8 Bulan silam, gempa hebat terjadi di Lombok sampai ke Gili Trawangan. Namun bagi bule asal Chile ini, mereka tidak takut bencana.
Agustus 2018 kemarin, Lombok dihantam gempa 7 SR. Dampaknya sampai ke pulau-pulau kecilnya di lepas daratan utama, seperti Gili Trawangan. Penginapan dan restoran hancur, semua turis langsung dievakuasi.
Kini 8 bulan pasca gempa tersebut, kondisi Lombok telah pulih. Gili Trawangan pun sudah bergeliat lagi, ramai kunjungan turis mancanegara yang mau menikmati pesona alamnya.
Saat ke Gili Trawangan baru-baru ini, saya bertemu dengan 2 bule asal Chile. Valentin dan Daniela namanya, yang sedang asyik duduk. Mereka mengaku datang ke Gili Trawangan karena keindahan pantainya.
"Lautan di sini bergradasi, cantik sekali. Kami bisa liburan dengan santai," kata Daniela.
Saya bertanya kepada mereka soal bencana gempa di Lombok. Valentin berujar, dia tahu soal berita tersebut. Namun baginya, kini kondisinya baik-baik saja dan tidak ada masalah.
"Kami tidak takut bencana, sebab bencana alam seperti gempa bumi bisa terjadi di mana saja bukan cuma di Lombok. Itu memang tidak bisa dihindari, hanya saja bagaimana untuk mengantisipasi dan menanggulanginya," papar Valentin.
Valentin berpesan, semoga pemerintah Indonesia lebih siap menghadapi bencana alam. Dia tahu Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang aktif yang sewaktu-waktu bisa menyebabkan bencana alam.
"Seperti di Krakatau kemarin, itu beritanya sangat heboh sampai di negara kami," tutupnya.
Kursi Pesawat Dipasangi Kamera Pengawas, Bolehkah?
Bolehkah maskapai memasang kamera pengawas di kursi pesawat? Hal ini tentu jadi polemik bagi penumpang.
Melansir CNN Travel, Selasa (5/3/2019), Anda mungkin kehilangan sedikit privasi jika kursi dalam kabin pesawat dipasangi kamera pengintai. Bagaimana tidak, Anda sudah terbang di ruang kecil dengan ratusan orang tapi masih belum bisa makan, tidur dan bersantai dengan enak.
Pada bulan Februari salah satu penumpang Singapore Airlines, istri dari Vitaly Kamluk menemukan kamera pengintai itu dan menunjukkan kepadanya. Ia melihat sensor tak biasa di bawah layar hiburan dalam pesawat (IFE).
"Dia merasakan ketidaknyamanan ketika ada mata digital memandangnya. Saya percaya itu adalah reaksi yang umum dari penumpang," kata Kamluk kepada CNN Travel.
Kamluk menduga itu adalah kamera. Ia kemudian memotret dan mengunggahnya ke Twitter seraya menandai Singapore Airlines dengan harapan mendapat jawaban.
"Saya benar-benar cukup terkejut melihat sesuatu seperti kamera dan sebagai ahli keamanan saya bisa membayangkan banyak skenario penyalahgunaan sensor seperti itu yang mengapa saya memutuskan untuk membunyikan bel," katanya.
Postingan Kamluk dengan cepat menarik reaksi di media sosial. Termasuk Singapore Airlines merespons, menjelaskan bahwa di sistem hiburan dalam pesawat yang terbaru memang ada penyematan kamera dan menekankan bahwa kamera ini dinonaktifkan.
"Kamera-kamera ini dinonaktifkan secara permanen di pesawat kami dan tidak dapat diaktifkan di atas pesawat," ujar Singapore Airlines.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar