Jumat, 21 Agustus 2020

Doggy hingga 69, Deretan Posisi Bercinta Ini Makin Dicari Selama Pandemi

Kontak dekat yang terjadi ketika pasangan berhubungan seks berisiko menularkan virus Corona COVID-19. Salah satu upaya untuk meminimalkan risiko adalah menghindari posisi saling berhadapan.
Sebuah data yang dikompilasi oleh End of Tenancy London mengungkap adanya peningkatan volume pencarian terkait posisi bercinta yang tidak saling berhadapan. Diyakini berhubungan dengan risiko penularan virus Corona.

Kata kunci 'sex position' sendiri mengalami dicari sebanyak 2,7 juta kali dalam sepekan terakhir. Temuan ini diungkap tak lama setelah sebuah badan amal Terrence Higgins Trust menyarankan untuk tidak saling berciuman dan tidak saling berhadapan saat bercinta.

Beberapa posisi bercinta yang mengalami peningkatan volume pencarian berdasarkan data tersebut adalah sebagai berikut, dikutip dari gbafrica.net.

Reverse Cow Girl
Naik dari 49.500 kali di bulan Januari, menjadi 60.500 kali dalam sebulan terakhir.

Doggy
Naik dari 14.800 kali di bulan Januari menjadi 18.100 kali sebulan terakhir.

Spooning
Seperti doggy, naik dari 14.800 di bulan Januari menjadi 18.100 kali sebulan terakhir.

69
Naik dari 8.100 kali di bulan Januari, menjadi 12.100 kali sebulan terakhir.

Wheelbarrow
Naik dari 590 kali selama Januari menjadi 880 kali sebulan terakhir.

Flatiron
Naik dari 110 kali di bulan Januari menjadi 320 kali sebulan terakhir.

Leapfrog
Naik dari 110 kali di bulan Januari menjadi 210 kali sebulan terakhir.

China Anggap Pesta Kontroversial di Wuhan Bukti Sukses Lawan Corona

Pesta pora di sebuah kolam renang di Wuhan menuai kontroversi di seluruh dunia. Dianggap berisiko menularakan virus Corona COVID-19 meski wilayah ini mengklaim sudah bebas Corona.
Terlebih, Wuhan diyakini merupakan tempat awal mula pandemi virus Corona. Kasus pertama dilaporkan di kota ini akhir 2019, lalu dalam waktu singkat menyebar ke seluruh dunia.

Pejabat China merespons kontroversi tersebut. Juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian mengaku telah melihat berbagai pemberitaan tentang pesta tersebut.

"Ini menunjukkan bahwa Wuhan telah mendapatkan kemenangan strategis dalam pertarungan melawan epidemi," katanya dikutip dari CTVnews, Jumat (21/8/2020).

China jadi sorotan dunia sejak pandemi virus Corona meluas hingga kini telah menginfeksi lebih dari 22 juta orang dan menewaskan hampir 800 ribu orang di berbagai negara. Beberapa pihak menyebut China menutupi kasus awal sehingga akhirnya meluas.

Namun dalam 3 bulan terakhir, dilaporkan sudah tidak kasus baru di Wuhan. Lockdown dan pembatasan ketat di awal tahun diyakini sebagai kunci keberhasilannya menangani wabah.

Swedia Catatkan Rekor Kematian Tertinggi dalam 150 Tahun

 Swedia mencatatkan rekor tertinggi angka kematian dalam paruh pertama 2020. Disebut paling tinggi sejak bencana kelaparan parah melanda negara ini pada 1869.
Berdasarkan data kantor statistik Swedia, negara skandinavia ini mencatatkan 51.405 kematian antara bukan Januari-Juni. Sedangkan dalam 6 bulan pertama 1869, sebanyak 55.431 warga Swedia meninggal karena kelaparan.

Terkait pandemi virus Corona COVID-19 yang melanda dunia saat ini, Swedia termasuk salah satu negara yang tidak menerapkan lockdown. Tidak ada pembatasan wajib maupun patroli oleh pihak berwajib.

Untuk menangani wabah, negara ini menerapkan strategi yang berbeda. Demi menjaga ekonomi tetap berjalan, sekolah dan restoran tetap diizinkan buka namun warga dianjurkan untuk disiplin saling menjaga jarak.

Berdasarkan catatan worldometer.info, Swedia saat ini telah memiliki 85.810 kasus positif virus Corona COVID-19. Dari angka tersebut, sebanyak 5.805 meninggal dunia.
https://cinemamovie28.com/her-senior/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar