Selasa, 30 Juni 2020

Menanti Pelaku Praktik 'Kawin Tangkap' di Sumba Terungkap

 Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati menyoroti praktik 'kawin tangkap' di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bintang meminta pelakunya ditangkap, polisipun melakukan penyelidikan.
"Budaya atau tradisi tidak statis, tetapi dinamis. Kasus kawin tangkap adalah praktik kekerasan dan pelecehan terhadap kaum perempuan dan anak. Jadi jangan sampai alasan tradisi budaya dipakai hanya sebagai kedok untuk melecehkan perempuan dan anak," ujar Bintang, dilansir Antara pada Senin (29/6/2020).

Menyusul laporan beberapa aktivis ke kepolisian mengenai praktik kawin tangkap di Sumba, Bintang meminta Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur menangkap para pelaku 'kawin tangkap'. Seorang perempuan Sumba Tengah, Rambu Prailiang, mengatakan 'kawin tangkap' adalah tradisi turun menurun, namun praktiknya sudah berbeda dari yang dulu.

"Tradisi ini sebenarnya sudah menjadi tradisi yang turun temurun. Namun jika dilihat yang terjadi saat ini berbeda sekali dengan yang terjadi pada lalu-lalu," kata Rambu.

Rambu tak setuju dengan praktik kawin tangkap saat ini. Dia menjelaskan pelaksanaannya pada masa sekarang sudah melenceng jauh.

Dia menerangkan perempuan yang menjalankan tradisi itu atau yang disebut dalam bahasa daerahnya Palaingidi Mawini, dihargai pada masa lalu. Dulu orang yang menjalankan praktik kawin tangkap harus berasal dari keluarga kaya karena belis atau mahar yang harus dibayarkan ke pihak perempuan besar.

Rambu menyebut dulu perempuan yang akan 'ditangkap' juga sudah dipersiapkan, didandani dengan pakaian adat lengkap dengan aksesoris gelang gading dan aneka perhiasan. Pria yang akan menikahi perempuan itu pun mengenakan pakaian adat lengkap dan menunggang kuda berhias kain adat.

Setelah perempuan 'ditangkap', pihak laki-laki akan mengirim utusan ke keluarga perempuan untuk menyampaikan informasi mengenai kejadian kawin tangkap tersebut. Namun Rambu mengungkapkan praktik kawin tangkap lebih mengarah pada penculikan dan membuat kaum perempuan Sumba, khususnya di Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya, hidup dalam ketakutan sekarang.

Analisis Peneliti dan Pengamat soal 'Kawin Tangkap'

Seperti yang beredar di media sosial, video yang menunjukkan seorang perempuan menangis dan berteriak saat digotong oleh sejumlah pria dan dibawa masuk ke satu rumah di Kabupaten Sumba Tengah. Di samping itu, ada satu video yang menunjukkan seorang perempuan yang 'diculik' oleh empat pria saat berada di satu terminal di Kota Weetabula, Kabupaten Sumba Barat Daya.

Kedua rekaman video itu menggambarkan bagian dari proses kawin tangkap, praktik yang dianggap lazim di kalangan masyarakat Sumba, khususnya yang berada di daerah pedalaman.

Sementara itu, seorang peneliti bernama Janet Alison Hoskin yang melakukan riset di Kodi Sumba Barat Daya dan Joel C Kuipers yang melakukan penelitian di Wawewa Sumba Barat menyatakan 'kawin tangkap' bukan budaya atau tradisi, melainkan praktik yang terus-menerus berulang di Pulau Sumba.

Sedangkan menurut antropolog dari Universitas Widya Mandira Kupang Pater Gregorius Neonbasu SVD, menilai praktik kawin tangkap di Pulau Sumba hanyalah tindakan pragmatis yang terjadi karena kondisi dan iklim kehidupan sesaat.

"Jadi menurut saya hal tersebut harus segera ditanggapi oleh tokoh masyarakat atau sesepuh masyarakat Sumba sendiri karena memang praktik kawin tangkap itu sendiri hanyalah tindakan yang terjadi karena kondisi dan iklim kehidupan sesaat di daerah itu," ucap Pater Gregorius.

Menurut dia, masyarakat Sumba pada umumnya juga berjuang untuk sedapat mungkin menghindari praktik kawin tangkap yang kontroversial.

Gregorius mengimbau pihak gereja di Sumba, baik gereja Katolik dan Protestan untuk membuka dialog budaya dengan pihak Marapu, dalam hal ini para rato sebagai sesepuh masyarakat setempat untuk membahas praktik 'kawin tangkap' ini.

"Untuk masalah ini hemat saya gereja Katolik dan Protestan harus duduk bersama dengan para rato atau sesepuh adat di daerah itu untuk berdialog bersama terkait hal kawin tangkap itu," kata Gregorius.
https://indomovie28.net/girls-gone-dead-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar