Sabtu, 01 Agustus 2020

Netizen Sebut Health Alert Card Ribet dan Tak Efektif, Ini Kata Kemenkes

Di lini masa media sosial, banyak netizen mengeluhkan soal pengisian Health Alert Card atau kartu kewaspadaan kesehatan yang dianggap ribet dan tidak efektif dalam mengontrol dan mengawasi persebaran virus corona COVID-19 di Indonesia. Tidak sedikit juga penumpang yang mengeluh pengisian HAC terkesan sia-sia karena setelah pengisian mereka tidak dicek kesehatannya.
"Hal yang perlu dipahami adalah Health Alert Card itu early warning system. Terus kemudian mereka tidak diperiksa itu bukan berati pas mereka datang kita ukur tensinya, tekanan darahnya, nggak," kata Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr Achmad Yurianto, saat temu media di Kantor Kemenkes RI, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2020).

Perihal tidak dilakukannya pengecekan kesehatan, dr Yuri menyebut setiap yang datang dicek suhunya dengan alat thermal scanner dan thermal gun yang sudah tersedia di seluruh pintu masuk negara. Ketika ada satu orang, misalnya, yang menunjukkan gejala demam atau terlihat batuk, maka ia akan diarahkan ke pos kesehatan yang ada di bandara. Jika tidak ada gejala, pendatang melakukan pengisian HAC sebelum ke pos imigrasi.

"Ini yang seringkali mereka menerima kartu tidak dibaca atau saat dijelaskan, mereka tidak memperhatikan. HAC ini adalah early warning system terkait kemungkinan munculnya gejala keluhan yang mengarah ke COVID-19 sejak 14 hari selama kedatangannya di Indonesia," jelasnya.

Kartu kewaspadaan kesehatan diberikan kepada semua yang masuk ke Indonesia dengan harapan jika dalam 14 hari menunjukkan gejala COVID-19 seperti demam, sesak napas atau batuk untuk segera mengunjungi fasilitas kesehatan. Tujuan lain dari HAC adalah begitu fasilitas kesehatan menerima keluhan dari pemegang kartu, mereka akan menghubungi sistem peringatan dini melalui dinas kesehatan untuk mengaktifkan 100 rumah sakit rujukan.

"Kalau nggak ke faskes selama 14 hari sakit berarti tidak mematuhi apa yang kita sampaikan. HAC sekali lagi, membutuhkan kerjasama. Saya yakin kalau mereka sakit berat nggak ke faskes, berarti cari masalah," pungkas dr Yuri.

Apa yang Bikin Seks Terasa Menyenangkan? Riset Ini Mengungkap Jawabannya

 Kebanyakan orang biasanya akan merasa senang dan bahagia setelah bercinta. Apalagi jika melakukannya bersama orang atau pasangan yang sangat Anda cintai.

Tapi, apa Anda tahu apa sih yang bikin bahagia setelah berhubungan seks?

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Personality and Social Psychology, perasaan senang, bahagia, bahkan hangat setelah berhubungan seks bukan hanya karena kegiatan itu sendiri. Tapi, itu juga disebabkan karena adanya rasa dekat secara emosional dengan pasangan Anda.

Rasa senang dan bahagia itu bisa muncul karena pelukan romantis saat tidur pasca-seks. Hal ini juga telah diteliti dengan melibatkan 335 orang secara acak.

Dikutip dari Maxim, mereka disurvei berdasarkan frekuensi seks, kepuasaan, dan banyaknya sentuhan kasih sayang yang diberikan. Sentuhan itu termasuk juga berciuman hingga berpelukan setelah seks.

Hasilnya, pasangan yang banyak melakukan sentuhan kasih sayang saat berhubungan seks memiliki rasa senang dan bahagia yang lebih tinggi daripada yang hanya sering berhubungan seks.

"Seks tidak hanya menguntungkan secara fisiologis atau hedonisnya. Tapi, karena adanya hubungan kasih sayang yang kuat dan berpikir lebih positif terhadap pasangannya lah yang membuat seks itu menyenangkan," kata peneliti seks, Anik Debrot.
https://kamumovie28.com/sinbad-the-fifth-voyage-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar