Selasa, 25 Februari 2020

Kini Kamu Bisa Bawa Sepeda ke Dalam Kereta Api

PT KAI kini membolehkan penumpang untuk membawa sepeda ke dalam kereta. Satu penumpang membawa satu sepeda yang telah dilipat atau dalam kondisi tak dirakit.

Kereta api menjadi alternatif transportasi darat yang banyak dipilih untuk berlibur. Selain karena lebih cepat dibandingkan bus, ada kelebihan lain yang dimiliki kereta api. Salah satunya soal bagasi.

Sebelum naik ke kereta, penumpang akan diminta menghubungi kondektur untuk membantu penempatan penyimpanan sepeda karena saat ini belum ada tempat khusus.

"KAI memahami kebutuhan sekaligus menjamin kenyamanan perjalanan para pengguna jasanya sehingga ditetapkan aturan tentang bagasi tersebut," ujar VP Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI), Agus Komarudin dalam keterangan tertulis, Kamis (21/2/2019).

Ia menjelaskan KAI menetapkan bahwa setiap penumpang diberikan bagasi gratis sampai berat maksimum 20 kg dengan volume maksimum 100 dm3 (dimensi maksimal 70x48x30 cm) dan sebanyak-banyaknya terdiri dari empat koli (item bagasi).

Jika saat boarding di stasiun penumpang diketahui membawa bagasi yang melebihi ketentuan tersebut, maka dikenakan biaya sebesar Rp 10 ribu per kg untuk kelas eksekutif, Rp 6.000 per kg untuk kelas bisnis, dan Rp 2.000 per kg untuk kelas ekonomi. Sementara untuk barang yang lebih besar dari 200 dm3 (dengan dimensi maksimal 70x48x60 cm) tidak diperbolehkan dibawa ke kabin penumpang.

Menurut Agus kebijakan bagasi ini diberlakukan tidak hanya menyangkut kenyamanan penumpang, namun juga keselamatan dan kelancaran operasional moda transportasi yang digunakan.

Selain sepeda, masyarakat juga dapat membawa serta kursi roda, bahkan kereta dorong bayi ke dalam kabin penumpang dengan gratis selama masih sesuai dengan standar yang diberlakukan.

"Bahkan untuk barang-barang tertentu seperti peralatan musik atau olahraga yang melebihi ketentuan ukuran namun dianggap pantas untuk dibawa ke dalam kereta, dapat dibawa ke dalam kereta dengan membeli seat tambahan untuk meletakkan barang tersebut, tentunya selama tidak mengganggu keselamatan dan kenyamanan penumpang lain," jelasnya.

Agus pun menjelaskan dengan adanya ketentuan bagasi ini tak heran jika nantinya mulai menjamur tren traveling dengan sepeda atau menutup perjalanan bisnis dengan aktivitas bersepeda, karena membawa sepeda dengan KA mudah dan gratis selama sesuai ketentuan. 

Sampah Plastik Masih Dominasi Gunung dan Taman Nasional

 Indonesia menyambut Hari Peduli Sampah Nasional pada hari ini, Kamis (21/2). Sampah plastik masih jadi masalah besar di gunung dan taman nasional di Indonesia.

Dalam press release yang diterima detikTravel dari Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK), Kamis (21/2/2019), soal sampah di gunung dan taman nasional masih mendapat perhatian dalam Rapat Kerja Nasional, Pusat dan Daerah, serta Launching Gerakan Indonesia Bersih yang bertempat di KemenLHK, Manggala Wanabakti, Jakarta, Kamis (21/2/2019).

Dibuka oleh Menko Kemaritiman, Luhut B Pandjaitan, ia menyoroti akan pentingnya gerakan Revolusi Mental Kebersihan serta manfaat dari hidup sehat. Menteri KLHK, Siti Nurbaya masih menyoroti perihal sampah plastik di Indonesia yang jadi perhatian nasional mau pun internasional.

"Perhatian nasional dan internasional pada sampah juga tertuju pada sampah plastik, dengan segala potensi akibatnya kepada manusia dan satwa. Sampah plastik di laut ukuran mikro atau marine debris sangat berbahaya karena menganggu kesehatan apabila debris masuk dalam pencernaan ikan dan masuk dalam sistem rantai pangan. Pemerintah Indonesia bertekad untuk kita bersama dapat mengatasi masalah sampah laut dan plastik di Indonesia," ujar Siti.

Berdasarkan paparan dari KemenLHK yang bertajuk 'Pengelolaan Sampah Sektor Lingkungan Hidup dan Kehutanan,' sampah plastik adalah sampah yang dominan dihasilkan di destinasi wisata seperti TN Bromo Tengger Semeru (Data Non Fisik Adipura 2015-2016-red). Sampah plastik banyaknya sebesar 56%, dibandingkan sampah organik yang hanya sebesar 14%.

Sampah lain yang mengotori gunung dan taman nasional Indonesia adalah sampah kertas (12%), kaca (7%), kain (6%) dan sampah B3 (5%).

Sedangkan apabila dilihat dalam skala nasional, lebih dominan sampah organik sebesar 57%. Sedangkan sampah plastik adalah sebesar 15%. Walau begitu, sampah plastik tetap jadi momok di tempat wisata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar