Senin, 01 Juni 2020

Brasil Dapat Bantuan 2 Juta Obat Hidrokolorokuin dari AS

 Brasil kini menjadi negara kedua dengan kasus virus Corona COVID-19 terbanyak di dunia. Pada hari Minggu (31/5/2020), Kementerian Kesehatan Brasil mencatat 16.409 kasus baru yang membuat total pasien terinfeksi mencapai 514.849 orang.
Dengan kondisi seperti itu, Amerika Serikat (AS) dilaporkan memberikan bantuan dua juta obat hidroklorokuin untuk Brasil. Obat yang biasanya digunakan untuk malaria ini sering dipromosikan Presiden AS, Donald Trump, bermanfaat menyembuhkan pasien.

"Hidroklorokuin ini akan dipakai sebagai tindakan pencegahan untuk membantu perawat, dokter, dan tenaga medis Brazil melawan virus. Obat juga akan dipakai sebagai terapi bagi warga Brazil yang terinfeksi," kata Presiden Brasil Jair Bolsonaro seperti dikutip dari Reuters, Senin (1/6/2020).

Penggunaan klorokuin dan hidroklorokuin untuk pasien Corona sebetulnya tidak dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Alasannya karena riset yang dipublikasi di jurnal The Lancet membuktikan bahwa keduanya tidak menyembuhkan, malah meningkatkan risiko kematian.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) bahkan juga telah mengeluarkan peringatan penggunaan klorokuin dan hidroklorokuin untuk pasien Corona.

Libido Menurun Selama Pandemi Corona? Mungkin Ini Penyebabnya

Karantina mandiri demi menekan penyebaran penularan infeksi virus Corona COVID-19 tanpa sadar membawa perubahan terhadap dorongan seksual.
Sebagian orang merasa dorongan seksual menurun meski hampir 24 jam berada bersama pasangan. Sementara sebagian lainnya justru menjadikan aktivitas seksual sebagai 'obat' stres dan rasa bosan saat karantina.

Pakar seks Annabelle Knight mengatakan, stres bisa jadi penyebab atas menurunnya dorongan seksual yang dirasakan banyak orang. Stres mendorong produksi hormon kortisol yang dapat menekan hormon seks.

"Berhubungan intim saat Anda merasa cemas rasanya seperti menyuruh pikiran untuk multitasking. Itu sulit untuk dilakukan," kata Knight, melansir Metro Uk.

Pada kondisi ini, seseorang dihadapkan dengan dua hal menarik di sistem saraf yang sama, yaitu rasa cemas dan aktivitas seksual. Tak heran jika tarik menarik ini justru membuat Anda kesulitan untuk mendapatkan mood yang enak.

Tak hanya soal stres, penurunan dorongan seksual juga dipicu oleh keintiman yang mulai luntur. Hal ini menjadi sesuatu yang wajar terjadi saat masa karantina.

Psikolog Monika Dedus mengatakan, untuk sebagian pasangan, dua pekan awal masa karantina mandiri terasa seperti liburan berdua. Layaknya bulan madu, gejolak libido bisa meningkat.

Namun, perlahan aktivitas seks kemudian terasa tak lagi menarik dan membosankan. Hal itu pula yang mungkin berkontribusi terhadap penurunan keintiman.

Masa karantina mandiri memberikan dua pengaruh terhadap dorongan seksual. Di luar membuat dorongan seksual menurun, masa karantina mandiri justru membuat aktivitas seksual terasa seperti 'obat' dari stres yang dirasa.

Di saat seperti ini, banyak orang menggunakan aktivitas seksual sebagai sarana rekreasi. Selama masa pandemi, banyak orang mencari cara untuk meredakan stres atau ketegangan.

"Banyak orang memanfaatkan seks sebagai pembasmi stres," kata Knight. Aktivitas seksual, sebutnya, dapat menghilangkan rasa cemas. Aktivitas seksual, terutama saat orgasme, dapat melepas endorfin sebagai pelepas stres.
http://indomovie28.com/love-is-dead-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar