Ketika Bali berwacana soal wisata halal, NTB malah berwacana wisata medis. Namun, identitas wisata halal yang melekat, disebut lebih cocok di sana.
Keterbatasan sumberdaya dan belum siapnya infrastruktur menjadi sebagian dari kendala Pemprov NTB yang ingin menerapkan medical tourism di daerah yang terlebih dahulu menyandang label halal tourism.
Salah satu program yang dicanangkan Gubernur NTB Zulkieflimansyah ingin membuat medical tourism di pulau Lombok, dinilai belum tepat. Program medical tourism itu dikritisi dan mencuat saat PDI-P melontarkan pandangan umum fraksi pada rapat paripurna DPRD NTB atas 4 rancangan Perda prakarsa Pemprov NTB.
Bermula saat dr Syamsul Hidayat yang pada mutasi jabatan sebelumnya telah dilantik menjadi sekretaris di Dinas Pariwisata NTB. Ketua Fraksi PDI-P DPRD NTB, Ruslan Turmuzi mengatakan kebijakan Pemprov dengan adanya medical tourism yang ingin diterapkan di Lombok itu mencoba mencontoh seperti yang sudah ada di negara Singapura dan Malaysia.
"Apa kira-kira yang akan dipromosikan oleh pemerintah provinsi ini terkait dengan medical tourism itu. Semestinya kita fokus saja pada apa yang menjadi tujuan berwisata ke Lombok ini, wisata pantai, alam, budaya," ujar Ruslan kepada detikTravel, Selasa (26/2/2019).
Anggota Komisi IV DPRD NTB ini juga menilai keterbatasan infrastruktur yang dimiliki dengan kurangnya sumberdaya dokter spesialis dan rumah sakit bertaraf internasional jadi kendala utama.
"Kebijakan seperti itu kan hanya untuk menghibur saja, karena sebagai alat pembenar kenapa dijadikan Sekretaris Dinas Pariwisata dokter, karena ingin seperti medical tourism itu," ungkapnya.
Namun belakangan terungkap dalam rentang waktu yang tidak lama setelah dilantik, Sekdis Pariwisata NTB yang berlatar belakang dokter itu dipindah tugaskan sebagai direktur di RSUD Kabupaten Lombok Utara.
Menurut dia, Pemprov NTB semestinya lebih fokus pada Lombok yang terlebih dahulu dikenal punya predikat dan prestasi sebagai wisata halal yang telah mendunia. Bukan pada program pengembangan pariwisata kesehatan.
"Ketika berbicara medical tourism, maka tiga hal yang ditakuti di Lombok ini. Pertama hepatitis, kemudian yang kedua itu demam berdarah, yang ketiga rabies. Apa mungkin orang-orang luar itu akan berobat ke sini, sementara di daerah kita juga terjangkit banyak penyakit?" tanyanya.
Itinerari 7 Hari Jelajahi Tanah Mesir Sampai Puas
Mesir bisa menjadi destinasi liburan tahun ini. Apalagi jika traveler gemar wisata sejarah, Mesir merupakan jawaban yang tepat. Selain wisata sejarah, destinasi yang menyuguhkan hamparan daratan pasir luas ini juga punya destinasi dan atraksi wisata lain yang tak kalah seru.
Traveler akan dibuai dengan pemandangan yang indah dengan kemegahan bangunan kuno. Apalagi salah satu destinasi wisata di Mesir masuk daftar 7 Keajaiban Dunia, yaitu Great Pyramids di Giza.
Tertarik liburan ke Mesir? Intip itinerarinya berikut ini. Dijamin traveler mendapatkan pengalaman yang sangat berkesan.
Hari 1: Cairo
Mulai perjalanan ke Egyptian Museum yang merupakan tempat peninggalan barang-barang pada zaman mesir kuno. Setelah itu, kunjungi Great Pyramids of Giza, salah satu objek wisata yang masuk ke dalam daftar keajaiban dunia. Destinasi ini yang terdiri dari tiga piramida besar, yaitu Piramida Cheops, Chepren, dan Mycerinus serta tiga piramida kecil lainnya.
Selain piramida, traveler dapat melihat The Great Sphinx yakni patung yang berbentuk badan singa dan kepala manusia yang dipercaya sebagai patung penjaga piramida.
Hari 2: Cairo - Alexandria - Cairo
Pagi hari, traveler bisa mengunjungi Kota Alexandria. Kota terbesar kedua di Mesir ini menawarkan destinasi menarik yakni Montaza Palace, tempat peristirahatan Raja Fuad I pada musim panas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar