Senin, 22 Juni 2020

Bugar di Era New Normal, Perlukah Gym Diberi Sekat Penangkal Corona?

Di perkantoran, sekat pembatas menjadi bagian dari new normal. Fungsinya menghalangi penularan virus Corona melalui droplet ketika kondisinya sulit untuk menjaga jarak aman.
Protokol kesehatan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI menganjurkan agar sekat serupa juga dipasang di pusat kebugaran. Sekat dibutuhkan pada alat-alat khusus yang letaknya berdekatan.

"Memberikan sekat pembatas untuk alat-alat kardio (treadmill, bicycle, elliptical machine) yang letaknya berdempetan atau kurang dari 1,5 meter," demikian dikutip dari Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) RI Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020.

Dalam protokol tersebut, disebutkan juga bahwa penggunaan AC sedapat mungkin dihindari. Sirkulasi udara lewat pintu dan jendela terbuka lebih dianjurkan.

Jika tetap menggunakan AC, maka tingkat kelembapan udara dan sirkulasinya diatur agar tetap kering. Jika memungkinkan, bisa dilengkapi dengan alat pembersih udara atau air purifier.

Kelengkapan lain yang harus tersedia di pusat kebugaran menurut protokol tersebut antara lain:

Informasi tentang COVID-19 dan upaya pencegahan seperti cuci tangan, pakai masker, etika batuk, gizi seimbang, dan sebagainya.
Tempat cuci tangan atau hand sanitizer di pintu masuk, ruang administrasi, ruang latihan, dan ruang ganti.
Alur masuk dan keluar yang jelas, disertai penandaan jarak minimal 1 meter.
Masker dan face shield untuk petugas administrasi.

Anjuran lain yang diatur dalam protokol ini adalah bahwa lansia sebaiknya tidak berlatih di pusat kebugaran. Latihan untuk kelompok lansia disarankan memakai tempat privat tersendiri atau dalam bentuk kunjungan ke rumah.

Jangan Asal Pakai, Ini Risiko Memakai Kondom Kedaluwarsa

 Kondom merupakan alat kontrasepsi yang banyak memiliki manfaat bagi pasangan dalam melakukan hubungan seks. Selain dapat menunda kehamilan, manfaat lain kondom adalah mencegah risiko infeksi menular seksual (IMS).
Pada umumnya kondom terbuat dari tiga jenis bahan, yaitu lateks, poliuretan, dan kulit domba. Ketiga jenis ini diketahui tidak dapat bertahan selamanya atau memiliki waktu kedaluwarsa.

"Kondom lateks rata-rata memiliki waktu kedaluwarsa lima tahun dari tanggal pembuatannya. Namun, dapat bervariasi tergantung pelumasan dan spermisida," kata pakar seks Jessica O'Reilly PhD, dikutip dari Women's Health.

Sama seperti kondom lateks, kondom berjenis poliuretan memiliki waktu kedaluwarsa sekitar lima tahun. Sedangkan kondom alami seperti kulit domba memiliki waktu kedaluwarsa yang lebih cepat. Dikutip dari Healthline, kondom jenis ini hanya bertahan selama satu tahun dari tanggal produksinya.

Kondom yang melewati masa kedaluwarsa diketahui dapat menurun efektifitasnya ketika digunakan. Sebab, dapat menurunkan potensi kandungan spermisida dalam kondom tersebut. Tak hanya itu, kandungan lateks dan pelumas yang terdapat di dalam kondom juga dapat mengering.

Penggunaan kondom yang telah melewati kedaluwarsa dapat meningkatkan risiko buruk dalam kesehatan. Beberapa di antaranya adalah mengiritasi kulit, menyebabkan risiko penularan infeksi menular seksual (IMS), dan kehamilan yang tidak diinginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar