Bintang film 'Dua Garis Biru' Zara Adhisty tengah jadi perbincangan terkait videonya bersama Zaki Pohan. Kasus ini bisa jadi pelajaran bagi siapapun untuk tidak sembarangan posting yang tidak-tidak.
Nuzulia Rahma Tristinarum, seorang konselor dan psikolog Pro Help Center (Layanan Konsultasi Pendidikan dan Psikologi) menjelaskan ada banyak sekali dampak kejiwaan yang timbul dari unggahan video seperti ini. Bukan hanya bagi pelaku, melainkan juga anak dan remaja yang terpapar video tersebut.
"Jika video tersebut terus disebar dan mendapat respon negatif, apalagi sampai dibully, maka dampaknya bagi Zara tentu kurang baik," jelas Rahma saat dihubungi detikcom, Jumat (21/8/2020).
"Kehidupan sehari harinya bisa terganggu, mentalnya bisa terganggu karena adanya stres dan kecemasan yang tinggi dalam menghadapi respons negatif yang berlangsung terus menerus," lanjutnya.
Jika merasa sangat stres dan cemas yang tidak tertangani, carilah bantuan ahli seperti konselor atau psikolog
Nuzulia Rahma Tristinarum - Psikolog
Di sisi lain, karena video tersebut viral di media sosial, ada kemungkinan banyak anak dan remaja yang ikut terpapar. Menurut Rahma, hal ini juga bakal memberikan dampak negatif. Selain memancing keinginan untuk coba-coba dan meniru, juga ada hal lain yang tidak kalah mengkhawatirkan.
"Merasa bahwa hal yang terjadi dalam video adalah hal yang wajar dilakukan," sebut Rahma.
Rahma berpesan kasus ini sebaiknya dijadikan 'alarm' bahwa anak dan remaja butuh bimbingan lebih dalam. Butuh kerja sama antara dunia pendidikan, orang tua, dan juga masyarakat umum dalam mendampingi mereka tumbuh dan berkembang.
Sedangkan bagi remaja yang terjerumus dalam perilaku seperti dipertontonkan di video tersebut, Rahma menyarankan untuk menenangkan diri dan merenung. Introspeksi diri dan menjadikannya pelajaran hidup.
"Jika merasa sangat stres dan cemas yang tidak tertangani, carilah bantuan ahli seperti konselor atau psikolog," saran Rahma.
Sepeda Motor Kena Ganjil-Genap, Risiko COVID-19 Dikhawatirkan Meningkat
Aturan ganjil-genap untuk sepeda motor sempat memicu pro dan kontra. Namun ditegaskan oleh Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, kebijakan tersebut belum akan diberlakukan.
Terkait rencana tersebut, pakar epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko menilai aturan ganjil genap bagi kendaraan bermotor memang cukup berpengaruh untuk mengurangi jumlah motor di jalan raya. Akan tetapi, tetap saja tidak efektif dalam mencegah paparan virus Corona.
"Takutnya, mereka semua (pengendara bermotor) beralih dengan menggunakan kendaraan umum. Kalau gitu kan, efek negatifnya ada, yaitu penularan virus Corona jadi tinggi. Itu yang harus dipikirkan," ujar dr Miko saat dihubungi detikcom, Jumat (21/8/2020).
Takutnya, mereka semua (pengendara bermotor) beralih dengan menggunakan kendaraan umum. Kalau gitu kan, efek negatifnya ada, yaitu penularan virus Corona jadi tinggi
Tri Yunis Miko - Ahli Epidemiologi
dr Miko juga menyampaikan, kendaraan umum juga termasuk kerumunan, sehingga rentan membuat kontak fisik dengan orang lain. Akibatnya, seorang pengendara motor yang biasanya berkendara sendiri, terpaksa harus pindah ke kerumunan.
Aturan tentang ganjil genap untuk sepeda motor termuat dalam Pergub Nomor 80 tahun 2020. Namun Syafrin menjelaskan, akan ada evaluasi terlebih dahulu sebelum aturan ganjil-genap untuk motor diterapkan.
"Motor belum," tegas Syafrin saat dihubungi, Jumat (21/8/2020).
https://kamumovie28.com/aunts-temptation-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar