Lombok punya predikat destinasi wisata halal karena mendapat penghargaan dari luar negeri. Lalu, bagaimana pengelolaannya kini?
Selama dua kali berturut-turut di tahun 2015 dan 2016 brand halal disematkan kepada daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Penghargaan itu didapat dari negara Dubai pada ajang World Halal Tourism Award (WHTI).
"Pangsa pasar kita jelas besar, di tahun 2020 ada 159 juta wisman muslim dan expenditure atau besarnya pengeluaran wisman muslim 220 miliar dolar. Jika kurs 14 ribu, maka 1 miliar dolar sama dengan 14 trilliun rupiah," kata ketua komunitas Tourism Watch NTB, Idham Khalid saat berbincang dengan detikTravel, Jumat (1/3/2019).
Data yang disebut Idham itu bersumber dari Global Muslim Travel Index (GMTI). Jika merujuk dari angka perhitungan itu, Pemprov NTB mestinya lebih serius dengan segmen ini, karena melihat keuntungan besar dalam bisnis pengelolaan pariwisata halal ini cukup menjanjikan.
Berdasarkan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI), Lombok menduduki rangking pertama dari 10 provinsi di Indonesia yang mengelola wisata halal. Minat pasar global terhadap destinasi wisata halal ini pun cukup tinggi jika pemerintah daerah bekerjasama dengan pemerintah pusat mampu mengemas promosinya dengan baik.
Pariwisata halal juga membutuhkan manajemen yang baik dan pengelolaan secara profesional dari segi perencanaan, organisasi, aktualisasi dan kontrol yang bagus. Karena itu, Dinas Pariwisata di setiap kabupaten dan kota perlu membentuk tim percepatan pengembangan pariwisata halal (TP3H) seperti mengadopsi bidang manajemen wisata halal yang ada di Kemenpar.
"Kalau semua sudah disiapkan dengan baik dan profesional, mulai dari fasilitas hotel, restoran, atraksi, paket, destinasi yang halal dan dikelola secara khusus supaya tidak berbaur dengan yang wisata konvensional, barulah Lombok ini menjadi pariwisata halal yang sebenarnya," kata dia.
Japan Travel Fair 2019 Dibuka, Tiket Murah ke Jepang Mulai Rp 4,1 Juta
Jepang jadi salah satu destinasi favorit masyarakat Indonesia. Pameran wisata ke Negeri Sakura pasti ditunggu-tunggu, apalagi kalau ada promosi tiket murah.
Japan National Tourism Organization (JNTO) kembali menggelar Japan Travel Fair yang ke-11. Kali ini, digelar di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan mulai Jumat 1 Maret sampai Minggu, 3 Maret 2019 mendatang.
Izumi Amano, Executive Director JNTO Jakarta mengatakan Indonesia menjadi salah satu pasar besar Jepang dalam bidang pariwisata. Hal ini membuat Jepang menjadi langganan membuat gelaran wisata untuk menarik makin banyak orang Indonesia yang ingin ke Jepang.
"Indonesia jadi salah satu pasar yang banyak datang berwisata ke Jepang. Setiap tahun makin meningkat, bahkan ada di posisi 8 Asia," ujarnya saat pembukaan Japan Travel Fair di Kota Kasablanka, Jakarta, Jumat (1/3/2019).
Hal ini juga didukung oleh persentase kenaikan kunjungan turis Indonesia ke Negeri Sakura tersebut. Menurut data yang dimiliki JNTO, tahun 2018 kunjungan wisatawan Indonesia ke Jepang meningkatkan 12,7% atau dengan total junlah 400 ribu orang.
Izumi juga menambahkan, untuk menambah minat JNTO bekerjasama dengan sejumlah maskapai yang memiliki penerbangan ke berbagai wilayah Jepang.
"Beberapa airline yang ikut berartisipasi ada All Nippon Airways, Cathay Pacific Airways, Garuda Indonesia, Japan Airlines, dan Singapore Airlines," katanya.
Bukan hanya sekadar tiket pesawat murah, tetapi JNTO juga membuat berbagai booth atraksi yang langsung didatangkan dari Jepang untuk menarik wisatawan Indonesia.
"Selain harga murah, di sini kita juga tawarkan berbagai atraksi lewat pameran. Semuanya didatangkan langsung dari Jepang, dan langsung ada warga negara Jepang. Kita juga bikin misalnya photo booth, agar pengunjung juga bisa ikut merasakan serunya nuansa Jepang," ujarnya.
Nah, beberapa wilayah Jepang yang ditawarkan dalam pameran ini pun beragam. Traveler bisa mendapatkan tiket murah ke Jepang seperti ke Osaka mulai Rp 4,1 juta, Hiroshima Rp 5 juta, Tokyo Rp 5,4 juta dan beberapa wilayah lainnya. Tiket atraksi lain seperti JR Pass, tiket taman rekreasi hingga travel wifi juga tersedia di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar