Pesta pora di sebuah kolam renang di Wuhan menuai kontroversi di seluruh dunia. Dianggap berisiko menularakan virus Corona COVID-19 meski wilayah ini mengklaim sudah bebas Corona.
Terlebih, Wuhan diyakini merupakan tempat awal mula pandemi virus Corona. Kasus pertama dilaporkan di kota ini akhir 2019, lalu dalam waktu singkat menyebar ke seluruh dunia.
Pejabat China merespons kontroversi tersebut. Juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian mengaku telah melihat berbagai pemberitaan tentang pesta tersebut.
"Ini menunjukkan bahwa Wuhan telah mendapatkan kemenangan strategis dalam pertarungan melawan epidemi," katanya dikutip dari CTVnews, Jumat (21/8/2020).
China jadi sorotan dunia sejak pandemi virus Corona meluas hingga kini telah menginfeksi lebih dari 22 juta orang dan menewaskan hampir 800 ribu orang di berbagai negara. Beberapa pihak menyebut China menutupi kasus awal sehingga akhirnya meluas.
Namun dalam 3 bulan terakhir, dilaporkan sudah tidak kasus baru di Wuhan. Lockdown dan pembatasan ketat di awal tahun diyakini sebagai kunci keberhasilannya menangani wabah.
Swedia Catatkan Rekor Kematian Tertinggi dalam 150 Tahun
 Swedia mencatatkan rekor tertinggi angka kematian dalam paruh pertama 2020. Disebut paling tinggi sejak bencana kelaparan parah melanda negara ini pada 1869.
Berdasarkan data kantor statistik Swedia, negara skandinavia ini mencatatkan 51.405 kematian antara bukan Januari-Juni. Sedangkan dalam 6 bulan pertama 1869, sebanyak 55.431 warga Swedia meninggal karena kelaparan.
Terkait pandemi virus Corona COVID-19 yang melanda dunia saat ini, Swedia termasuk salah satu negara yang tidak menerapkan lockdown. Tidak ada pembatasan wajib maupun patroli oleh pihak berwajib.
Untuk menangani wabah, negara ini menerapkan strategi yang berbeda. Demi menjaga ekonomi tetap berjalan, sekolah dan restoran tetap diizinkan buka namun warga dianjurkan untuk disiplin saling menjaga jarak.
Berdasarkan catatan worldometer.info, Swedia saat ini telah memiliki 85.810 kasus positif virus Corona COVID-19. Dari angka tersebut, sebanyak 5.805 meninggal dunia.
Radang Otak Langka Meningkat Selama Pandemi, Terkait Efek Corona?
 Infeksi virus Corona COVID-19 memberikan dampak yang sangat beragam, termasuk pada sistem saraf pusat. Sebuah kondisi radang otak langka dilaporkan mengalami peningkatan sejak pandemi menyebar ke seluruh dunia.
Tim peneliti dari University College London melaporkan peningkatan kasus acute disseminated encephalomyelitis (ADEM). Jika sebelumnya hanya ditemukan satu kasus perbulan pada orang dewasa, saat ini mereka menemukannya tiap pekan.
"Peningkatan yang mengkhawatirkan," sebut pada peneliti, dikutip dari Foxnews, Jumat (21/8/2020).
Peningkatan jumlah pasien dengan gangguan neurologis dikatakan tidak selalu berhubungan dengan keparahan gejala pada sistem pernapasan.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mnenentukan mekanisme patobiologis di balik temuan tersebut.
https://cinemamovie28.com/hirugao/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar