Jumat, 26 Juni 2020

Aplikasi Canva Bikin Wanita Cantik Ini Berharta Rp 35 Triliun

Aplikasi Canva sukses besar dan semakin populer di masa pandemi Corona. Pendirinya dan juga CEO, Melanie Perkins, baru saja dinobatkan menjadi wanita terkaya ranking tiga di Australia.
Tak hanya itu, Perkins juga jadi miliarder (dalam dolar AS) termuda di Negeri Kanguru. Startup Canva yang ia kendalikan saat ini bernilai USD 8,77 miliar usai mendapatkan pendanaan terkini senilai USD 87 juta dari beberapa investor termasuk Blackbird Ventures dan Sequoia Capital.

Pada bulan Oktober 2019, kekayaan Perkins diestimasi USD 1,3 miliar. Nah saat ini, hartanya diestimasi melonjak sampai USD 2,5 miliar atau di kisaran Rp 35 triliun.

Perkins memulai Canva pada tahun 2013 dengan misi membuat platform desain tersedia bagi semua. Baik itu desain kartu nama, presentasi ataupun logo. Ia mendirikannya bersama sang tunangan, Cliff Obrecht.

Perkins masih remaja 19 tahun ketika ide platform desain terbersit di benaknya, kala ia dan Cliff mahasiswa di Perth. Waktu itu, ia merasa program desain dari Microsoft atau Adobe susah digunakan.

"Orang harus menghabiskan seluruh semester mempelajari di mana tombol-tombolnya dan hal itu rasanya sungguh konyol," kata Perkins, dikutip detikINET dari CNBC.

"Saya pikir di masa depan, semua itu akan menjadi online dan kolaboratif serta jauh lebih sederhana ketimbang tool yang berat itu," tambah dia.

Tahun 2010, Perkins diundang ke San Francisco oleh investor Bill Tai untuk mempresentasikan idenya tentang Canva. Bill puas dan menghubungkannya dengan beberapa orang penting.

Pasangan muda itu berhasil memukau investor dengan ide Canva dan sudah punya tim sendiri. Tahun 2012, jajaran pimpinan ditambah oleh satu co founder lain, Cameron Adams.

Pada pendanaan tahap perdana, perusahaan menerima USD 1,5 juta. Pada tahun 2013, meluncurlah Canva untuk publik. Seiring berjalannya waktu, Canva berhasil menarik minat banyak pengguna karena mudah dipakai dan berkualitas.

Kata Biznet Soal Bandwidth dan Penjualan Selama Pandemi COVID-19

 Biznet menjadi salah satu perusahaan penyedia jasa internet yang banyak digunakan, pihaknya pun blak-blakan soal kondisi perekonomian hingga traffic selama pandemi COVID-19.
"Dari perkantoran perlahan naik, kantoran itu sebelumnya trafiknya hampir dibilang kecil. Kalau sekarang pantauan kita cukup kembali traffic bandwidth khususnya," ujar Yudie Haryanto VP Marketing Biznet menuturkan dalam konferensi pers secara online, Kamis (25/6/2020).

Namun sejalan dengan berjalannya new normal, gedung perkantoran sudah mulai berangsur menuju normal. Dari segi B to B, meski belum bisa dibilang baik, terbilang sudah 50% berjalan untuk kembali menuju trafik normal sebelum pandemi.

"Dari traffic, kenaikan kita alami, meski ternyata yang masuk gedung perkantoran belum bisa penuh 100% karena jaga jarak, WFH juga banyak saat ini, sekolah tetap dari rumah, jadi traffic kita cukup naik 30% dari sebelum pandemi dari sisi retail," ucapnya.

Bicara soal kapasitas bandwidth, sejauh ini Biznet mengaku masih cukup punya bandwidth besar bahkan untuk kondisi sekarang. Dengan kenaikan 30% dari retail yang dialami, Biznet masih memiliki gap yang cukup besar sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Dari segi penjualan
Yudie yang termasuk Anggota Dewan Pengawas Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menambahkan dari 512 anggota yang ada, bisa dibilang di kisaran 10% adalah mereka yang berfokus untuk layanan internet korporasi, perhotelan, dan perkantoran. Dampaknya tentu terasa dari segi penjualan. Biznet pun juga mengalaminya.

"Memang betul ada anggota yang terdampak. Melihat sejarahnya internet dulu kan dipakainya memang untuk perkantoran. Biznet juga dulu fokus di korporasi tapi enam atau lima tahun lalu dunia sudah berubah, internet nggak cuma buat korporasi. Nggak ada yang menyangka juga di 2020 ada perubahan seperti ini," tuturnya.

Diketahui mulai tahun 2012, Biznet mulai mencoba merambah B to C alias ke retail. Namun income revenue, diakui B to B masih yang terbesar yakni sebesar 80%. Meski begitu, dari number of subscribe, angka keduanya mengalami peningkatan yang baik.
https://kamumovie28.com/sword-art-online-alicization-episode-7-subtitle-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar