Sabtu, 29 Februari 2020

Tahu Nggak? Bandara Sultan Hasanuddin Pernah Ganti Nama Empat Kali

Bandar Udara (Bandara) Internasional Sultan Hasanuddin saat ini menjadi bandara utama penghubung Kota Makassar dengan daerah lain, termasuk luar negeri. Namun di balik besarnya Bandara Internasional Sultan Hasanuddin saat ini, tersimpan sejarah yang menarik.

Sebelum namanya menjadi Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, bandara ini mengalami proses penggantian nama hingga empat kali. Namun sebelum ini perlu diketahui bandara ini dibangun Pemerintah Hindia Belanda pada 1935 dengan nama Lapangan Terbang Kadieng.

Dikutip detikTravel dari berbagai sumber, pergantian nama pertama terjadi ketika Jepang berkuasa di Indonesia, tepatnya pada 1942. Saat itu pemerintah pendudukan Jepang mengubah nama Lapangan Terbang Kadieng menjadi Lapangan Terbang Mandai. Kadieng maupun Mandai merupakan nama daerah di Maros, tempat bandara ini berada.

Kemudian pergantian nama kedua terjadi ketika adanya alih kelola bandara ke Pemerintah Indonesia, yaitu pada 1950. Saat itu pemerintah Indonesia mengubah nama bandara dari Lapangan Terbang Mandai menjadi Pelabuhan Udara Mandai, disertai dengan perpanjangan landasan pacu.

Selanjutnya pergantian nama ketiga terjadi pada 1980, yaitu nama Pelabuhan Udara Mandai diganti menjadi Pelabuhan Udara Hasanuddin. Selain pergantian nama, dilakukan juga perpanjangan runway 13-31 menjadi 2.500x45 meter.

Terakhir, pada 2004 bandara ini kembali dilakukan perluasan dan pengembangan yang prosesnya selesai pada 2008. Selain peresmian kembali, Pelabuhan Udara Hasanuddin juga kembali berganti nama menjadi Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin. Adapun penambahan kata 'Sultan' dimaksudkan agar nama Hasanuddin jelas mengarah pada sosok pahlawan nasional Sultan Hasanuddin.

Dengan segala pengembangan yang dilakukan, kini Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin telah menjadi salah satu bandara yang cukup sibuk, terutama pada saat momen-momen tertentu, misalnya Idul Fitri.

Pertumbuhan ini pun berdampak pada transportasi lainnya di sekitar bandara. Grab, sebagai penyedia jasa transportasi online bahkan mencatat perjalanan Grab menuju Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin pada 2018 mencapai angka lebih dari 250 ribu perjalanan.

Marketing Director Grab Indonesia, Mediko Azwar pun mengatakan tingginya angka pesanan menuju bandara ini menunjukkan bahwa Grab menjadi sarana transportasi intermoda yang memberikan opsi yang praktis dan efisien bagi para pengguna jasa angkutan udara.

"Pencapaian pada tahun 2018 ini memacu Grab sebagai O2O mobile platform terkemuka di Indonesia untuk meningkatkan pengalaman pelanggan kami dalam memajukan industri pariwisata di Indonesia pada 2019," ujarnya dalam keterangan tertulis.

My Trip My Adventure: Maria Selena & Syamsir Alam Eksplor Bali

Kamu pikir Bali cuma begitu-begitu saja? Kamu mesti lihat nih, bagaimana Maria Selena dan Syamsir Alam bertualang di Bali dalam My Trip My Adventure.

My Trip My Adventure akan kembali hadir pada Sabtu, 16 Februari 2019 mendatang, pukul 08.30 WIB. Dua host MTMA yaitu Syamsir Alam dan Maria Selena akan bertualang seru di Bali.

Ini adalah perjalanan seru dan baru! Mereka akan menjelajah pantai baru dan hits di Nusa Penida yaitu Diamond Beach dengan berenang-renang dan main games bersama warga lokal.

Mereka juga naik mobil VW melewati view persawahan dan hutan menuju start point rafting. Dari situ mereka seru-seruan main arung jeram.

Tidak lupa mereka snorkeling di Gamat Bay dan berjumpa ikan-ikan yang cantik dan mempesona. Yang juga seru adalah Maria Selena dan Syamsir ngetrail di Black Lava, Gunung Batur bareng komunitas.

Petualangan di Bali makin lengkap dengan mencoba watersport flyboard di Tanjung Benoa. Jangan lupa menonton episode terbaru MTMA akhir pekan ini ya! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar