Desainer Tory Burch merilis masker yang langsung laris manis bak kacang goreng. Ditawarkan pertama kali secara online pada 8 Juli 2020, masker seharga USD 35 atau sekitar Rp 516 ribu itu (dijual satu set berisi lima buah), habis terjual hanya dalam waktu satu jam.
Kini masker Tory Burch kembali tersedia dan dapat dibeli pre-order lewat situs resminya. Masker fashionable favorit para selebriti tersebut tetap dijual seharga Rp 516 ribuan per set dan akan tersedia akhir Agustus 2020.
Kenapa masker Tory Burch banyak jadi buruan?
Produk-produk Tory Burch memang memiliki pangsa pasar tersendiri. Brand yang berbasis di New York, Amerika Serikat, ini dikenal dengan rancangan yang elegan, berkelas sekaligus chic. Maka tak heran ketika ia merilis masker di tengah pandemi, banyak fashionista yang juga ingin tampil fashionable meskipun wajahnya tertutup.
Masker Tory Burch sendiri tetap mengutamakan DNA rancangan yang elegan dan terkesan mewah. Tidak hanya mengutamakan desain tapi juga fungsional.
Masker ini terbuat dari bahan yang dapat menyerap kelembapan dan terasa ringan ketika dipakai. Terdiri dari dua lapisan kain, masker Tory Burch juga dilengkapi kawat yang bisa ditekuk di bagian tulang hidung. Selain itu tali telinga bisa disesuaikan menurut ukuran wajah.
Fitur lainnya, pada lapisan tengah terdapat kantong yang bisa disisipkan kain filter. Namun filter tidak termasuk dan dijual secara terpisah.
Koleksi masker datang dengan motif-motif atraktif a la Tory Burch. Untuk musim panas kali ini, rancangan masker didominasi motif playful nan girlie mulai dari motif floral, abstrak, geometris hingga paisley.
Efek Corona, Pilot dan Insinyur Ini Kini Jualan Sate di Malaysia
Pandemi Corona membuat berbagai sektor ekonomi mulai lumpuh. Ada juga perusahaan mengurangi karyawan, memotong gaji atau bahkan gulung tikar. Efeknya sebagian orang pun kehilangan pekerjaannya.
Seperti kisah dua orang pria asal Malaysia bernama Shazaly dan Adam ini yang sudah 10 tahun mengabdi di perusahaan penerbangan di Dhaka, Bangladesh sebagai pilot dan insinyur. Akibat pandemi COVID-19, keduanya terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Mereka pun langsung memutar otak untuk tetap bertahan hidup dengan menjadi penjual sate.
Kapten Muhammad Shazaly Ahmad Zayadi yang berusia 32 tahun itu mengatakan kepada Mstar, jika ia terkena PHK sejak Juni 2020 dan membuatnya stres. Dia bingung bagaimana memberikan makan keluarganya dengan statusnya sebagai pengangguran.
"Beberapa hari setelah berhenti kerja memang membuat saya down. Dari yang semula ada pendapatan tetap, menjadi penganngguran. Sedangkan saya sebagai kepala keluarga yang memberikan makan keluarga. Tapi saya merasa bersyukur karena keluarga saya, terutama istri yang banyak memberikan dukungan kepada saya untuk bangkit," kata Muhammad Shazaly.
Ia pun berpikir keras untuk melakukan sesuatu untuk mendapatkan penghasilan. Dia kemudian berpikir untuk memulai bisnis sate ayam. Dan kini pilot tersebut membuka warung tenda untuk berjualan sate bersama di Putra Heights, Subang Jaya, Selangor, Malaysia, bersama adik iparnya Adam Zafran George Abdulah yang juga terkena PHK karena Corona.
"Kenapa sate? Karena sate adalah bisnis makanan yang disukai semua orang. Dan sate dimakan oleh seluruh lapisan masyarakat," ucap pria asal Subang, Selangor, Malaysia itu.
https://indomovie28.net/the-vampire/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar