Sabtu, 29 Februari 2020

Harga Tiket Pesawat Naik, Pariwisata NTB Menjerit

Sudah jatuh tertimpa tangga, peribahasa ini cocok menggambarkan nasib pariwisata NTB. Setelah gempa, kini naiknya harga tiket pesawat jadi masalah baru.

Menyusul terjadinya bencana gempa bumi beruntun yang memporakporandakan Pulau Lombok dan Kabupaten Sumbawa di penghujung Juli hingga akhir Agustus 2018, bisnis pariwisata di sana masih belum pulih betul.

Bisnis pelancongan di NTB akibat bencana gempa bumi yang mengakibatkan ribuan bangunan rusak, termasuk hotel dan restoran serta merenggut ratusan korban jiwa itu, sejak beberapa bulan terakhir mulai menggeliat untuk bangkit kembali.

Namun, 'musibah' kembali menghadang. Ibarat orang sakit, ketika akan sembuh kembali diserang penyakit. Itulah nasib yang dialami sektor pariwisata NTB saat ini akibat naiknya hara tiket pesawat dan tambahan biaya bagasi awal 2019.

Kenaikan harga tiket transportasi udara itu memunculkan keprihatinan berbagai pihak, tak terkecuali Pemerintah Provinsi NTB yang saat ini sedang berupaya mendorong pemulihan pariwisata pasca bencana gempa yang memporakporandakan Lombok dan Kabupaten Sumbawa.

Karena itu Pemerintah Provinsi NTB meminta maskapai penerbangan menurunkan harga tiket pesawat untuk mendorong pemulihan pariwisata pasca bencana gempa bumi yang sangat berpengaruh terhadap sektor pariwisata di Pulau 'Seribu Masjid' ini.

Sekretaris Daerah (Sekda) NTB H Rosiady Sayuti mengakui yang menjadi masalah saat ini adalah penerbangan. Di situ sudah harga tiket sangat mahal juga ada tambahan tarif biaya bagasi bagi para penumpang.

Ia mengaku melihat langsung sejumlah calon penumpang yang komplain terhadap penerapan biaya bagasi.

Hal ini akan berdampak buruk bagi wisatawan yang ingin berlibur ke Lombok. Aturan bagasi berbayar juga mempengaruhi penjualan oleh-oleh dan kerajinan tangan khas Lombok.

Menurut dia, dengan mahalnya harga tiket pesawat itu yang mungkin memperburuk kondisi saat ini yang sedang "low season" (musim sepi) kunjungan wisatawan. Artinya, yang biasanya memang sepi penumpang menjadi bertambah sepi karena mahalnya harga tiket pesawat," katanya.

Rosiady Sayuti mengaku telah menugaskan Dinas Pariwisata NTB agar secepatnya berkomunikasi dengan manajemen maskapai agar bisa menurunkan harga tiket pesawat tujuan ke Lombok.

Dia berharap manajemen maskapai bisa memberikan harga tiket pesawat ke Lombok yang lebih terjangkau untuk menarik minat wisatawan. Sebab, Lombok tidak bisa disamakan dengan daerah lain mengingat sedang dalam masa pemulihan pasca gempa.

Jadi, kata dia, pihaknya tidak bisa berdiam diri, harus mendorong maskapai agar ada kebijakan khusus bagi daerah NTB karena masih dalam pemulihan akibat bencana.

Pemda NTB berencana mengubah 'low season' saat ini menjadi 'middle' dengan proyeksi wisman yang bisa diraih mencapai 40-50 persen wisatawan saat puncak.

Kenaikan harga tiket pesawat itu merugikan para pelaku usaha pariwisata NTB yang saat ini sedang berupaya untuk mendorong pemulihan bisnis pelancongan pasca bencana gempa Lombok.

Untuk menuntut penurunan harga tiket pesawat dan bagasi berbayar itu Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) akan menggelar unjuk rasa ke Istana Negara di Jakarta.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ASITA NTB Dewantoro Umbu Joka mengatakan aksi unjuk rasa ke Istana Negara pada 28 Februari 2019 itu akan diikuti seluruh DPD ASITA di seluruh Indonesia. Tuntutannya agar pemerintah meninjau ulang harga tiket pesawat dan bagasi berbayar.

My Trip My Adventure: Maria Selena & Syamsir Alam Eksplor Bali

Kamu pikir Bali cuma begitu-begitu saja? Kamu mesti lihat nih, bagaimana Maria Selena dan Syamsir Alam bertualang di Bali dalam My Trip My Adventure.

My Trip My Adventure akan kembali hadir pada Sabtu, 16 Februari 2019 mendatang, pukul 08.30 WIB. Dua host MTMA yaitu Syamsir Alam dan Maria Selena akan bertualang seru di Bali.

Ini adalah perjalanan seru dan baru! Mereka akan menjelajah pantai baru dan hits di Nusa Penida yaitu Diamond Beach dengan berenang-renang dan main games bersama warga lokal.

Mereka juga naik mobil VW melewati view persawahan dan hutan menuju start point rafting. Dari situ mereka seru-seruan main arung jeram.

Tidak lupa mereka snorkeling di Gamat Bay dan berjumpa ikan-ikan yang cantik dan mempesona. Yang juga seru adalah Maria Selena dan Syamsir ngetrail di Black Lava, Gunung Batur bareng komunitas.

Petualangan di Bali makin lengkap dengan mencoba watersport flyboard di Tanjung Benoa. Jangan lupa menonton episode terbaru MTMA akhir pekan ini ya! 

Harga Tiket Pesawat Naik, Pariwisata NTB Menjerit

Sudah jatuh tertimpa tangga, peribahasa ini cocok menggambarkan nasib pariwisata NTB. Setelah gempa, kini naiknya harga tiket pesawat jadi masalah baru.

Menyusul terjadinya bencana gempa bumi beruntun yang memporakporandakan Pulau Lombok dan Kabupaten Sumbawa di penghujung Juli hingga akhir Agustus 2018, bisnis pariwisata di sana masih belum pulih betul.

Bisnis pelancongan di NTB akibat bencana gempa bumi yang mengakibatkan ribuan bangunan rusak, termasuk hotel dan restoran serta merenggut ratusan korban jiwa itu, sejak beberapa bulan terakhir mulai menggeliat untuk bangkit kembali.

Namun, 'musibah' kembali menghadang. Ibarat orang sakit, ketika akan sembuh kembali diserang penyakit. Itulah nasib yang dialami sektor pariwisata NTB saat ini akibat naiknya hara tiket pesawat dan tambahan biaya bagasi awal 2019.

Kenaikan harga tiket transportasi udara itu memunculkan keprihatinan berbagai pihak, tak terkecuali Pemerintah Provinsi NTB yang saat ini sedang berupaya mendorong pemulihan pariwisata pasca bencana gempa yang memporakporandakan Lombok dan Kabupaten Sumbawa.

Karena itu Pemerintah Provinsi NTB meminta maskapai penerbangan menurunkan harga tiket pesawat untuk mendorong pemulihan pariwisata pasca bencana gempa bumi yang sangat berpengaruh terhadap sektor pariwisata di Pulau 'Seribu Masjid' ini.

Sekretaris Daerah (Sekda) NTB H Rosiady Sayuti mengakui yang menjadi masalah saat ini adalah penerbangan. Di situ sudah harga tiket sangat mahal juga ada tambahan tarif biaya bagasi bagi para penumpang.

Ia mengaku melihat langsung sejumlah calon penumpang yang komplain terhadap penerapan biaya bagasi.

Hal ini akan berdampak buruk bagi wisatawan yang ingin berlibur ke Lombok. Aturan bagasi berbayar juga mempengaruhi penjualan oleh-oleh dan kerajinan tangan khas Lombok.

Menurut dia, dengan mahalnya harga tiket pesawat itu yang mungkin memperburuk kondisi saat ini yang sedang "low season" (musim sepi) kunjungan wisatawan. Artinya, yang biasanya memang sepi penumpang menjadi bertambah sepi karena mahalnya harga tiket pesawat," katanya.

Rosiady Sayuti mengaku telah menugaskan Dinas Pariwisata NTB agar secepatnya berkomunikasi dengan manajemen maskapai agar bisa menurunkan harga tiket pesawat tujuan ke Lombok.

Tahu Nggak? Bandara Sultan Hasanuddin Pernah Ganti Nama Empat Kali

Bandar Udara (Bandara) Internasional Sultan Hasanuddin saat ini menjadi bandara utama penghubung Kota Makassar dengan daerah lain, termasuk luar negeri. Namun di balik besarnya Bandara Internasional Sultan Hasanuddin saat ini, tersimpan sejarah yang menarik.

Sebelum namanya menjadi Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, bandara ini mengalami proses penggantian nama hingga empat kali. Namun sebelum ini perlu diketahui bandara ini dibangun Pemerintah Hindia Belanda pada 1935 dengan nama Lapangan Terbang Kadieng.

Dikutip detikTravel dari berbagai sumber, pergantian nama pertama terjadi ketika Jepang berkuasa di Indonesia, tepatnya pada 1942. Saat itu pemerintah pendudukan Jepang mengubah nama Lapangan Terbang Kadieng menjadi Lapangan Terbang Mandai. Kadieng maupun Mandai merupakan nama daerah di Maros, tempat bandara ini berada.

Kemudian pergantian nama kedua terjadi ketika adanya alih kelola bandara ke Pemerintah Indonesia, yaitu pada 1950. Saat itu pemerintah Indonesia mengubah nama bandara dari Lapangan Terbang Mandai menjadi Pelabuhan Udara Mandai, disertai dengan perpanjangan landasan pacu.

Selanjutnya pergantian nama ketiga terjadi pada 1980, yaitu nama Pelabuhan Udara Mandai diganti menjadi Pelabuhan Udara Hasanuddin. Selain pergantian nama, dilakukan juga perpanjangan runway 13-31 menjadi 2.500x45 meter.

Terakhir, pada 2004 bandara ini kembali dilakukan perluasan dan pengembangan yang prosesnya selesai pada 2008. Selain peresmian kembali, Pelabuhan Udara Hasanuddin juga kembali berganti nama menjadi Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin. Adapun penambahan kata 'Sultan' dimaksudkan agar nama Hasanuddin jelas mengarah pada sosok pahlawan nasional Sultan Hasanuddin.

Dengan segala pengembangan yang dilakukan, kini Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin telah menjadi salah satu bandara yang cukup sibuk, terutama pada saat momen-momen tertentu, misalnya Idul Fitri.

Pertumbuhan ini pun berdampak pada transportasi lainnya di sekitar bandara. Grab, sebagai penyedia jasa transportasi online bahkan mencatat perjalanan Grab menuju Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin pada 2018 mencapai angka lebih dari 250 ribu perjalanan.

Marketing Director Grab Indonesia, Mediko Azwar pun mengatakan tingginya angka pesanan menuju bandara ini menunjukkan bahwa Grab menjadi sarana transportasi intermoda yang memberikan opsi yang praktis dan efisien bagi para pengguna jasa angkutan udara.

"Pencapaian pada tahun 2018 ini memacu Grab sebagai O2O mobile platform terkemuka di Indonesia untuk meningkatkan pengalaman pelanggan kami dalam memajukan industri pariwisata di Indonesia pada 2019," ujarnya dalam keterangan tertulis.

My Trip My Adventure: Maria Selena & Syamsir Alam Eksplor Bali

Kamu pikir Bali cuma begitu-begitu saja? Kamu mesti lihat nih, bagaimana Maria Selena dan Syamsir Alam bertualang di Bali dalam My Trip My Adventure.

My Trip My Adventure akan kembali hadir pada Sabtu, 16 Februari 2019 mendatang, pukul 08.30 WIB. Dua host MTMA yaitu Syamsir Alam dan Maria Selena akan bertualang seru di Bali.

Ini adalah perjalanan seru dan baru! Mereka akan menjelajah pantai baru dan hits di Nusa Penida yaitu Diamond Beach dengan berenang-renang dan main games bersama warga lokal.

Mereka juga naik mobil VW melewati view persawahan dan hutan menuju start point rafting. Dari situ mereka seru-seruan main arung jeram.

Tidak lupa mereka snorkeling di Gamat Bay dan berjumpa ikan-ikan yang cantik dan mempesona. Yang juga seru adalah Maria Selena dan Syamsir ngetrail di Black Lava, Gunung Batur bareng komunitas.

Petualangan di Bali makin lengkap dengan mencoba watersport flyboard di Tanjung Benoa. Jangan lupa menonton episode terbaru MTMA akhir pekan ini ya! 

Tiket Pesawat Mahal, Saatnya Coba Naik Kapal Ferry

Tiket pesawat yang mahal bukan jadi alasan untuk tidak pelesiran. Cobalah naik kapal ferry untuk pengalaman yang berbeda.

Ada alternatif lain ke luar negeri tanpa harus naik pesawat. Kali ini saya mencoba transportasi air yakni ferry. Transportasi ferry ini terbilang relatif murah dibandingkan dengan tiket pesawat pada saat high season, seperti libur lebaran dan tahun baru.

Transportasi air ini sering dipakai oleh warga-warga yang tinggal disekitar Kisaran dan Tanjung Balai. Mengingat jika menggunakan pesawat, masyarakat Kisaran harus menghabiskan kurang lebih 4 jam perjalanan menggunakan mobil untuk sampai ke Bandara Internasional Kuala Namu Medan, belum lagi waktu tunggu untuk naik ke pesawat.

Sementara jika menggunakan kapal laut, mereka hanya perlu ke Tanjung Balai dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam dengan menggunakan mobil dan membutuhkan waktu tempuh sekitar 5 jam untuk sampai ke Klang,Malaysia.

Berangkat jam 10 pagi dari Pelabuhan Teluk Nibung Tanjung Balai. Tiket ferry pulang pergi sekitar Rp 600.000, sementara para penumpang juga diwajibkan untuk membayar uang masuk pelabuhan sebesar Rp 65.000 per orang.

Dibandingkan dengan tiket pesawat yang high season, yang waktu itu saya cek sekitar Rp 2.000.000 pulang pergi. Jelas pergi ke Malaysia menggunakan kapal laut ini lebih murah. Booth atau loket imigrasi di pelabuhan kecil ini hanya ada dua.

Sehingga penumpang harus mengantri walau tak sepanjang di bandara internasional di Indonesia. Setelah loket imigrasi, terdapat ruang tunggu penumpang. Sayang fasilitas toiletnya masih kurang,tidak senyaman dan sebersih di bandara tentunya.

Di sekitar pelabuhan dikelilingi pemukiman nelayan. Gudang-gudang ikan pun terlihat di sisi kanan dan kiri pelabuhan. Gudang ini di gunakan juga sebagai tempat jual beli ikan untuk nelayan baru selesai melaut.

So pasti jika kalian berbelanja hasil laut disini bukan hanya murah tapi juga fresh.Gudang-gudang yang berderet di sekitar pelabuhan seolah-olah menyulap jalanan ini menjadi pasar hasil laut.

Pergi menggunakan ferry bukan berarti bebas dari urusan imigrasi yah. Kita tentu saja diwajibkan untuk memiliki passport. Imigrasi di sini tidak seketat di bandara. Kita masuk ke kapal lautnya pun tanpa pemeriksaan bagasi,berbeda dengan kepulangan kembali ke tanah air. Kita diwajibkan untuk memasukkan barang bawaan kita ke mesin x-ray milik bea cukai.

Keadaan ini juga hampir sama dengan Malaysia. Saya merasakan pemeriksaan untuk barang bawaan tidak seketat di bandara. Lain hal nya dengan urusan passport dan perijinan untuk TKI. Membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mendapatkan cap di imigrasi Malaysia, disertai dengan pertanyaan-pertanyaan seperti berapa lama akan berkunjung, berapa uang yang dibawa, menginap dimana. Setidaknya itu yang ditanyakan ke saya.

Kapal ferry untuk satu kali keberangkatan dan satu kali kedatangan setiap harinya. Lain halnya jika sudah mendekati hari raya Idul Fitri tentu saja frekuensinya lebih banyak. Karena mudik dengan menggunakan ferry ini identik dengan jalur TKI. Rata-rata penumpang untuk 1 kapal ferry sebanyak 300 orang.

Gelombang air laut yang lumayan tinggi disertai dengan angin kencang kadang kala menjadi pertimbangan pemilihan akomodasi kapal laut ini. Di dalam kapal ferry situasinya cukup nyaman, ada kantin, toilet,dan ac. Bahkan penumpang dibagikan makan siang dalam bentuk nasi kotak.Untuk akomodasi pemesanan hotel selama di Klang dan Kuala Lumpur, Malaysia tentu saja kami selalu mempercayai tiket.com.

Tinggal pilih mao ke negara tujuan mana, klik, bayar ,selesai. Review-review dari pelanggan yang pernah menginap pun semua lengkap disini. Tinggal di sesuaikan dengan selera dan budget kalian saja. Semua dalam satu genggaman.

Selain mudah pengaplikasiannya, tiket.com juga mempunyai banyak promo-promo menarik loh. Dijamin deh ga buat kantong kalian bolong. #semuaadatiketnya. Mudah-mudahan ke depannya tiket.com juga menyediakan untuk tiket ferry ini yah.

Sesampainya di Klang,Malaysia, kalian jangan khawatir.Di depan pelabuhannya langsung tersedia stasiun komuter. Jadi kalian bisa langsung melanjutkan perjalanan menuju ibu kota Malaysia,yaitu Kuala Lumpur dengan jarak tempuh sekitar 1 jam saja. Atau kalian memutuskan untuk sekedar mengelilingi kota Klang dulu sekalian mencoba kuliner-kuliner lezatnya seperti yang saya lakukan? Pilihan ada di tangan anda.

Tertarik mencoba?

Liburan ke Raja Ampat Tidak Harus Mahal

Raja Ampat terkenal sebagai pesona Indonesia Timur yang indah tiada dua. Pergi liburan ke sini tidak harus mahal kok, asal tahu caranya.

Kata orang pergi ke Raja Ampat itu mahal? Itu kata orang, tapi kata saya, ke Raja Ampat nggak mahal kok, yang pasti kamu harus pintar melihat dua aspek yaitu mencari tiket yang lagi promo dan mencari open trip yang menawarkan paket lengkap dengan promo cicilan.

Untuk mencari tiket yang lagi promo, coba download aplikasi tiket.com, saya menggunakan penerbangan dari Jakarta ke Sorong dengan menggunakan aplikasi tiket.com. Setiap bulan bahkan setiap minggu banyak promo menarik.

Bukan hanya penerbangan saja, untuk hotel di kota Sorong pun, saya menggunakan tiket.com juga, promo untuk hotel pun juga banyak #semuaadatiketnya. Perjalanan dari Jakarta ke Sorong memakan waktu 4 jam dengan perbedaan waktu 2 jam lebih cepat di Kota Sorong.

Kota Sorong merupakan gerbang menuju ke Raja Ampat. Saya mengikuti salah satu open trip 'One Day Trip Piaynemo' yang ada di Instagram. Untuk perjalanan ke Piaynemo, saya berangkat dari pelabuhan Usaha Mina di Kota Sorong.

Pemandangan laut dengan biru toska ditambah dengan berbagai barisan bukit bebatuan karst khas Raja Ampat menjadi panorama indah setiap kapal speedboat kami mengarungi lautan di Raja Ampat. Untungnya kami disambut dengan cuaca yang cerah, berikut daftar spot destinasi yang di tuju selama di Piaynemo.

TELAGA BINTANG

Spot pertama kami di one day trip Piaynemo adalah Telaga Bintang. Perjalanan dari pelabuhan Usahamina, Sorong memakan waktu kurang lebih dua jam lamanya di atas speed boat.

Barisan bukit-bukit bebatuan karst yang berbentuk bintang dengan warna telaga hijau toska dan biru yang pasti bikin mulut traveler berdecak kagum. Perjalanan trekking ke atas bukit untuk melihat secara sempurna Telaga Bintang hanya memakan waktu 5 menit.

PUNCAK BUKIT PIAYNEMO

Trekking ke puncak Piaynemo memakan waktu sekitar 15-20 menit dengan menaiki tangga yang sudah tersedia. Letih terbayarkan sudah setelah sampai di puncak Piaynemo dengan pemandangan pulau-pulau karst kecil yang tersusun acak membentuk background yang manis disaat kalian berfoto disini. Warna laut hijau toska dan biru seakan mengajak kita untuk betah berlama-lama menikmati keindahakan mereka dari atas bukit.

PASIR TIMBUL

Ini dia salah satu Sand Bank terbaik di Indonesia yang tak kalah cantik dari Maldives, Pasir Timbul Raja Ampat. Gundukan pasir yang membentuk sebuah daratan kecil di tengah lautan biru dengan mempertemukan dua arus ombak yang berlawanan arah. Sangat cantik untuk kalian yang mau foto ala selebgram.

KAMPUNG SAUWENDAREK

Salah satu kampung di Raja Ampat yang mempunyai pesona bawah laut yang mempesona, Kampung Sauwendarek. Disini kami melakukan aktifitas snorkling, menari bersama ikan-ikan kecil dengan dipandu iringan irama dari ombak yang bergelombang.

Di sini kamu juga bisa bermain dengan anak-anak asli Papua Barat dan ramah tamah dengan warga sekitar. Jangan lupa sempatkan berfoto untuk masyarakat lokal untuk menambah koleksi foto instagram kamu.

KAMPUNG YENBUBA

Dari atas dermaga Kampung Yenbuba kami bisa melihat dengan jelas aneka terumbu karang yang berwarna warni dan ikan-ikan yang lebih besar. Hati-hati dengan arus di Yenbuba karena arusnya seringkali kencang, lebih baik jangan jauh-jauh dari keramaian. Di sini kalian bisa bersosialisasi dengan masyarakat lokal.

Wisata Hutan Pinus Semeru di Malang yang Kekinian (2)

Namun tiap kali datang kesana rasanya tidak pernah bosan.Selalu ada penambahan fasilitas yang membuat pengunjung semakin nyaman untuk datang ketempat ini. Seperti kunjungan kali ini saya dibuat kaget dengan penambahan ayunan-ayunan dan beberapa wahan lainnya.

Saking viralnya sampai-sampai ada beberapa media yang meliput lokasi ini. Menurut saya yang membuat objek wisata ini bisa menarik minat masyarakat selain keindahan alamnya adalah keramahan petugas pengelolanya. Petugas-petugas disinitidak segan-segan untuk menyapa pengunjung atau bahkan bersedia memfotokan pengunjung jadi nilai plus gitu sih menurut saya.

Di Hutan Pinus Semeru juga disediakan wahana flying fox bagi yang menyukai tantangan bisa mencoba wahana ini dengan merogoh kocek Rp. 15.000 saja untuk sekali permainan.Atau jika ingin bersantai seperti saya cukup dengan memesan kopi dan snack di warung-warung yang disediakan di sini sambil memutar lagu-lagu syahdu.

Untuk akses menuju lokasi ini cukup mudah namun sayang belum ada transportasi umum, sehingga d'traveler harus menggunakan kendaraan pribadi untuk sampai disini. Lokasinya berjarak sekitar 45 km dari kota Malang atau bisa ditempuh dalam waktu 1 jam saja dari pusat Kota Malang.

Bagi yang dari luar Kota Malang dan ingin berkunjung ke Hutan Pinus Semeru saat ini bisa dengan mudah berkat fitur baru di Tiket.com yaitu sewa mobil.D'traveler bisa menyewa mobil sesuai dengan keinginan beserta sopirnya dengan harga yang menarik. Kenapa sewa mobil di Tiket.com? karena di sini disediakan mobil terbaru dengan sopir yang profesional tinggal pesan mobilnya dan minta dijemput sesuai dengan lokasi kita.

Tak perlu khawatir dengan keamanannya karena semua sopir dan kendaraan yang disewakan tertulis jelas untuk data-datanya. Selain itu faktor harga juga menjadi alasanku kenapa sewa mobil di Tiket.com harganya lebih miring dari sewa mobil biasanya.

Jadi jika d'traveler mau berkunjung ke Kota Malang namun bosan dengan wisata yang itu-itu aja coba deh kunjungi Hutan Pinus Semeru dan tentunya jangan lupa tiketnya pesen di Tiket.com karena #semuaadatiketnya .

Jadi liburan unik versi kamu seperti apa?

Selamat berlibur.

Lokasinya berada di Desa Sumber Putih, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Seperti dengan namanya kawasan ini dipenuhi oleh pohon pinus yang berjajar rapi. Kebetulan pada saat ke sana saya sempat berbincang dengan salah satu pengurus Karang Taruna yang juga pengelola tempat wisata tersebut. Namanya mulai dikenal setelah pada tahun 2016 ada sekelompok mahasiswa yang sedang melakukan KKN di desa itu dan mengunggah foto kawasan tersebut ke sosmed.

Karena keunikannya sehingga banyak orang yang penasaran yang datang. Pada akhirnya warga desa dibantu oleh mahasiswa KKN untuk menata kawasan itu menjadi objek wisata kekinian. Nama yang diberikanpun cukup menarik Hutan Pinus Semeru sehingga orang yang baru dengar pasti penasaran seperti apa sih kawasan tersebut.

Pada saat pertama kali datang hawa sejuk langsung menyapa, ditambah dengan suara angin yang lewat disela-sela pohon membuat syahdu dan rilex siapa saja yang datang. Aroma khas pinus sesekali tercium ditambah dengan kicauan burung membuat kawasan ini cocok untuk sekedar melepas penat atau buat yang hobi fotografi sangat cocok untuk hunting foto.Tak hanya pohon-pohon pinus yang berjejer rapi disini juga dipasang tulisan-tulisan yang inspiratif seperti "Prewed terus, kapan nikahnya?" atau tulisan kekinian lainnya.

Ada payung yang ditata sedemikian rupa yang bisa dijadikan pemanis untuk bersua foto. Disini terdapat pula penyewaan hammock yang bisa d'traveler sewa dengan harga Rp. 5000 saja untuk satu jammnya.Sebenarnya tidak hanya sekali saya datang ke lokasi ini, ya karena beberapa teman dan kerabat setelah lihat foto saya minta diantarkan ke sini.

Wisata Hutan Pinus Semeru di Malang yang Kekinian

Wajah wisata Hutan Pinus Semeru di Malang makin kekinian. Hutan sejuk ini cocok dikunjungi buat kamu yang doyan selfie dan foto-foto cakep di Instagram.

Akhir-akhir ini wisata merupakan sektor yang berkembang pesat. Bentang alam nusantara yang beragam dan tuntutan kaum milenial akan hiburan membuat banyak pelaku wisata memutar otak untuk mengembangkan bisnis pariwisatanya, salah satunya adalah Hutan Pinus Semeru.

Lokasi perkebunan pinus yang disulap menjadi objek wisata kekinian di Malang. Kawasan ini dahulunya hanyalah kawasan hutan pinus yang yang dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk diambil getahnya.

Lokasinya berada di Desa Sumber Putih, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Seperti dengan namanya kawasan ini dipenuhi oleh pohon pinus yang berjajar rapi. Kebetulan pada saat ke sana saya sempat berbincang dengan salah satu pengurus Karang Taruna yang juga pengelola tempat wisata tersebut. Namanya mulai dikenal setelah pada tahun 2016 ada sekelompok mahasiswa yang sedang melakukan KKN di desa itu dan mengunggah foto kawasan tersebut ke sosmed.

Karena keunikannya sehingga banyak orang yang penasaran yang datang. Pada akhirnya warga desa dibantu oleh mahasiswa KKN untuk menata kawasan itu menjadi objek wisata kekinian. Nama yang diberikanpun cukup menarik Hutan Pinus Semeru sehingga orang yang baru dengar pasti penasaran seperti apa sih kawasan tersebut.

Pada saat pertama kali datang hawa sejuk langsung menyapa, ditambah dengan suara angin yang lewat disela-sela pohon membuat syahdu dan rilex siapa saja yang datang. Aroma khas pinus sesekali tercium ditambah dengan kicauan burung membuat kawasan ini cocok untuk sekedar melepas penat atau buat yang hobi fotografi sangat cocok untuk hunting foto.Tak hanya pohon-pohon pinus yang berjejer rapi disini juga dipasang tulisan-tulisan yang inspiratif seperti "Prewed terus, kapan nikahnya?" atau tulisan kekinian lainnya.

Ada payung yang ditata sedemikian rupa yang bisa dijadikan pemanis untuk bersua foto. Disini terdapat pula penyewaan hammock yang bisa d'traveler sewa dengan harga Rp. 5000 saja untuk satu jammnya.Sebenarnya tidak hanya sekali saya datang ke lokasi ini, ya karena beberapa teman dan kerabat setelah lihat foto saya minta diantarkan ke sini.

Namun tiap kali datang kesana rasanya tidak pernah bosan.Selalu ada penambahan fasilitas yang membuat pengunjung semakin nyaman untuk datang ketempat ini. Seperti kunjungan kali ini saya dibuat kaget dengan penambahan ayunan-ayunan dan beberapa wahan lainnya.

Saking viralnya sampai-sampai ada beberapa media yang meliput lokasi ini. Menurut saya yang membuat objek wisata ini bisa menarik minat masyarakat selain keindahan alamnya adalah keramahan petugas pengelolanya. Petugas-petugas disinitidak segan-segan untuk menyapa pengunjung atau bahkan bersedia memfotokan pengunjung jadi nilai plus gitu sih menurut saya.

Di Hutan Pinus Semeru juga disediakan wahana flying fox bagi yang menyukai tantangan bisa mencoba wahana ini dengan merogoh kocek Rp. 15.000 saja untuk sekali permainan.Atau jika ingin bersantai seperti saya cukup dengan memesan kopi dan snack di warung-warung yang disediakan di sini sambil memutar lagu-lagu syahdu.

Untuk akses menuju lokasi ini cukup mudah namun sayang belum ada transportasi umum, sehingga d'traveler harus menggunakan kendaraan pribadi untuk sampai disini. Lokasinya berjarak sekitar 45 km dari kota Malang atau bisa ditempuh dalam waktu 1 jam saja dari pusat Kota Malang.

Kisah Bandara Kualanamu Gantikan 'Kakak' yang Sudah Berusia 85 Tahun

 Bandar Udara (Bandara) Internasional Kualanamu adalah bandara kebanggaan masyarakat Provinsi Sumatera Utara. Bandara ini sebelumnya adalah bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Soekarno Hatta, namun posisinya digeser Bandara Kertajati yang belum lama ini diresmikan.

Dilansir dari berbagai sumber, awal mula pembangunan Bandara Kualanamu ini tujuannya adalah menggantikan Bandara Polonia yang usianya sudah lebih dari 85 tahun. Namun bukan itu saja, Bandara Polonia juga dianggap terlalu dekat dengan permukiman sehingga kapasitasnya tidak bisa berkembang.

Rencana pemindahan Bandara Polonia ini sudah muncul sejak 1992. Menteri Perhubungan saat itu, Azwar Anas, berkata bahwa demi keselamatan penerbangan, bandara akan dipindah ke luar kota. Akhirnya persiapan pembangunan terealisasi pada 1997. Namun krisis moneter yang dimulai pada tahun yang sama kemudian memaksa rencana pembangunan ditunda.

Sampai pada 2005 terjadi kecelakaan pesawat Mandala Airlines yang menewaskan Gubernur Sumatera Utara Tengku Rizal Nurdin, juga menyebabkan beberapa warga yang tinggal di sekitar wilayah bandara tewas akibat letak bandara yang terlalu dekat dengan permukiman. Seruan pemindahan bandara pun muncul kembali.

Pada 5 September 2006 pembangunan bandara ini pun dimulai. Lalu pada awal 2013 pembangunan bandara telah mencapai 95 persen. Kemudian pada 10 Januari 2013 bandara ini melakukan percobaan sistem navigasi dan teknis. Bandara dibuka pada 25 Juli 2013.

Sampai saat ini Bandar Udara Internasional Kualanamu telah menjadi salah satu bandara yang cukup sibuk, terutama pada saat momen-momen tertentu, misalnya Idul Fitri.

Pertumbuhan ini pun berdampak pada transportasi lainnya di sekitar bandara. Grab, sebagai penyedia jasa transportasi online bahkan mencatat perjalanan Grab menuju Bandar Udara Internasional Kualanamu pada 2018 mencapai angka lebih dari 150 ribu perjalanan.

Marketing Director Grab Indonesia, Mediko Azwar pun mengatakan tingginya angka pesanan menuju bandara ini menunjukkan bahwa Grab menjadi sarana transportasi intermoda, yang memberikan opsi praktis dan efisien bagi para pengguna jasa angkutan udara.

"Pencapaian pada tahun 2018 ini memacu Grab sebagai O2O mobile platform terkemuka di Indonesia untuk meningkatkan pengalaman pelanggan kami dalam memajukan industri pariwisata di Indonesia pada 2019," ujar Mediko seperti dikutip dalam laman resmi Grab, Selasa (12/2/2019).

Wisata Hutan Pinus Semeru di Malang yang Kekinian

Wajah wisata Hutan Pinus Semeru di Malang makin kekinian. Hutan sejuk ini cocok dikunjungi buat kamu yang doyan selfie dan foto-foto cakep di Instagram.

Akhir-akhir ini wisata merupakan sektor yang berkembang pesat. Bentang alam nusantara yang beragam dan tuntutan kaum milenial akan hiburan membuat banyak pelaku wisata memutar otak untuk mengembangkan bisnis pariwisatanya, salah satunya adalah Hutan Pinus Semeru.

Lokasi perkebunan pinus yang disulap menjadi objek wisata kekinian di Malang. Kawasan ini dahulunya hanyalah kawasan hutan pinus yang yang dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk diambil getahnya.

Lokasinya berada di Desa Sumber Putih, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Seperti dengan namanya kawasan ini dipenuhi oleh pohon pinus yang berjajar rapi. Kebetulan pada saat ke sana saya sempat berbincang dengan salah satu pengurus Karang Taruna yang juga pengelola tempat wisata tersebut. Namanya mulai dikenal setelah pada tahun 2016 ada sekelompok mahasiswa yang sedang melakukan KKN di desa itu dan mengunggah foto kawasan tersebut ke sosmed.

Karena keunikannya sehingga banyak orang yang penasaran yang datang. Pada akhirnya warga desa dibantu oleh mahasiswa KKN untuk menata kawasan itu menjadi objek wisata kekinian. Nama yang diberikanpun cukup menarik Hutan Pinus Semeru sehingga orang yang baru dengar pasti penasaran seperti apa sih kawasan tersebut.

Pada saat pertama kali datang hawa sejuk langsung menyapa, ditambah dengan suara angin yang lewat disela-sela pohon membuat syahdu dan rilex siapa saja yang datang. Aroma khas pinus sesekali tercium ditambah dengan kicauan burung membuat kawasan ini cocok untuk sekedar melepas penat atau buat yang hobi fotografi sangat cocok untuk hunting foto.Tak hanya pohon-pohon pinus yang berjejer rapi disini juga dipasang tulisan-tulisan yang inspiratif seperti "Prewed terus, kapan nikahnya?" atau tulisan kekinian lainnya.

Gunung Batur yang Ramah Bagi Pendaki Pemula

Bali menyediakan paket wisata komplet bagi wisatawan. Kamu yang suka naik gunung, bisa coba Gunung Batur yang ramah terhadap pendaki pemula.

Selain pantai, danau, seni dan budaya, hiburan, persawahan indah yang bisa kalian nikmati di Bali, kalian para wisatawan bisa lho mencoba naik gunung di Bali.

Gunung Batur yang berlokasi di Kintamani, Kabupaten Bangli merupakan gunung yang pas dan ramah bagi para pendaki pemula. Mengapa demikian?

1. Ketinggiannya 1.717 mdpl

Dengan ketinggian 1.717 mdpl, tracking di Gunung Batur termasuk aman bagi para pemula. Hanya membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 3 jam untuk sampai di puncak gunung. Ketika saya dan beberapa teman memutuskan untuk mendaki Gunung Batur, kami menghabiskan waktu sekitar 3 jam karena kebanyakan dari kami adalah wanita dan pendaki pemula.

Kami berangkat dari Denpasar sekitar pukul 11.00 malam dan sampai di pos pendakian Gunung Batur pukul 01.00 WITA dini hari. Kami menunggu hingga pukul 02.00 WITA agar siap mendaki Gunung Batur dan sampai di puncak langsung dapat meyaksikan sunrise. Gunung Batur merupakan salah satu spot sunrise terbaik di Bali dengan latar pemandangan gunung dan danau Batur yang indah.

Setelah bersiap-siap, saya dan rombongan mulai naik ke Gunung Batur pukul 02.00 dini hari sehingga sampai di puncak Batur pukul 05.00 WITA dan langsung bisa menyaksikan sunrise yang mulai terbit pukul 05.30 WITA hingga 06.00 WITA.

2. Memiliki jalur pendakian yang jelas

Bagi kalian yang berpikir takut tersesat ketika mendaki gunung, jangan khawatir bila kalian mendaki Gunung Batur! jalur tracking di Gunung Batur sangat jelas. Bahkan sekitar 3 km di awal pendakian jalur yang kita lewati masih ber-aspal.

Dari mulai awal pendakian hingga sampai ke puncak jalurnya sudah sangat jelas dan terdapat beberapa penunjuk arah. Jalurnyapun dipenuhi bebatuan, bukan butan lebat, jadi jalan menuju ke puncak sangat jelas.

3. Ramai Pengunjung

Jangan takut mendaki sendiri jika kalian mendaki ke Gunung Batur! setiap harinya terdapat banyak sekali pendaki mulai dari masyarakat lokal, wisatawan domestik, maupun wisatawan luar negeri. Ketika kalian mendaki ke Gunung Batur, jika sudah berada di posisi yang lumayan tinggi, maka tengoklah ke bawah, akan terlihat cahaya-cahaya yang berbaris mengular seperti kunang-kunang di sepanjang jalur pendakian.

Cahaya-cahaya tesebut adalah cahaya dari senter yang dibawa oleh para pendaki, banyak sekali jumlahnya. Jangan heran bila kalian menemukan banyak pendaki bule. Pendakian Gunung Batur merupakan salah satu paket wisata favorit para wisatawan asing. Mereka akan mendaki ditemani seorang guide, kemudian dilanjutkan berendam di permandian air panas sekitar Gunung Batur.

4. Terdapat banyak pedagang makanan di puncak

Bagi kalian yang tidak kuat membawa banyak beban berat, maka kurangi saja isi ransel kalian! tinggalkan makanan kalian di bawah. Kalian tidak perlu khawatir kelaparan, di puncak Gunung Batur, terdapat pedagang-pedagang yang menjual makanan seperti mie instan, jagung, ubi rebus, teh hangat, dan lainnya. Yaa walaupun harganya lebuh mahal dari harga makanan tersebut pada umumnya, tapi sesuai dengan effort para pedagang yang telah membawa dagangannya ke puncak.

Di puncak Gunung Batur suhunya lumayan dingin. Saya memilih membeli teh hangat untuk menemani saya menikmati pemandangan terbitnya matahari. Setelah sunrise, saya dan rombongan langsung turun. Karena banyak spot bagus untuk dinikmati dan berfoto di sepanjang jalur pendakian yang tidak sempat kita lihat ketika naik ke puncak karena gelap.

Selain itu, suhu udara di Gunung Batur akan berubah menjadi terik dan panas ketika matahari sudah tinggi. Oleh karena itu, sebaiknya pukul 10.00 pagi kalian sudah harus sampai kembali di pos pendakian.

5. Terdapat banyak penginapan di sekitar Gunung Batur

Bagi kalian yang ingin menginap di sekitar Gunung Batur agar lebih mudah memulai pendakian, atau bagi kalian yang merasa lelah setelah selesai mendaki dan ingin beristirahat dengan nyaman, terdapat banyak penginapan yang menawarkan pemandangan gunung dan lake view yang bisa kalian pilih di sekitar Gunung Batur.

Agar lebih mudah, kalian dapat memesan penginapan menggunakan aplikasi tiket.com karena di tiket.com #semuaadatiketnya

Dalam aplikasi mobile tiket.com kalian tinggal memilih menu hotel kemudian menggunakan fitur 'dekat saya' untuk menemukan penginapan terbaik yang berada di dekat kalian. hotel-hotel dengan harga terbaik akan ditampilkan lengkap dengan review, fasilitas, lokasi dan informasi hotel lainnya. Tunggu apa lagi? segera download aplikasi tiket.com dan wujudkan liburanmu!

Tol Mahal, Kembali ke Pantura dan Wisata ke 4 Pantai Ini

Walau memotong waktu tempuh dengan signifikan, Tol Trans Jawa disebut mahal oleh sejumlah kalangan. Buat kamu yang mau kembali lewat Pantura, ada 4 pantai ini.

Dikeluhkan mahal oleh sejumlah pengusaha truk dan jasa angkutan, tak sedikit yang kembali beralih ke jalur pantura ketimbang lewat tol. Di satu sisi, jalur Pantura juga menawarkan sejumlah destinasi yang bisa dikunjungi.

Dihimpun oleh detikTravel, Selasa (12/2/2019), berikut adalah 4 pantai yang bisa kamu hampiri jika lewat jalur Pantura:

1. Pantai Eretan Wetan, Indramayu

Dikenal sebagai kabupaten penghasil mangga, Indramayu juga punya pantai yang bisa dikunjungi oleh traveler. Salah satunya adalah Pantai Eretan Wetan atau yang dikenal juga sebagai Pantai Solikin.

Untuk menikmati keindahan pantai ini, traveler pun disarankan datang pada sore hari. Kamu pun bisa melihat indahnya sunset dari pondok-pondok yang disediakan oleh masyarakat sekitar.

Traveler harus lebih dulu mencapai MTs Negeri Kandanghaur, dan melanjutkan perjalanan sejauh 1 km dengan berjalan kaki atau motor ke arah Utara untuk mencapai pantai tersebut.

2. Pantai Randusanga, Brebes

Selain punya telur asin dan bawang merah, Brebes juga punya pantai yang bisa dikunjungi. Salah satu yang jadi rekomendasi adalah Pantai Randusanga indah atau disingkat Parin.

Memiliki panjang sekitar 2 km, Pantai Randusanga juga dilengkapi dengan sejumlah fasilitas tambahan seperti kafe dan rumah makan. pantai ini pun telah dikelola oleh dinas pariwisata setempat.

3. Pantai Widuri, Pemalang

Pantai Widuri merupakan salah satu destinasi wisata di Desa Widuri atau sebelah utara jalur arteri Pantura, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Tidak hanya sekadar pantai, di lokasi ini juga tersedia beragam wahana permainan.

Tidak kalah dengan Ancol di Jakarta, destinasi Pantai Widuri dilengkapi dengan water slide dengan ketinggian 13 km dan wahana Kids Water Playground.

4. Pantai Alam Indah, Tegal

Memasuki daerah Tegal, Jawa Tengah, bila merasa lelah Anda bisa singgah sejenak di Pantai Alam Indah. Destinasi wisata dekat pusat Kota Tegal ini memiliki letak yang sangat strategis karena berada dalam jalur Pantura.

Salah satu dari jajaran Pantai Utara ini, menyediakan panorama pantai yang apik. Deburan ombak yang besar dari Laut Jawa menjadi latar belakang yang memesona.

Anda bisa bersantai di pinggir pantai, sambil mengendorkan otot-otot tubuh saat melakukan perjalanan menuju kampung halaman. Banyak hal yang bisa pelancong lakukan di sini, mulai dari bersantai di pinggir pantai, berenang, sampai bermain perahu menjelajah Pantai Alam Indah.

Itulah beberapa pantai yang bisa dikunjungi jika traveler melewati jalur Pantura. Bisa jadi alternatif wisata buat kamu pengendara mobil yang menghindari lewat Tol Trans Jawa.

Gunung Batur yang Ramah Bagi Pendaki Pemula

Bali menyediakan paket wisata komplet bagi wisatawan. Kamu yang suka naik gunung, bisa coba Gunung Batur yang ramah terhadap pendaki pemula.

Selain pantai, danau, seni dan budaya, hiburan, persawahan indah yang bisa kalian nikmati di Bali, kalian para wisatawan bisa lho mencoba naik gunung di Bali.

Gunung Batur yang berlokasi di Kintamani, Kabupaten Bangli merupakan gunung yang pas dan ramah bagi para pendaki pemula. Mengapa demikian?

1. Ketinggiannya 1.717 mdpl

Dengan ketinggian 1.717 mdpl, tracking di Gunung Batur termasuk aman bagi para pemula. Hanya membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 3 jam untuk sampai di puncak gunung. Ketika saya dan beberapa teman memutuskan untuk mendaki Gunung Batur, kami menghabiskan waktu sekitar 3 jam karena kebanyakan dari kami adalah wanita dan pendaki pemula.

Kami berangkat dari Denpasar sekitar pukul 11.00 malam dan sampai di pos pendakian Gunung Batur pukul 01.00 WITA dini hari. Kami menunggu hingga pukul 02.00 WITA agar siap mendaki Gunung Batur dan sampai di puncak langsung dapat meyaksikan sunrise. Gunung Batur merupakan salah satu spot sunrise terbaik di Bali dengan latar pemandangan gunung dan danau Batur yang indah.

Setelah bersiap-siap, saya dan rombongan mulai naik ke Gunung Batur pukul 02.00 dini hari sehingga sampai di puncak Batur pukul 05.00 WITA dan langsung bisa menyaksikan sunrise yang mulai terbit pukul 05.30 WITA hingga 06.00 WITA.

2. Memiliki jalur pendakian yang jelas

Bagi kalian yang berpikir takut tersesat ketika mendaki gunung, jangan khawatir bila kalian mendaki Gunung Batur! jalur tracking di Gunung Batur sangat jelas. Bahkan sekitar 3 km di awal pendakian jalur yang kita lewati masih ber-aspal.

Dari mulai awal pendakian hingga sampai ke puncak jalurnya sudah sangat jelas dan terdapat beberapa penunjuk arah. Jalurnyapun dipenuhi bebatuan, bukan butan lebat, jadi jalan menuju ke puncak sangat jelas.

Kamis, 27 Februari 2020

Menpar Resmikan 2 Tempat Wisata Baru di Purworejo

Purworejo punya dua tempat wisata baru yang diresmikan Menpar Arief Yahya. Tempat ini bisa jadi tujuan liburan akhir pekan kali ini.

Badan Otorita Borobudur (BOB) luncurkan destinasi wisata baru yakni Glamping D'Loano dan Pasar Digital Menoreh di Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo. Dua destinasi wisata baru tersebut diresmikan oleh Menpar Arief Yahya.

"Ya hari ini telah kami resmikan obyek wisata baru di Purworejo yakni Pasar Digital Menoreh dan Glamping D'Loano," kata Menpar di sela-sela acara, Kamis (14/2/2019).

Arief menambahkan, sasaran dibangunnya destinasi itu adalah wisatawan milenial yang suka dengan wisata nomadik. Selain itu, obyek wisata yang viral di media sosial atau disebut wisata digital juga sangat digemari oleh para wisatawan tersebut.

"Jadi ujungnya itu sebenarnya milenial, ternyata 50% yang datang ke Indonesia itu milenial dan milenial itu ada beberapa kesukaannya salah satunya nomadik, yang kedua digital. Jadi detinasi seperti ini menurut kita biasa tapi menurut milenial enggak. Kok bisa? Ya begitulah mereka jadi trending topik kemana-mana," imbuhnya.

Untuk itu menpar berpesan bagi siapa saja yang membuat destinasi milenial agar harganya terjangkau. Di Indonesia sendiri hingga sekarang baru terdapat kurang dari 60 pasar digital.

Meski berbentuk digital dan terkesan modern, namun di Pasar Menoreh dijajakan berbagai produk kuliner olahan desa dan UMKM se-Kabupaten Purworejo. Diharapkan pasar ini nantinya bisa ikut membantu meningkatkan perekonomian warga masyarakat setempat.

Sementara itu, Direktur Destinasi BOB, Agustin Paranginangin mengatakan Glamping atau Glamorous Camping membuat para wisatawan tidak perlu repot menyiapkan peralatan memasak sendiri atau bingung saat akan ke kamar mandi. Dalam glamping, segala kemewahan penginapan ditemukan tanpa kehilangan sensasi berkemah di tengah hutan.

Glamping memang diperuntukkan untuk wisatawan yang ingin menikmati sensasi kemping di alam dengan suasana hutan, namun bisa tetap nyaman dengan tinggal di dalam tenda yang lengkap dengan fasilitas seperti kamar hotel. Karena tidak seperti tenda biasa, tarifnya pun tak jauh beda seperti sewa hotel yakni berkisar Rp 500.000 per orang dalam semalam.

Harga tersebut sudah termasuk makan 3 kali, snack dan bebas menikmati minuman teh serta kopi. Belasan tenda fasilitas lain nantinya akan menghiasi puncak perbukitan Menoreh dengan luas 309 hektar tersebut.

"Dari 309 hektar Zona Otorita, akan dibagi kavling-kavling pengembangan dan pengelolaan. Untuk tenda sendiri memiliki kapasitas 6 orang dengan fasilitas tempat tidur, meja, listrik dan lain-lain. Selain tenda untuk beristirahat, di area ini juga tersedia fasilitas lain seperti musala, toilet, restoran, ruang meeting, arena hiburan anak, hingga panggung pertunjukan," kata Agustin saat ditemui detikTravel di area kemping.

Dengan konsep budaya dan petualangan, masyarakat setempat pun ikut dilibatkan dalam pembangunan glamping ini. Konsep bertumpu pada daya tarik budaya dan alam, serta interaksi yang harmonis antara wisatawan dengan alam. Ada tiga komponen dalam konsep ini yaitu alam, aktivitas fisik, dan pertukaran budaya.

"Ke depan untuk Zona Otorita akan membidik wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara dengan segmentasi keluarga dan individual," lanjutnya.

Cara kesana:

Jika ingin menuju ke tempat tersebut, dari pusat Kota Purworejo kita bisa langsung meluncur dengan kendaraan pribadi ke arah timur laut dengan jarak sekitar 25 km. Dalam perjalanan kita juga bisa menikmati jalan yang berkelok-kelok dengan dihiasi tebing-tebing indah di sebelah kanan dan kiri serta hijaunya pepohonan yang membuat suasana semakin sejuk. Tempat ini cocok banget untuk liburan akhir pekan. 

Menpar Nilai Tol Trans Jawa Bantu Konektivitas Wisata di Jateng

Menpar Arief Yahya mengatakan jalan Tol Trans Jawa membantu konektivitas objek wisata di Purworejo dan Jawa Tengah. Setiap pintu tol mesti jadi akses wisata.

"Itu sangat betul, kita punya Tol Trans Jawa 1.000 km. Dengan adanya tol itu destinasi kita harapkan bisa semakin hidup terutama yang nomadik atau bisa berpindah-pindah dari kota satu ke kota lain dengan waktu relatif cepat, saya tadi dari Semarang ke sini juga cuma dua jam," kata Arief di sela-sela peresmian obyek wisata baru di Purworejo, Kamis (14/2/2019).

Menpar Arief Yahya mengusulkan, ke depannya di setiap pintu tol bisa dibangun akses jalan langsung menuju obyek wisata terdekat. Hal tersebut juga untuk mencegah penurunan pengunjung wisata.

"Agar tidak turun, maka saya harap di pintu tol bisa dibangun jalan akses menuju obyek wisata terdekat. Untuk yang di Pantura pengunjungnya berkurang atau tidak sekarang saya belum tahu," lanjutnya.

Tak hanya tol, keberadaan New Yogyakarta International Airport nantinya juga akan membantu menarik wisatawan terutama wisatawan mancanegara untuk menikmati destinasi di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Saat ini, Bandara Adi Sucipto Yogyakarta sudah over loaded sehingga tidak bisa lagi maksimal dalam menerima wisatawan.

"Bandara Adi Sucipto itu sudah over loaded, sudah 400%. Jadi kapasitasnya 1,5 juta tapi bebannya 6 juta. Saya sebagai Menpar menjamin ketika kita punya bandara baru saya garansi jumlah wisman yang datang ke Jateng dan DIY ada 2 juta, jadi akan ada uang sekitar Rp 30 triliun yang beredar per tahun," pungkasnya.

Menpar Resmikan 2 Tempat Wisata Baru di Purworejo

Purworejo punya dua tempat wisata baru yang diresmikan Menpar Arief Yahya. Tempat ini bisa jadi tujuan liburan akhir pekan kali ini.

Badan Otorita Borobudur (BOB) luncurkan destinasi wisata baru yakni Glamping D'Loano dan Pasar Digital Menoreh di Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo. Dua destinasi wisata baru tersebut diresmikan oleh Menpar Arief Yahya.

"Ya hari ini telah kami resmikan obyek wisata baru di Purworejo yakni Pasar Digital Menoreh dan Glamping D'Loano," kata Menpar di sela-sela acara, Kamis (14/2/2019).

Arief menambahkan, sasaran dibangunnya destinasi itu adalah wisatawan milenial yang suka dengan wisata nomadik. Selain itu, obyek wisata yang viral di media sosial atau disebut wisata digital juga sangat digemari oleh para wisatawan tersebut.

"Jadi ujungnya itu sebenarnya milenial, ternyata 50% yang datang ke Indonesia itu milenial dan milenial itu ada beberapa kesukaannya salah satunya nomadik, yang kedua digital. Jadi detinasi seperti ini menurut kita biasa tapi menurut milenial enggak. Kok bisa? Ya begitulah mereka jadi trending topik kemana-mana," imbuhnya.

Untuk itu menpar berpesan bagi siapa saja yang membuat destinasi milenial agar harganya terjangkau. Di Indonesia sendiri hingga sekarang baru terdapat kurang dari 60 pasar digital.

Meski berbentuk digital dan terkesan modern, namun di Pasar Menoreh dijajakan berbagai produk kuliner olahan desa dan UMKM se-Kabupaten Purworejo. Diharapkan pasar ini nantinya bisa ikut membantu meningkatkan perekonomian warga masyarakat setempat.

Sementara itu, Direktur Destinasi BOB, Agustin Paranginangin mengatakan Glamping atau Glamorous Camping membuat para wisatawan tidak perlu repot menyiapkan peralatan memasak sendiri atau bingung saat akan ke kamar mandi. Dalam glamping, segala kemewahan penginapan ditemukan tanpa kehilangan sensasi berkemah di tengah hutan.

Probolinggo Carikan Rp 500 Jutaan, Bangun Trek Pendaki Argopuro

Demi mempermudah akses pendaki menuju kawasan wisata di wilayah Gunung Argopuro, pemerintah setempat membuat akses jalan. Dananya mencapai Rp 500 jutaan.

Pemerintah Kabupaten Probolinggo, segera membangun trek jalan setapak dengan panjang jalan sekitar 2 kilometer. Kasi Destinasi Wisata Disporaparbud Kabupaten Probolinggo, Musa mengatakan, jika pembangunan jalan setapak itu saat ini telah memasuki tahap perencanaan.

Titik jalan setapak dimulai dari pintu masuk kawasan Hutan Damar, yang berada di wilayah Bermi, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo menuju 2 kilometer ke atas. Sementara trek jalan setapak berupa Paving, dengan lebar jalan sekitar 1,5 meter. Di sepanjang trek jalan setapak, nantinya akan dilengkapi pula beberapa rambu penunjuk arah bagi para pendaki.

"Awal pembangunan trek jalan setapak, kita bangun sepanjang 2 kilometer dulu mas disesuaikan dengan anggaran yang ada. Selain pembangunan jalan, ada juga perbaikan pos-pos peristirahatan atau shelter," paparnya saat dihubungi detikTravel, Kamis (14/02/19) kemarin.

Musa menjelaskan Triwulan pertama, telah memasuki tahap pemetaan gambar trek jalan setapak. Dan di Triwulan kedua sekitar April, Mei, dan Juni baru memasuki tahap pembangunan fisik.

Pembangunan jalan setapak sendiri, ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2019 mendatang. Dan di tahun 2020 akan dilanjutkan kembali, pembangunan trek jalan setapak hingga kawasan obyek wisata Taman Hidup.

Sementara anggaran pembangunan trek jalan setapak di tahun 2019 sekitar Rp 500 juta, ditambah pembangunan resta area sekitar Rp 225 juta.

"Anggaran untuk pembangunan trek jalan setapak ini 500 juta mas, sedangkan di tahun 2020 nanti pemerintah akan menganggarkan kembali," pungkasnya.

Kawasan Gunung Argopuro dengan ketinggian sekitar 3088 Mdpl masuk dalam pengawasan dan pengelolaan Sub BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) wilayah Jember.

Di obyek wisata alam itu, terdapat spot-spot obyek wisata cukup luar biasa keindahanhya, meliputi areal Hutan Damar, obyek wisata alam Taman Hidup hingga Cikasur Savana.

Menpar Nilai Tol Trans Jawa Bantu Konektivitas Wisata di Jateng

Menpar Arief Yahya mengatakan jalan Tol Trans Jawa membantu konektivitas objek wisata di Purworejo dan Jawa Tengah. Setiap pintu tol mesti jadi akses wisata.

"Itu sangat betul, kita punya Tol Trans Jawa 1.000 km. Dengan adanya tol itu destinasi kita harapkan bisa semakin hidup terutama yang nomadik atau bisa berpindah-pindah dari kota satu ke kota lain dengan waktu relatif cepat, saya tadi dari Semarang ke sini juga cuma dua jam," kata Arief di sela-sela peresmian obyek wisata baru di Purworejo, Kamis (14/2/2019).

Menpar Arief Yahya mengusulkan, ke depannya di setiap pintu tol bisa dibangun akses jalan langsung menuju obyek wisata terdekat. Hal tersebut juga untuk mencegah penurunan pengunjung wisata.

"Agar tidak turun, maka saya harap di pintu tol bisa dibangun jalan akses menuju obyek wisata terdekat. Untuk yang di Pantura pengunjungnya berkurang atau tidak sekarang saya belum tahu," lanjutnya.

Tak hanya tol, keberadaan New Yogyakarta International Airport nantinya juga akan membantu menarik wisatawan terutama wisatawan mancanegara untuk menikmati destinasi di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Saat ini, Bandara Adi Sucipto Yogyakarta sudah over loaded sehingga tidak bisa lagi maksimal dalam menerima wisatawan.

"Bandara Adi Sucipto itu sudah over loaded, sudah 400%. Jadi kapasitasnya 1,5 juta tapi bebannya 6 juta. Saya sebagai Menpar menjamin ketika kita punya bandara baru saya garansi jumlah wisman yang datang ke Jateng dan DIY ada 2 juta, jadi akan ada uang sekitar Rp 30 triliun yang beredar per tahun," pungkasnya.

Gunungkidul Adopsi Smart City dan Siapkan e-tourism

Pemkab Gunungkidul akan membangun smart city pada tahun 2019. Untuk sektor pariwisata akan diluncurkan e-tourism. Info wisata sampai tiket, bisa dicari di internet.

Kepala Bidang (Kabid) Layanan Informatika, Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Gunungkidul, Kelik Yuniantoro menjelaskan, e-tourism adalah produk dari pemanfaatan smart city di sektor pariwisata. Menurut Kelik, dengan adanya e-tourism, Pemkab berharap dapat memajukan sektor pariwisata di Kabupaten Gunungkidul.

"Dengan e-tourism itu kami ingin wisatawan dilayani sebelum datang ke tempat-tempat wisata. Jadi wisatawan akan kami suguhi tempat-tempat wisata dalam platform digital, nanti di dalamnya juga ada e-tiketing, e-hotel, e-kuliner, e-transport yang memudahkan wisatawan saat berkunjung ke Gunungkidul," ujarnya kepada wartawan saat ditemui di ruang rapat Bupati, komplek perkantoran Pemkab Gunungkidul, Kamis (14/2/2019).

Lanjut Kelik, e-tourism juga sebagai upaya Pemkab Gunungkidul agar dapat berinteraksi dengan wisatawan yang datang. Di mana interaksi tersebut dapat menunjang sektor pariwisata di Gunungkidul.

"Gini, jadi kalau pakai e-tourism kan bisa dilihat mana tempat wisata yang paling banyak diminati. Terus kelihatan mana (tempat wisata) yang tidak diminati itu disebabkan apa, dan nanti dari OPD terkait jadi bisa memperbaikinya," katanya.

Selain itu, dengan adanya e-tourism, Pemkab tidak lagi berorientasi berapa jumlah wisatawan yang masuk ke Gunungkidul, tapi berubah jadi apa yang dirasakan para wisatawan saat berkunjung ke Gunungkidul. Dengan itu, sektor pariwisata dapat lebih berkembang lagi.

Disinggung mengenai kapan realisasi e-tourism tersebut, Kelik menyebut saat ini Pemkab tengah menyelesaikan insfratruktur pendukung smart city. Meski demikian, ia menilai bahwa e-tourism dapat mulai berjalan tahun depan.

"Paling tidak insfrastruktur dapat kita selesaikan pada tahun 2019 sampai awal 2020, dan kita targetkan 2020 dapat berjalan semua," ujarnya.

Ditambahkan Kelik, sasaran smart city nantinya tidak hanya menyasar sektor pariwisata. Namun akan menyasar sektor-sektor lainnya, seperti sektor pendidikan dengan PPDB Online, CBT dan SIPKS.

Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Dinas Pariwisata (Dinpar) Gunungkidul, Hary Sukmono mendukung rencana pengembangan e-tourism. Hary juga mengungkapkan kesiapan Dinpar untuk menyambut adanya e-tourism.

"Dari kami mendukung, karena untuk mengembangkan sektor pariwisata saat ini kan harus beradaptasi dengan perkembangan zaman juga," ujarnya saat dihubungi wartawan.

Disinggung mengenai adanya e-ticketing yang akan berdampak terhadap keberadaan petugas di Tempat Pemungutan Retribusi (TPR), Hary menyebut akan mengkajinya kembali. Namun, Hary tidak memungkiri pemanfaatan teknologi dapat meningkatkan perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Gunungkidul.

"Untuk masalah digantikannya tenaga manusia itu kan masih dikaji lagi. Kalau memang iya, mereka kan aparatur negara, jadi bisalah difungsikan ke bidang lainnya," tukas Hary.

Raih Hotel Bintang 3 Terbaik, Patra Comfort Bandung Tingkatkan Layanan

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memberikan penghargaan The Best 3-Star Hotel pada Patra Comfort Bandung. Pelayanannya akan terus ditingkatkan.

Senin (11/2) kemarin, PHRI menggelar Anugerah PHRI 2019 yang diselenggarakan di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta. Ajang tersebut merupakan apresiasi kepada hotel-hotel di Indonesia.

Dalam siaran pers yang diterima detikTravel, Jumat (15/2/2019) Patra Comfort Bandung menyabet predikat sebagai The Best 3-Star Hotel di tahun 2018. PHRI sendiri merupakan suatu organisasi yang berorientasi kepada pembangunan dan peningkatan kepariwisataan melalui bidang jasa perhotelan dan restoran di Indonesia.

Direktur Utama PT Patra Jasa Hari Tjahya Wibowo dan GM Patra Comfort Bandung Endang L, menerima penghargaan The Best 3-Star Hotel untuk Patra Comfort Bandung dalam acara tersebut. Bahkan, Anugerah PHRI 2019 turut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.

"Penghargaan ini membuktikan bahwa Patra Jasa telah mengelola hospitality melalui hotel Patra Comfort Bandung secara lebih modern dan lebih baik," kata Hari Tjahya Wibowo.

Patra Comfort Bandung merupakan salah satu hotel yang strategis di Bandung, berlokasi di Jalan Ir H Djuanda (Dago). Hotel ini memiliki 85 kamar dan 2 fasilitas meeting. Saat akhir pekan, Patra Comfort Bandung menjadi pilihan traveler yang datang berlibur dari Jakarta.

"Penghargaan ini memberikan semangat dan motivasi kepada kami untuk lebih maju dan berkembang sebagai the best hotel di Indonesia," tutup Hari Tjahya Wibowo.

Gunungkidul Adopsi Smart City dan Siapkan e-tourism

Pemkab Gunungkidul akan membangun smart city pada tahun 2019. Untuk sektor pariwisata akan diluncurkan e-tourism. Info wisata sampai tiket, bisa dicari di internet.

Kepala Bidang (Kabid) Layanan Informatika, Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Gunungkidul, Kelik Yuniantoro menjelaskan, e-tourism adalah produk dari pemanfaatan smart city di sektor pariwisata. Menurut Kelik, dengan adanya e-tourism, Pemkab berharap dapat memajukan sektor pariwisata di Kabupaten Gunungkidul.

"Dengan e-tourism itu kami ingin wisatawan dilayani sebelum datang ke tempat-tempat wisata. Jadi wisatawan akan kami suguhi tempat-tempat wisata dalam platform digital, nanti di dalamnya juga ada e-tiketing, e-hotel, e-kuliner, e-transport yang memudahkan wisatawan saat berkunjung ke Gunungkidul," ujarnya kepada wartawan saat ditemui di ruang rapat Bupati, komplek perkantoran Pemkab Gunungkidul, Kamis (14/2/2019).

Lanjut Kelik, e-tourism juga sebagai upaya Pemkab Gunungkidul agar dapat berinteraksi dengan wisatawan yang datang. Di mana interaksi tersebut dapat menunjang sektor pariwisata di Gunungkidul.

"Gini, jadi kalau pakai e-tourism kan bisa dilihat mana tempat wisata yang paling banyak diminati. Terus kelihatan mana (tempat wisata) yang tidak diminati itu disebabkan apa, dan nanti dari OPD terkait jadi bisa memperbaikinya," katanya.

Selain itu, dengan adanya e-tourism, Pemkab tidak lagi berorientasi berapa jumlah wisatawan yang masuk ke Gunungkidul, tapi berubah jadi apa yang dirasakan para wisatawan saat berkunjung ke Gunungkidul. Dengan itu, sektor pariwisata dapat lebih berkembang lagi.

Disinggung mengenai kapan realisasi e-tourism tersebut, Kelik menyebut saat ini Pemkab tengah menyelesaikan insfratruktur pendukung smart city. Meski demikian, ia menilai bahwa e-tourism dapat mulai berjalan tahun depan.

"Paling tidak insfrastruktur dapat kita selesaikan pada tahun 2019 sampai awal 2020, dan kita targetkan 2020 dapat berjalan semua," ujarnya.

Ditambahkan Kelik, sasaran smart city nantinya tidak hanya menyasar sektor pariwisata. Namun akan menyasar sektor-sektor lainnya, seperti sektor pendidikan dengan PPDB Online, CBT dan SIPKS.

Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Dinas Pariwisata (Dinpar) Gunungkidul, Hary Sukmono mendukung rencana pengembangan e-tourism. Hary juga mengungkapkan kesiapan Dinpar untuk menyambut adanya e-tourism.

"Dari kami mendukung, karena untuk mengembangkan sektor pariwisata saat ini kan harus beradaptasi dengan perkembangan zaman juga," ujarnya saat dihubungi wartawan.

Bukan di Belanda, Ini di Aceh

Liburan ke Aceh rupanya tidak selalu untuk berwisata tsunami, religi, sejarah atau alam baharinya yang cantik. Bersama keluarga, Anda dapat mengisi hari libur di Taman Rusa di Aceh Besar dengan beberapa wahana yang tersedia.

Untuk menambah tujuan wisata Anda di Aceh Besar, kini Taman Rusa semakin komplit untuk di kunjungi. Tempat wisata ini telah mempercantik diri dengan ditambahi koleksi berbagai hewan dan unggas di kebun binatang mininya seperti rusa ,burung merak, buaya bahkan beruang juga ada.

Selain lokasinya yang tenang dan lebih alami, Taman Rusa ini juga memiliki berbagai permainan anak yang aman digunakan. Wahananya bervariasi dari Bianglala, kereta, sepeda, kolam renang dengan wahana airnya yang makin komplit.

Terletak di Desa Lamtanjong, Sibreh yang berjarak sekiat dua puluh menit perjalanan darat dari Kota Banda Aceh lokasi ini juga punya kincir pajangan kincir angin seperti di Belanda yang menjadi lokasi foto-foto para pengunjung.

Tak sedikit juga masyarakat hingga wisatawan yang mengajak keluarga untuk berwisata ke Taman Rusa ini. Kehadiran taman ini pun pilihan destinasi wisata di Aceh khususnya di Aceh Besar ini.

Raih Hotel Bintang 3 Terbaik, Patra Comfort Bandung Tingkatkan Layanan

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memberikan penghargaan The Best 3-Star Hotel pada Patra Comfort Bandung. Pelayanannya akan terus ditingkatkan.

Senin (11/2) kemarin, PHRI menggelar Anugerah PHRI 2019 yang diselenggarakan di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta. Ajang tersebut merupakan apresiasi kepada hotel-hotel di Indonesia.

Dalam siaran pers yang diterima detikTravel, Jumat (15/2/2019) Patra Comfort Bandung menyabet predikat sebagai The Best 3-Star Hotel di tahun 2018. PHRI sendiri merupakan suatu organisasi yang berorientasi kepada pembangunan dan peningkatan kepariwisataan melalui bidang jasa perhotelan dan restoran di Indonesia.

Direktur Utama PT Patra Jasa Hari Tjahya Wibowo dan GM Patra Comfort Bandung Endang L, menerima penghargaan The Best 3-Star Hotel untuk Patra Comfort Bandung dalam acara tersebut. Bahkan, Anugerah PHRI 2019 turut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.

"Penghargaan ini membuktikan bahwa Patra Jasa telah mengelola hospitality melalui hotel Patra Comfort Bandung secara lebih modern dan lebih baik," kata Hari Tjahya Wibowo.

Patra Comfort Bandung merupakan salah satu hotel yang strategis di Bandung, berlokasi di Jalan Ir H Djuanda (Dago). Hotel ini memiliki 85 kamar dan 2 fasilitas meeting. Saat akhir pekan, Patra Comfort Bandung menjadi pilihan traveler yang datang berlibur dari Jakarta.

"Penghargaan ini memberikan semangat dan motivasi kepada kami untuk lebih maju dan berkembang sebagai the best hotel di Indonesia," tutup Hari Tjahya Wibowo.

Gunungkidul Adopsi Smart City dan Siapkan e-tourism

Pemkab Gunungkidul akan membangun smart city pada tahun 2019. Untuk sektor pariwisata akan diluncurkan e-tourism. Info wisata sampai tiket, bisa dicari di internet.

Kepala Bidang (Kabid) Layanan Informatika, Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Gunungkidul, Kelik Yuniantoro menjelaskan, e-tourism adalah produk dari pemanfaatan smart city di sektor pariwisata. Menurut Kelik, dengan adanya e-tourism, Pemkab berharap dapat memajukan sektor pariwisata di Kabupaten Gunungkidul.

"Dengan e-tourism itu kami ingin wisatawan dilayani sebelum datang ke tempat-tempat wisata. Jadi wisatawan akan kami suguhi tempat-tempat wisata dalam platform digital, nanti di dalamnya juga ada e-tiketing, e-hotel, e-kuliner, e-transport yang memudahkan wisatawan saat berkunjung ke Gunungkidul," ujarnya kepada wartawan saat ditemui di ruang rapat Bupati, komplek perkantoran Pemkab Gunungkidul, Kamis (14/2/2019).

Lanjut Kelik, e-tourism juga sebagai upaya Pemkab Gunungkidul agar dapat berinteraksi dengan wisatawan yang datang. Di mana interaksi tersebut dapat menunjang sektor pariwisata di Gunungkidul.

"Gini, jadi kalau pakai e-tourism kan bisa dilihat mana tempat wisata yang paling banyak diminati. Terus kelihatan mana (tempat wisata) yang tidak diminati itu disebabkan apa, dan nanti dari OPD terkait jadi bisa memperbaikinya," katanya.

Selain itu, dengan adanya e-tourism, Pemkab tidak lagi berorientasi berapa jumlah wisatawan yang masuk ke Gunungkidul, tapi berubah jadi apa yang dirasakan para wisatawan saat berkunjung ke Gunungkidul. Dengan itu, sektor pariwisata dapat lebih berkembang lagi.

Disinggung mengenai kapan realisasi e-tourism tersebut, Kelik menyebut saat ini Pemkab tengah menyelesaikan insfratruktur pendukung smart city. Meski demikian, ia menilai bahwa e-tourism dapat mulai berjalan tahun depan.

"Paling tidak insfrastruktur dapat kita selesaikan pada tahun 2019 sampai awal 2020, dan kita targetkan 2020 dapat berjalan semua," ujarnya.

Dua Air Terjun Sejajar di Jawa Tengah, Cakep Juga!

Jawa Tengah punya banyak air terjun yang menawan. Salah satunya Curug Sejajar di Pemalang, sesuai namanya ada dua air terjun yang sejajar.

Curug Sejajar merupakan air terjun yang berada di Desa Badak, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Lokasi ini bisa ditempuh dalam waktu 30 menit dari akses jalan Belik-Purbalingga menuju akses jalan Belik-Watukumpul, atau 1,5 jam perjalanan dari pusat kota Pemalang.

Banyak yang menyebut Curug Sejajar sebagai air terjun yang terindah di kabupaten tersebut. Karena di satu lokasi, terdapat dua aliran air terjun yang saling bersebelahan dengan arus yang tak begitu besar dan dasar cerukan yang dangkal.

Tempatnya yang masih alami di antara bukit dan persawahan tentu menambah daya tarik sejumlah traveler. Karena belum dikelola secara resmi para pengunjung pun bisa menitipkan kendaraannya di beberapa rumah warga, untuk selanjutnya berjalan sekitar 15 menit menuju lokasi dengan melewati persawahan.

Treknya sendiri berupa jalanan kecil di antara persawahan (bedeng), sehingga saat hujan akan becek dan licin. Sedikitnya tanjakan menuju lokasi tak akan banyak memakan tenaga.

Di tengah perjalanan, keindahan air terjun sudah bisa dirasakan, tampak air yang berjatuhan dari sebuah bukit, menjulang tinggi, dan saling bersisian. Ini tentu sangat memanjakan mata para traveler.

Saat berada di lokasi, suasana begitu syahdu, jutaan butir air jatuh menghujam ke bumi dari aliran kali kecil di atas bukit. Kedua air terjun saling memberikan iramanya masing-masing.

Tak hanya memiliki air terjun yang berjejer, Curug Sejajar juga memiliki keunikan berupa aliran bertingkat yang tentu menambah eksotisme air terjun ini. Aliran yang tenang dan kondisi dasar air yang dangkal juga tidak begitu membahayakan para traveler, namun diusahakan tetap berhati-hati.

Keheningan pun akan terasa di lingkungan Curug Sejajar karena sepinya pengunjung yang bisa dihitung dengan jari.

Mungkin inilah kelebihan dari suatu tempat wisata alam yang belum dikelola secara resmi, di mana minimnya akses membuat banyak orang sungkan untuk mengunjunginya. Tentu saja yang beruntung untuk melihat keindahan alam tersebut adalah mereka yang berani datang dengan segala kondisi yang ada.

Namun dengan tidak hadirnya pemerintah untuk mengelola Curug Sejajar , maka tempat ini pun bisa disalahgunakan oleh pihak tertentu untuk melakukan sejumlah pungutan yang kurang wajar bagi para pengunjung.

Sehingga perlu adanya pembinaan dari Pemerintah Kabupaten Pemalang khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya potensi wisata di daerahnya sekaligus mengembangkan kegiatan pariwisata secara bersama.

Bukan di Belanda, Ini di Aceh

Liburan ke Aceh rupanya tidak selalu untuk berwisata tsunami, religi, sejarah atau alam baharinya yang cantik. Bersama keluarga, Anda dapat mengisi hari libur di Taman Rusa di Aceh Besar dengan beberapa wahana yang tersedia.

Untuk menambah tujuan wisata Anda di Aceh Besar, kini Taman Rusa semakin komplit untuk di kunjungi. Tempat wisata ini telah mempercantik diri dengan ditambahi koleksi berbagai hewan dan unggas di kebun binatang mininya seperti rusa ,burung merak, buaya bahkan beruang juga ada.

Selain lokasinya yang tenang dan lebih alami, Taman Rusa ini juga memiliki berbagai permainan anak yang aman digunakan. Wahananya bervariasi dari Bianglala, kereta, sepeda, kolam renang dengan wahana airnya yang makin komplit.

Terletak di Desa Lamtanjong, Sibreh yang berjarak sekiat dua puluh menit perjalanan darat dari Kota Banda Aceh lokasi ini juga punya kincir pajangan kincir angin seperti di Belanda yang menjadi lokasi foto-foto para pengunjung.

Tak sedikit juga masyarakat hingga wisatawan yang mengajak keluarga untuk berwisata ke Taman Rusa ini. Kehadiran taman ini pun pilihan destinasi wisata di Aceh khususnya di Aceh Besar ini.

Tempat yang Luar Biasa Cantik di Raja Ampat Bernama Misool

Kecantikan Raja Ampat sebagai destinasi wisata sudah mendunia. Ada satu tempat di sana yang akan bikin jatuh cinta, Misool namanya.

Salah satu pulau di Raja Ampat yang tersohor dengan keindahan alamnya yaitu Pulau Misool. Menempuh perjalanan selama 4 jam dari Sorong, Misool menyuguhkan pesona Landscape dan bawah lautnya yang begitu indah. Perasaan rindu tersengit seketika saat menulis cerita ini kembali, rindu nya yang membuat setengah mati akan keindahan panorama yang begitu cantik dan menggoda untuk di selami.

Keindahan Raja Ampat sudah tersohor ke berbagai sudut penjuru dunia, menjadi primadona bagi traveller yang haus untuk menaklukan pesona keindahan bawah lautnya. Hal ini lah yang membuat jiwa penjelajah saya tertarik untuk mencicipi keindahan Raja Ampat. Raja Ampat berada di Provinsi Papua Barat, terdapat empat pulau terbesarnya yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati dan Pulau Batanta.

Kota Sorong, Papua Barat menjadi gerbang pintu masuk ke Raja Ampat. Saat ini sudah banyak maskapai penerbangan yang mengadakan penerbangan langsung ataupun tidak langsung ke Sorong. Tiket pesawat saya dapatkan dari aplikasi Tiket.com, dimana saat itu sedang ada promo tiket pesawat. Selain tiket pesawat, saya juga memesan hotel melalui aplikasi tiket.com #semuaadatiketnya.

Jam 7 pagi kala itu, saya dan traveller lainnya yang mengikuti open trip 4 hari 3 malam ke Misool sudah berkumpul di Pelabuhan Rakyat Sorong. Kapal penumpang yang kami naik sangat nyaman, karena ada Ac dan fasilitas VIP, sehingga kalau kalian kurang tidur, bisa berisitirahat di dalam kapal tersebut. Perjalanan mengarungi lautan luas menuju Pulau Misool selama 4 jam, tepatnya di pelabuhan Kampung Yellu.

Selama empat hari kami tidur di Homestay yang bernama Yefgag, dari Yellu kami menaiki mini speed boat yang terbuat dari kayu selama 5 menit. Fasilitas yang dimiliki adalah kamar Ac dan Non AC, mendapatkan sarapan pagi, makan siang dan makan malam dan yang paling utama adalah pantai yang terdapat di depan Homestay. Pantai ini cantik sekali, kalian bisa menikmati Sun Set dan berenang serta snorkling. Pesona bawah lautnya juga tidak kalah dengan spot spot lainnya di Raja Ampat.

Selama 2 hari, kami mengunjungi berbagai spot menarik di Kepulauan Misool dengan menggunakan mini speed boat. Deburan ombak yang terhantam speed boat kami, menjadi iringan musik yang menentramkan hati selama perjalanan. Laut Biru dan berbagai bukit batu kecil menjadi pemandangan setiap detik kami. Sekali-kali kami melewati perairan yang dangkal dan terlihat keindahan bawah lautnya. Terumbu karang yang berjajar rapi, menjadi tempat ikan bersembunyi dan menari. Arrghh tersengit perasaan rindu saat menuliskan cerita ini kembali.

Selama di Misool kami mengunjungi berbagai spot-spot menarik seperti Goa Keramat, Goa Tengkorak, Telapak Tangan Sumbayo, Puncak Harfat, Yapap, Danau Ubur-Ubur, Pantai Namlol, Puncak Balbulol, dan yang paling indah adalah Karawapop atau yang biasa di sebut Telaga Love. Aktifitas yang kami lakukan adalah snorkling, foto-foto di tepi pantai, mendaki bukit untuk mencapai panorama terbaik dan yang paling penting adalah berbagi pengalaman dengan traveller lainnya tentang berbagai tempat yang telah dikunjungi.

Sungguh, Wae Rebo Bikin Rindu (2)

Untuk menuju ke Wae Rebo, kalian harus menuju kota Labuan Bajo. Penerbangan dari Jakarta menuju kota Labuan Bajo ditempuh dalam waktu 2 jam 20 menit dengan perbedaan waktu 1 jam lebih cepat di Labuan Bajo. Saya membeli tiket penerbangan tersebut dan tiket hotel di Labuan Bajo dari aplikasi tiket.com, dijamin murah dan banyak promonya.

Sampai di Labuan Bajo, saya dan teman teman menyewa mobil untuk menuju Wae Rebo, tentunya kalau urusan sewa mobil, nggak perlu repot, tinggal satu aplikasi aja di tiket.com, #semuadatiketnya. Perjalanan menuju Wae Rebo seharusnya menempuh waktu kurang lebih 6-7 jam untuk sampai pada Desa Denge, tempat perhentian mobil terakhir. Tapi kali ini, kami mencoba jalur alternatif yaitu menggunakan jalur pesisir laut Flores dengan waktu tempuh 4-5 jam, lumayan lah yah menghemat waktu 2 jam.

Sampai di Desa Denge, kami beristirahat sejenak di homestay setempat, sambil menikmati kopi dan teh dan juga meluruskan kaki yang sedari tadi bertekuk minta ampun selama empat jam. Di homestay ini, kami sekalian mengadakan briefing singkat mengenai perjalanan ke atas menuju Wae Rebo.

Perjalanan yang akan ditempuh sejauh 7 km dengan berjalan kaki, dengan estimasi waktu sekitar 3 jam dari Desa Denge. Tapi jangan sedih dulu, sekarang, kalian dapat menggunakan ojek motor selama 10 menit untuk menempuh jarak 2 km awal, sehingga dapat menghemat waktu 1 jam, lumayan banget kan, harga ojek motor tersebut sebesar Rp 50.000.

Setelah menggunakan jasa ojek motor lokal, kami sampai di Pos Satu. Here we go, perjalanan dimulai. Sesungguhnya tidak ada yang mustahil buat kalian yang emang belum pernah trekking jalan kaki di gunung seperti ini, yang penting kalian harus tetap semangat.

Jalan setapak di sini gampang karena memang sudah ada jalurnya yang memang sudah dibuat, jadi kalian hanya tinggal menelusuri jalur tersebut aja, tapi tantangannya adalah jalurnya kebanyakan menanjak.

Kalo kamu mencium bau kopi, artinya perkebunan kopi telah dekat, dan itu menandakan bahwa tinggal 15 menit lagi perjalanan kamu menuju Rumah Kasih Ibu. Rumah Kasih Ibu adalah pintu gerbang menuju Desa Wae Rebo. Pimpinan rombongan diwajibkan membunyikan alat musik tabuh yang telah disediakan. Itu adalah adat istiadat bagi tamu yang akan memasuki wilayah Wae Rebo, yang artinya warga Wae Rebo akan mempersiapkan upacara adat penghormatan leluhur bagi tamu yang memasuki kawasan Wae Rebo.

Memasuki wilayah Desa Wae Rebo, kami diwajibkan mengikuti upacara adat penghormatan leluhur di rumah induk yaitu Rumah Gendang. Kami dilarang mengambil gambar melalui handphone ataupun kamera sebelum mengikuti upacara adat ini. Tenang ajah, upacara adatnya nggak ribet kok, Petuah di Wae Rebo hanya meminta izin kepada leluhur mereka Waeluu supaya mengizinkan para tamu untuk menginap di tanah Wae Rebo.

Terdapat tujuh rumah adat di desa Wae Rebo, satu diantara nya adalah Rumah Induk yaitu Rumah Gendang. Dinamakan rumah gendang karena di rumah induk ini sebagai rumah penyimpanan alat musik tradisional Wae Rebo yaitu Gendang dan Gong. Di rumah Induk ini terdapat 8 Kepala Keluarga yang mewakili 8 garis keturunan Wae Rebo.

Biaya menginap di Wae Rebo sebesar Rp 225.000, di mana biaya ini dipergunakan untuk kelestarian budaya dan masyarakat setempat. Semua tamu yang bermalam di Wae Rebo tidur di rumah ini secara berbarengan. Tempat tidur yang hanya beralaskan anyaman tikar, bantal dan selimut sudah di sediakan.

Walaupun hanya bermodalkan tikar, dijamin tidur kalian pasti nyeyak, karena telah menempuh perjalanan yang panjang, dan suasana sejuk di Wae Rebo yang bikin kalian pasti rindu. Fasilitas toilet di Wae Rebo bersih, ada kloset duduk, jadi tidak perlu khawatir.

Berbagai aktifitas pada siang dan sore hari di Wae Rebo, kalian bisa menikmati keindahan desa yang begitu tentram, aktivitas tradisional warga Wae Rebo, seperti menenun dan bertani kopi. Selain itu, di sini juga disiapkan arena bulu tangkis buat kamu bermain bersama warga sekitar dan tamu yang lainnya.

Selain karena pesona keindahan desa Wae Rebo, alasan lain wisatawan datang ke sini karena ingin melihat Milky Way. Karena kemampuan fotografi saya yang masih dangkal, saya belum bisa menangkap momen Milky Way di Wae Rebo. Tapi jangan sedih, Google saja yah dengan keyword Milky Way di Wae Rebo, dijamin hasrat petualang kalian akan menggebu.

Luapan kebahagiaan dan kedamaian dalam hati, saya rasakan tiada taranya. Melihat suasana nyaman, damai, sejuk, terlebih lagi harmonisasi yang terpancar di antara karakter pribadi-pribadi yang berbeda di Wae Rebo.

Bukan hanya wisatawan lokal saja, dari mancanegara pun ada di Wae Rebo. Kami bertegur sapa dengan wisatawan dari Australia, Malaysia dan Eropa. Mengesankan bisa berbagi cerita kebahagiaan mengenai perjalanan menuju berbagai daerah di dunia, dan terlebih lagi berbagi cerita di Wae Rebo.