Total hingga hari ini angka kasus Corona di seluruh dunia telah melampaui 20 juta kasus dengan kematian lebih dari 700 ribu. Beberapa negara Asia termasuk yang paling terdampak pandemi Corona. Beberapa di antaranya bahkan melaporkan ribuan kasus per harinya, termasuk Indonesia.
Indonesia sendiri masuk dalam daftar 10 negara Asia dengan kasus Corona tertinggi per Selasa (18/8/2020). Berikut daftar 10 negara Asia dengan kasus Corona tertinggi, dikutip dari Worldometers Selasa (18//8/2020).
1. India
- Positif: 2.701.604
- Meninggal: 51.925
- Sembuh: 1.976.248
2. Iran
- Positif: 345.450
- Meninggal: 19.804
- Sembuh: 299.157
3. Arab Saudi
- Positif: 299.914
- Meninggal: 3.436
- Sembuh: 268.385
4. Pakistan
- Positif: 289.215
- Meninggal: 6.175
- Sembuh: 269.087
5. Bangladesh
- Positif: 279.144
- Meninggal: 3.694
- Sembuh: 160.591
6. Turki
- Positif: 250.542
- Meninggal: 5.996
- Sembuh: 231.971
7. Irak
- Positif: 180.133
- Meninggal: 5.954
- Sembuh: 128.945
8. Filipina
- Positif: 164.474
- Meninggal: 2.681
- Sembuh: 112.759
9. Indonesia
- Positif: 141.370
- Meninggal: 6.207
- Sembuh: 94.458
10. Qatar
- Positif: 115.368
- Meninggal: 193
- Sembuh: 112.088
Dua Ilmuwan Sebut COVID-19 Muncul Pertama Kali pada 2012
Virus Corona COVID-19 diketahui pertama muncul di Wuhan, China, pada Desember 2019 lalu. Tetapi, ahli virolog Jonathan Lathan dan ahli biologis molekuler Allison Wilson dari proyek Bioscience Resource Project menemukan hal yang berbeda.
Keduanya mengatakan bahwa berdasarkan penemuan mereka, pandemi COVID-19 ini pertama kali berasal dari sekelompok penambang di China pada tahun 2012 lalu. Hal itu diungkapkan Lathan dan Wilson setelah menerjemahkan tesis sebanyak 66 halaman dari doktor medis China, Li Xu, yang merawat pada penambang dan mengirim sampel jaringan tubuh mereka ke Institut Virologi Wuhan untuk diteliti.
"Bukti-bukti yang ada di dalam tesis membuat kami mempertimbangkan ulang seluruh hal yang kami pikir sudah diketahui, tentang asal usul pandemi COVID-19 ini," kata Latham dan Wilson melalui situs Independent Science News, yang dikutip dari New York Post, Senin (17/8/2020).
Bahkan, Latham yakin bahwa virus Corona yang menjadi pandemi saat ini 'hampir pasti lolos' dari laboratorium Wuhan.
Ini berawal pada April 2012 lalu, enam orang penambang di Tambang Mojiang, Barat Daya Tiongkok, di Provinsi Yunan sakit setelah lebih dari 14 hari membersihkan kotoran kelelawar. Tiga di antaranya meninggal dunia.
Dalam tesisnya, Li Xu yaitu dokter yang merawat para penambang itu menjelaskan bahwa para pasiennya mengalami demam tinggi, batuk kering, badan nyeri, serta beberapa di antaranya sakit kepala. Latham dan Wilson mengungkapkan bahwa hal-hal tersebut adalah gejala COVID-19 yang selama ini disosialisasikan di seluruh dunia.
Selama dirawat, para penambang menggunakan ventilator dan berbagai macam obat, seperti steroids, blood thinners, dan antibiotik. Obat-obat ini juga kini digunakan pada pasien COVID-19 yang ada saat ini.
Setelah para pasiennya itu dites dengan beberapa tes penyakit, seperti hepatitis, demam berdarah, hingga HIV, Li Xu akhirnya berkonsultasi ke berbagai dokter di Tiongkok. Termasuk virolog Zhong Nanshan yang menangani wabah SARS pada 2003 lalu.
https://indomovie28.net/sundome-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar