar'? Ini 3 Tips 'Merapatkannya' Kembali

 Bagi wanita, vagina yang rapat merupakan salah satu faktor yang penting, terutama terkait urusan seks. Namun, sejumlah faktor tertentu, seperti persalinan, bisa membuat vagina menjadi longgar.

Dikutip dari Healthline, selama vagina mampu melakukan apapun yang seharusnya dilakukan, tanpa menyebabkan rasa tidak nyaman, maka tidak menjadi masalah. Selain itu, sebenarnya tidak ada istilah medis terkait vagina yang 'longgar'.


Perlu diketahui, vagina yang longgar bukan berarti ukuran vagina berubah, lho. Pasalnya, vagina yang longgar lebih mengarah pada masalah persepsi serta bisa terjadi karena beberapa alasan.


Lalu, bagaimana cara mengetahui bahwa Miss V 'longgar'? Terdapat sejumlah faktor yang bisa menjadi penanda bahwa Miss V mengalami perubahan, yakni:


1. Sulit menahan buang air kecil

Kebocoran urine yang bisa menyebabkan wanita menjadi sulit menahan air kecil disebabkan oleh otot vagina yang meregang. Peristiwa ini biasanya umum terjadi saat wanita sedang tertawa, batuk, atau bersin. Umumnya, kondisi ini kerap kali dialami usai melahirkan.


2. Lebih sulit mencapai orgasme

Perubahan pada Miss V juga dipercaya bisa menyebabkan kesulitan mencapai orgasme. Hal ini bisa dirasakan oleh wanita dengan membandingkan dengan pengalaman orgasme sebelum vagina mengalami perubahan.


3. Terjadi lebih banyak 'kentut' dari Miss V

Saat bercinta, wanita mungkin beberapa kali mengalami 'kentut' dari vagina. Ternyata, kondisi ini dikenal dengan sebutan vaginal gas atau queefing. Biasanya, bunyi ini muncul saat udara yang terjebak di dalam vagina keluar.


Ketika udara terperangkap dan dilepaskan dari vagina, maka akan menimbulkan suara yang mirip dengan kentut. Hal ini merupakan kejadian normal dan bukan merupakan tanda adanya masalah kesehatan yang serius.


Kerap kali, queefing dipercaya terjadi karena vagina yang longgar, sehingga lebih banyak udara yang masuk dan terperangkap dalam Miss V.


4. Suami sulit mencapai klimaks

Vagina yang 'longgar' ternyata juga mempengaruhi tingkat kepuasan seks pada suami, lho. Vagina yang mengalami perubahan tersebut akan menyebabkan suami atau pasangan mengalami kesulitan untuk mencapai klimaks atau mempertahankan ereksi.


Namun, terdapat banyak cara yang bisa dilakukan agar vagina terasa kembali 'rapat'. Bagaimana caranya?


KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA

https://kamumovie28.com/movies/true-grit/


Kudus Zona Merah Corona, Rekor 17 Kematian dalam Sehari


 Kabupaten Kudus, Jawa Tengah masuk dalam zona merah penyebaran virus Corona atau COVID-19. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) menyebutkan angka kematian akibat Corona pun mengalami lonjakan.

"Kita sendiri yang ter-backup 11 orang meninggal hari kemarin kita makamkan, dan 6-nya hari ini. Itu 17 (orang meninggal dunia terkonfirmasi positif Corona) angka tertinggi saat ini," kata Kepala BPBD Kudus, Budi Waluyo kepada wartawan ditemui di sela-sela kegiatan di Mapolres Kudus, Kamis (27/5/2021).


Menurutnya lonjakan kasus kematian COVID-19 mengalami peningkatan sejak tanggal 18 Mei 2021 lalu. Saat itu menurutnya ada empat kasus kematian terkonfirmasi positif COVID-19.


"Lonjakan angka kematian sejak tanggal 18 Mei 2021 sudah ada kenaikan, biasanya satu, dua lalu sampai empat. Kemarin itu meninggal tertinggi saat ini, kemarin Rabu (26/5) ada 17 kematian sehari," ungkapnya.


Padahal sebelumnya sehari angka kematian akibat Corona hanya satu atau dua. Bahkan tahun 2020 angka kematian karena terpapar Corona dalam sehari paling banyak 12 kasus.


"Pertengahan 2020 itu 12 perhari. 12 itu pemakaman. Semoga saja tidak ada lonjakan lagi," ungkapnya.

https://kamumovie28.com/movies/twinkle-twinkle-lucky-star/