Ada banyak sekali variasi gaya bercinta, mulai dari posisi paling sederhana hingga gerakan akrobatik. Tapi sesungguhnya, seberapa sering sih pasangan menjajal variasi gaya?
Sebagian pasangan mungkin gemar bereksplorasi, tetapi tentu tidak semua demikian. Hasil riset membuktikan hal itu.
Riset yang dilakukan oleh sebuah perusahaan kondom menyebut, 16 persen pasangan bahkan tidak pernah berganti posisi saat bercinta. Dikutip dari Metro.co.uk, sepertiga pasangan di Inggris tidak mencoba posisi baru selama lebih dari setahun.
Mengutip sebuah riset lainnya, Cosmopolitan menyebut dua pertiga pasangan hanya mengulang-ulang tidak lebih dari 4 posisi bercinta yang itu-itu saja. Diyakini, keempatnya adalah sebagai berikut:
1. Missionary
Posisi paling mainstream, mudah dilakukan dan tidak membutuhkan skill khusus.
2. Girl on top
Tidak jauh berbeda dengan missionary, posisi ini dilakukan dengan saling berhadapan. Bedanya, wanita dalam posisi memegang kendali.
3. Doggy style
Salah satu yang juga paling mainstream, posisi ini memang tidak terlalu menantang. Tetapi banyak kok, pasangan yang masih bisa menikmatinya.
4. Side spoon
Sedikit lebih menantang karena posisi pasangan saling menyilang, tetapi tetap dikategorikan mudah. Memberikan sensasi berbeda karena memungkinkan penetrasi yang lebih dalam.
Punya posisi andalan simpel tapi tidak pernah bikin bosan? Bagikan di komentar
Peneliti Temukan 125 Senyawa Alami untuk Lawan Corona dengan Superkomputer
Laboratorium Baudry di Universitas Alabama di Huntsville (UAH) melakukan penelitian pada ribuan senyawa alami yang berpotensi melawan virus Corona COVID-19. Studi ini yang pertama kali dilakukan menggunakan superkomputer untuk menilai kemanjuran senyawa alami ini terhadap protein virus tersebut.
Laboratorium yang terletak di Pusat Shelby Sains dan Teknologi Shelby UAH, ini mencari prekursor potensial untuk obat-obatan dalam memerangi pandemi global menggunakan superkomputer Cray Sentinel Hewlett Packard Enterprise (HPE). Tim peneliti ini dipimpin oleh ahli biofisika molekuler, Dr. Jerome Baudry, Ketua Pei-Ling Chan di Departemen Ilmu Biologi.
"Kami telah menggunakan superkomputer untuk memprediksi produk alami yang paling mungkin terikat pada tiga protein virus SARS-CoV-2," kata Dr Baudry yang dikutip dari Medicalxpress, Minggu (21/6/2020).
Di penelitian tersebut, mereka meneliti 50.000 produk senyawa alami yang dilihat menggunakan superkomputer. Hasilnya, mereka menemukan ratusan senyawa yang berpotensi untuk mengikat protein dari virus Corona tersebut.
"Hasilnya, kami menemukan 125 senyawa yang sangat menarik, karena mereka mengikat tepat di tempat yang kami inginkan. Mereka tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil, dan mereka memiliki profil kimia obat-obatan," lanjutnya.
Menurut Dr Baudry, banyak tanaman obat yang relatif bisa ditemukan di Amerika Serikat, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan. Selain itu, senyawa tersebut berasal dari beberapa strain bakteri dan jamur dari tanah dan samudera.
Senyawa yang menjanjikan akan menjalani teknik komputasi yang disebut analisis farmakofor, untuk menemukan bahan kimia yang penting untuk penelitian di masa depan. Di fase selanjutnya, senyawa akan melewati pengujian in vitro oleh laboratorium mitra yang menggunakan virus hidup dan sel hidup.
Molekul kimia yang ditemukan paling berkhasiat ini akan membentuk dasar untuk penelitian obat di masa depan. Proses pengembangannya melingkupi pengujian kemanjuran, toleransi, dan efek samping saat diuji coba pada manusia. Dengan melewati proses tersebut, mungkin bisa membuat senyawa itu menjadi obat yang lebih efisien.
https://indomovie28.net/cast/lesley-nicol/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar