Memasuki era 'New Normal', Biznet nampaknya belum akan membuka Biznet Store untuk pelayanan konsumen. Namun untuk instalasi, tetap bisa dilakukan, loh.
VP Marketing Biznet Gitanissa Laprina mengatakan semua registrasi layanan internet, instalasi, trobleshoot, maintenance dan layanan lainnya tetap bisa dilakukan secara online. Dikarenakan layanan direct customer melalui Biznet Store masih dihentikan sementara customer bisa menghubungi Biznet melalui telepon, email, atau media sosial.
"Keadaan pandemi COVID-19 ini dan mencoba menghadapi kehidupan new normal, ada yang hal-hal yang harus diperhatikan. Dari Biznet kita mengurangi interaksi face to face dari bulan Maret kita pun kita benar-benar melakukan kegiatan tetap berjalan seperti biasa tapi online, begitu juga sales dan marketing kita. Kita belum terima tamu dari luar," ujar Gitanissa.
Di kantor Biznet sendiri, mereka memastikan untuk memberikan jaga jarak antar karyawan minimal satu meter dan memakai masker. Kegiatan mereka juga diawasi dan jika melakukan kelalaian akan dijatuhkan sanksi.
Begitu juga untuk pekerja lapangan yang bertugas seperti untuk pemasangan internet, mereka memiliki SOP yang harus dijalankan. Contohnya antara lain keharusan menggunakan masker wajah, sarung tangan, dan harus mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai handsanitizer kapanpun dibutuhkan.
"Kami juga memberlakukan batasan waktu bagi teknisi dalam melakukan pekerjaan di lokasi pelanggan. Maksimal 40 menit. Ada juga arahan agar menghindari kontak fisik dengan pelanggan seperti misalnya jabat tangan," tuturnya.
Aplikasi Canva Bikin Wanita Cantik Ini Berharta Rp 35 Triliun
Aplikasi Canva sukses besar dan semakin populer di masa pandemi Corona. Pendirinya dan juga CEO, Melanie Perkins, baru saja dinobatkan menjadi wanita terkaya ranking tiga di Australia.
Tak hanya itu, Perkins juga jadi miliarder (dalam dolar AS) termuda di Negeri Kanguru. Startup Canva yang ia kendalikan saat ini bernilai USD 8,77 miliar usai mendapatkan pendanaan terkini senilai USD 87 juta dari beberapa investor termasuk Blackbird Ventures dan Sequoia Capital.
Pada bulan Oktober 2019, kekayaan Perkins diestimasi USD 1,3 miliar. Nah saat ini, hartanya diestimasi melonjak sampai USD 2,5 miliar atau di kisaran Rp 35 triliun.
Perkins memulai Canva pada tahun 2013 dengan misi membuat platform desain tersedia bagi semua. Baik itu desain kartu nama, presentasi ataupun logo. Ia mendirikannya bersama sang tunangan, Cliff Obrecht.
Perkins masih remaja 19 tahun ketika ide platform desain terbersit di benaknya, kala ia dan Cliff mahasiswa di Perth. Waktu itu, ia merasa program desain dari Microsoft atau Adobe susah digunakan.
"Orang harus menghabiskan seluruh semester mempelajari di mana tombol-tombolnya dan hal itu rasanya sungguh konyol," kata Perkins, dikutip detikINET dari CNBC.
"Saya pikir di masa depan, semua itu akan menjadi online dan kolaboratif serta jauh lebih sederhana ketimbang tool yang berat itu," tambah dia.
Tahun 2010, Perkins diundang ke San Francisco oleh investor Bill Tai untuk mempresentasikan idenya tentang Canva. Bill puas dan menghubungkannya dengan beberapa orang penting.
Pasangan muda itu berhasil memukau investor dengan ide Canva dan sudah punya tim sendiri. Tahun 2012, jajaran pimpinan ditambah oleh satu co founder lain, Cameron Adams.
Pada pendanaan tahap perdana, perusahaan menerima USD 1,5 juta. Pada tahun 2013, meluncurlah Canva untuk publik. Seiring berjalannya waktu, Canva berhasil menarik minat banyak pengguna karena mudah dipakai dan berkualitas.
https://kamumovie28.com/sword-art-online-alicization-episode-6-subtitle-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar