Rabu, 19 Februari 2020

Menengok Latihan Gamelan Jelang Pawai Ogoh-ogoh di Bali

 Satu hari sebelum Nyepi, umat Hindu di Bali akan menggelar pawai ogoh-ogoh. Tahun ini ada pelarangan sound system sebagai musik pengiring, hal itu menjadikan tantangan bagi anak muda untuk mengaransemen gamelan.

Seperti apa latihannya?

Alunan musik gamelan rancak terdengar dari Banjar Jematang, Dauh Puri Kauh, Denpasar Barat, Minggu (3/2/2019) malam. Terlihat sejumlah anak-anak duduk bersila mengelilingi seorang pengendang.

Mereka terlihat sibuk memainkan ceng-ceng, reong, kempur hingga kajar mengikuti irama kendang. Salah satunya, Dewa Sangputu Widyarsana Nugraha (11) siswa kelas 5 SD itu terlihat semangat memukul reong mengikuti irama kendang.

"Lebih seneng main gamelan daripada game, karena lebih bermanfaat. Main reong itu susah-susah gampang," cetus Dewa.

Dia juga mengaku bersemangat latihan gamelan karena dilibatkan untuk iringan pawai ogoh-ogoh Bima Bhaksa yang dibuat para seniornya di Banjar. Apalagi, Dewa mengaku mengidolakan tokoh Bima yang berhasil mengalahkan raksasa kembar Rukmuka dan Rukmakala itu.

"Seneng, ogoh-ogohnya bisa muter. Paling suka Bima karena pemberani," cetusnya.

Ogoh-ogoh Banjar Jematang ini memiliki tinggi 4,5 meter dan berbobot sekitar 300 kg. Uniknya ogoh-ogoh ini bisa berputar dan bergerak-gerak menggunakan sensor suara dari ponsel yang disambungkan dengan bluetooth.

Misalnya dengan perintah 'Hidupkan Bima' kepala Bima itu bisa bergerak menoleh ke kanan dan kiri. Begitu juga dengan perintah 'putar' ogoh-ogoh itu bisa berputar hingga 360 derajat.

"Pembuatannya mulai 4 Desember hingga 27 Februari, dibuat sama Seka Teruna Satwika dibantu anak-anak juga. Mereka bantu nempel kertas koran, sama gamelan biar sejak kecil ada kecintaan sama kegiatan Banjar dan (budaya) ogoh-ogoh," ujar Ketua Panitia Ogoh-ogoh Banjar Jematang, AA Ngurah Tresna Adnyana.

Seperti Dewa, anak-anak lainnya juga antusias menanti pawai ogoh-ogoh yang bakal digelar Rabu (6/3) mendatang. Seperti tahun sebelumnya, pawai ogoh-ogoh di Kota Denpasar akan dipusatkan di titik nol kilometer atau Patung Caturmuka.

Mau Bermain di Taman Safari Terluas Se-Asia, Jawa Timur Tempatnya

Bingung mau kemana menghabiskan waktu libur akhir pekan? Kamu bisa ajak keluarga kamu berkunjung ke Taman Safari Prigen untuk berkenalan dengan Wally, seekor walabi yang imut dan lucu.
Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Peribahasa tersebut sangat cocok untuk mendeskripsikan Taman Safari Indonesia II yang berada di Prigen, Jawa Timur ini. Selain berperan sebagai area rekreasi, tempat ini juga digunakan untuk belajar mengenai kehidupan hewan di habitat aslinya.

Kawasan ini merupakan suaka margasatwa yang terletak pada ketinggian 800 mdpl di lereng Gunung Arjuna dengan luas mencapai 350 hektar. Tempat inilah yang paling direkomendasikan sebagai wisata alam untuk bertemu satwa-satwa eksotik di Jawa Timur.

Satwa yang ada di sini dilindungi, agar tidak punah keberadaannya. Misalnya ada orangutan dan gajah Sumatra yang populasinya semakin menurun dari tahun ke tahun. Uniknya lagi, taman safari ini menghadirkan satwa beserta habitat dari 5 benua sekaligus. Jadi kamu tidak perlu berkeliling dunia lagi untuk bertemu hewan-hewan yang ada di benua Afrika, Asia, Eropa, Australia dan Amerika.

Di Taman Safari Prigen ini hewan-hewannya tidak berada di dalam kandang sehingga menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi pengunjung. Benar-benar nuansa yang berbeda dari kebun binatang lainnya di Indonesia. Oleh sebab itu, wisatawan yang ingin menikmati kawasan ini harus menggunakan mobil pribadi atau bus safari yang disediakan pihak pengelola. Namun untuk zona tertentu, sobat traveler masih bisa berinteraksi dengan hewan tanpa harus menggunakan kendaraan. Kamu bisa berjalan kaki sambil menikmati sejuknya udara pegunungan di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar